Ma’ruf Amin ‘Ceramahi’ Sandiaga Soal Tenaga Kerja Asing
Jakarta, LSISI.ID — Calon Wakil Presiden Ma’ruf Amin dalam debat ketigaPemilihan Presiden 2019 ‘sikat’ kritik Sandiaga Uno yang menyatakan pemerintah saat ini cukup memberikan keleluasaan bagi tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia. Ma’ruf mengatakan kritik tersebut tidak berdasar.
Saat ini, tenaga kerja asing tidak bisa dengan mudah bekerja di Indonesia. Kondisi tersebut tercermin dari jumlah tenaga kerja asing yang bekerja di Indonesia. Data Kementerian Ketenagakerjaan menunjukkan jumlah tenaga kerja asing di Indonesia pada 2018 sebanyak 95.335 pekerja.
Tenaga
kerja asing tersebut, bekerja di bidang profesional sebanyak 30.626
pekerja, manajer sebanyak 21.237 pekerja, konsultan/direksi/adviser
sebanyak 30.708 pekerja, dan lain-lain sebanyak 43.390 pekerja.
“Jumlahnya terkendali, hanya 0,01 persen saja,” katanya Minggu (17/3).
Selain sedikit, Ma’ruf mengatakan tenaga kerja asing tersebut juga tidak bebas bekerja di semua bidang pekerjaan. Tenaga kerja asing hanya diperbolehkan bekerja di bidang-bidang tertentu.
Ma’ruf juga mengatakan pemerintah sekarang justru berpihak kepada warga Indonesia. Pemerintah saat ini telah bekerja keras dalam menyediakan lapangan pekerjaan untuk masyarakat Indonesia.
Langkah nyata yang sudah dilakukan pemerintah saat ini adalah memperbaiki iklim kerja dan investasi supaya kondusif. Selain upaya tersebut, pemerintah saat ini juga berupaya meningkatkan akses permodalan bagi masyarakat untuk membuka usaha.
Selain akses keuangan, pemerintah juga sudah berupaya membangun dan memperbaiki infrastruktur. “Lalu juga dengan ada infrastruktur langit, usaha-usaha start up tumbuh. Bisa buka lapangan pekerjaan . Walaupun angka pengangguran sudah turun tapi nanti akan turun lagi,” terang dia
Selain akses keuangan, pemerintah juga sudah berupaya membangun dan memperbaiki infrastruktur. “Lalu juga dengan ada infrastruktur langit, usaha-usaha start up tumbuh. Bisa buka lapangan pekerjaan . Walaupun angka pengangguran sudah turun tapi nanti akan turun lagi,” terang dia
Mengutip Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran di Indonesia selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menurun walaupun tidak signifikan. Rinciannya, pada 2014 jumlahnya 7,24 juta, kemudian Agustus 2015 sempat naik menjadi 7,56 juta, lalu turun pada Agustus 2016 menjadi 7,03 juta, Agustus 2014 sebanyak 7,04 juta, dan Agustus 2018 sebanyak 7 juta.
Di tengah jumlah pengangguran yang ia sebut masih tinggi tersebut Sandiaga mengatakan pemerintah justru membuka ‘pintu’ lebar bagi tenaga kerja asing untuk bekerja di Indonesia.
Kemudahan
tersebut salah satunya kata Sandi, diberikan pemerintah
dengan menghapus aturan bisa berbahasa Indonesia bagi orang asing yang
ingin bekerja di Indonesia. Ia mengatakan seharusnya, pemerintah tidak
boleh mengambil kebijakan tersebut.
Kemudahan tersebut salah satunya kata Sandi, diberikan pemerintah dengan menghapus aturan bisa berbahasa Indonesia bagi orang asing yang ingin bekerja di Indonesia. Ia mengatakan seharusnya, pemerintah tidak boleh mengambil kebijakan tersebut.
“Tenaga kerja luar negeri harus asah keterampilan juga, harus ada perbandingan yang terukur dengan baik dan aspek keadilan,” ucap Sandiaga.
Sandi mengatakan ketimbang membuka pintu lebar-lebar bagi tenaga kerja asing, pemerintah harusnya mendorong usaha mikro, kecil dan menengah. Ia UMKM adalah solusi yang tepat dalam memberikan lapangan pekerjaan untuk warga negara Indonesia.
Sandi mengatakan kalau terpilih dalam Pemilihan Presiden 2019, ia memiliki program Oke Oce yang berpihak pada perkembangan UMKM. “Kami akan berikan latihan, pendampingan, latihan pemasaran, perizinan, akses permodalan itu juga akan meningkatkan dunia usaha,” pungkas Sandiaga.
Sumber : cnnindonesia.com