Masyarakat Antusias Menyambut G20
Oleh : Rizki Kurnia )*
Masyarakat Indonesia diberbagai daerah tampak sangat antusias dalam melakukan penyambutan para delegasi G20 yang datang untuk melakukan pertemuan. Hal tersebut juga menjadi momentum yang sangat tepat untuk lebih mempromosikan kekayaan budaya Indonesia, termasuk juga promosi pariwisata lokal sehingga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Indonesia secara resmi menjadi Presidensi untuk pertama kalinya dalam sebuah forum internasional, yakni KTT G20. Periode presidensi tersebut akan terus berlangsung hingga satu tahun lamanya, dimulai pada tanggal 1 Desember 2021 lalu hingga tanggal 30 November 2022 mendatang. Sebelumnya, serah terima Presidensi langsung diberikan oleh PM Mario Draghi, yang merupakan pimpinan Italia sebagai pemimpin KTT G20 tahun lalu kepada Presiden RI, Joko Widodo secara langsung pada 31 Oktober 2021 lalu.
Sebagai informasi, G20 sendiri merupakan sebuah forum internasional yang akan berfokus untuk penyelenggaraan koordinasi kebijakan, utamanya dalam bidang ekonomi dan juga pembangunan. Tujuan utama dari diselenggarakannya forum tersebut yakni demi memastikan dunia agar mampu keluar dari segala krisis yang sedang dihadapi, agar ke depannya bisa tercipta sebuah pertumbuhan ekonomi global kuat dan berkesinambungan.
Khusus pada perhelatan G20 periode sekarang ini, tantangan dunia memang terasa kian berat, karena terancam adanya krisis multidimensional akibat dari hantaman pandemi COVID-19. Bukan hanya itu saja, keadaan global diperparah dengan adanya konflik antara Rusia dan Ukraina sehingga perekonomian dunia menjadi mulai goyah lantaran beberapa pasokan kebutuhan pokok menjadi terhambat dan stoknya menipis. Semua negara anggota G20 kompak untuk terus mendorong adanya perbaikan dan juga pemulihan keadaan.
Dengan Indonesia sebagai tuan rumah sekaligus Presidensi dalam ajang G20, seluruh masyarakat turut ikut menyambutnya dengan penuh rasa antusias. Bahkan beberapa waktu lalu tatkala para delegasi G20 mengadakan pertemuan di kawasan Candi Borobudur, masyarakat menyambutnya dengan menggelar Kirab Budaya bertajuk ‘Mulih Pulih’.
Tidak tanggung-tanggung, bahkan terdapat sekitar dua ribu peserta Kirab tersebut yang terdiri dari 20 desa di Kecamatan Borobudur. Masing-masing perwakilan desa yang mengikuti acara Kirab, menampilkan kreasi mereka dengan replika 20 satwa ikonik, dimana semuanya terinspirasi dari relief-relief yang berada di candi tersebut.
Untuk mendukung salah satu gerakan besar dari G20 mengenai peduli lingkungan, masyarakatpun dengan sengaja menggunakan bahan-bahan alam sekitar dan juga olahan sampah plastik, kertas dan sebagainya dalam membuat material Kirab mereka. Lebih lanjut, untuk lebih mempromosikan budaya Indonesia, mereka juga menampilkan banyak tari-tarian.
Mengenai hal tersebut, Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Judi Wahjudin menyampaikan bahwa dengan adanya Kirab Budaya tersebut, maka menjadi sebuah bukti konkret bahwa memang ekosistem dan juga potensi budaya di masyarakat Indonesia, khususnya warga Borobudur sendiri sangatlah luar biasa.
Selain itu, mereka juga berusaha untuk menunjukkan dan mempromosikan kekayaan budaya Tanah Air dengan semangat gotong royong yang sangat kuat, sehingga mengisyaratkan bahwa masyarakat memang ingin menunjukkan kepada semua delegasi G20 yang datang berkunjung kalau mereka memang sangat penting untuk bisa diikutsertakan dalam upaya pembangunan dan perbaikan dengan tetap mempertahankan budaya masing-masing.
Kejadian serupa juga terjadi, bukan hanya di kawasan Borobudur saja, melainkan di Belitung. Yakni tatkala sekitar 100 murid SDN tampak sangat antusias untuk menyambut kedatangan para delegasi Development Working Group (DWG) G20. Antusiasme tersebut mereka tunjukkan dengan berdiri disepanjang sisi jalan Bandara H.A.S Hanandjoeddin dengan mengibarkan bendera dari masing-masing negara yang turut hadir dalam pertemuan itu.
Kepala Sekolah SD Negeri 45 Tanjung Pandan, Rahmiati menyampaikan bahwa dengan adanya penyambutan yang dilakukan oleh para murid tersebut, menunjukkan betapa bangganya mereka atas terselenggaranya KTT G20 didaerah itu. Salah satu dari murid pun mengutarakan bahwa dirinya sangatlah senang karena bisa turut hadir untuk menyambut delegasi G20, serta sebagai wujud menunjukkan bagaimana sikap ramah tamah dari warga Belitung.
Di sisi lain, Dosen Ilmu Politik Universitas Bangka Belitung (UBB), Robing menjelaskan bahwa pertemuan G20 yang diselenggarakan di Belitung tersebut merupakan momentum terbaik bagi mereka untuk bisa memperkenalkan bagaimana keindahan wisata yang terdapat di Belitung. Bukan hanya itu, dia menambahkan bahwa nantinya tentu masyarakat sendiri akan diuntungkan karena usaha lokal mereka akan menjadi semakin berkembang dan dilirik oleh dunia.
Robing menyampaikan bahwa Indonesia yang merupakan satu-satunya wakil Asia Tenggara dalam forum bergengsi itu tentunya harus sangat bangga. Bahkan bukan sekedar mengikutinya, akan tetapi Indonesia sendiri memiliki posisi yang sangatlah strategis, yakni sebagai Presidensi. Sehingga dia berharap, Bangsa ini akan mampu untuk menjadi jembatan kepentingan antara negara-negara di Asia Tenggara dengan para anggota G20.
Maka tak heran masyarakat pun menyambutnya dengan penuh rasa antusias dengan mereka ikut turun ke jalan dan meramaikan beberapa carnaval yang diselenggarakan, termasuk juga ikut dalam mengenalkan bagaimana kekayaan warisan budaya Bangsa di mata dunia.
)* Penulis adalah kontributor Narasi Nusantara