Masyarakat Diimbau Disiplin Prokes dan Vaksinasi Cegah Covid-19
Oleh : Abdul Karim )*
Ketika kasus corona makin naik, maka masyarakat harus makin waspada dan disiplin dalam menaati protokol kesehatan. Mereka tidak boleh lupa pakai masker dan menjaga imunitas serta higienitas. Vaksinasi juga wajib dilakukan, agar kekebalan tubuh terhadap virus covid-19 meningkat.
Jumlah pasien corona melonjak menjadi 20.000 orang per hari, padahal minggu lalu hanya 12.000 orang. Di banyak RS, jumlah pasien covid melonjak sampai mereka dirawat di lapangan parkir. Kenaikan yang sangat drastis ini tentu membuat kita ngeri karena takut menjadi pasien berikutnya.
Saat genting seperti ini, kita wajib ingat pepatah ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’. Pengobatan corona selama ini membutuhkan dana yang mahal (jika tidak punya kartu BPJS). Oleh karena itu kita wajib mencegahnya dengan disiplin dalam menaati protokol kesehatan dan mengikuti program vaksinasi nasional.
Protokol kesehatan 5M terus disosialisasikan, karena selama ini yang dikenal baru 3M. Poin pertama dalam protokol yakni memakai masker masih sering dilanggar, padahal corona varian delta lebih ganas dan bisa menular saat berpapasan dengan OTG. Oleh karena itu, banyak dokter yang menyarankan untuk memakai masker ganda, dengan posisi masker medis di dalam dan masker kain di luar.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah membuat percobaan dengan berbagai masker, yakni masker kain, medis, masker tanpa simpul, dan masker ganda. Dari penelitian itu dihasilkan fakta bahwa masker medis memblokir 40,2% droplet dan masker kain 44,3% droplet. Jika dijumlahkan maka hasilnya bisa memblokir lebih dari 80% droplet, sehingga akan aman dari corona.
Selain memakai masker, patuh juga protokol lain seperti mencuci tangan dan menjaga jarak. Penyebabnya karena banyak orang pakai masker tetapi masih bersalaman atau berdekat-dekatan saat menghadiri suatu acara. Padahal kita tidak tahu siapa di antara mereka yang jadi OTG, dan lebih baik mencegah terkena droplet dengan menjaga jarak.
Protokol ke-4 dan ke-5 yakni mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan juga masih sering dilanggar. Jangan traveling dulu karena kenaikan kasus corona saat ini akibat dari mobilitas masyarakat yang meninggi saat libur lebaran. Jauhi juga kerumunan dan lebih baik belanja via online agar tidak berpapasan dengan banyak orang di pasar.
Di masa pandemi juga dilarang keras untuk mengadakan acara yang mengundang banyak orang, termasuk pesta pernikahan. Kalaupun ada pesta, maksimal tamunya 35 orang dan ada jarak antar kursi tamu. Makanan juga tidak boleh dihidangkan secara prasmanan, tetapi dimasukkan di dalam kotak dan diberikan pada tamu sebagai oleh-oleh. Pasalnya, saat makan bersama otomatis membuka masker dan bisa menularkan corona dari OTG.
Vaksinasi corona juga wajib hukumnya apalagi suntikannya digratiskan 100%. Bandingkan dengan di Singapura yang harus membayar mahal, tetapi tetap laris-manis. Masyarakat Indonesia seharusnya berkaca dari mereka. Ketika ada kesempatan untuk vaksin, baik melalui Puskesmas atau jalur vaksinasi mandiri, wajib diambil demi kesehatan diri sendiri.
Vaksin sudah memiliki status halal MUI dan izin BPOM, sehingga tidak ada keraguan lagi untuk mendapatkannya. Setelah divaksin, kita bisa mempromosikannya di media sosial agar para followers tidak ragu lagi saat akan divaksin. Dengan mempopulekan bahwa vaksin aman, maka kita turut membantu kampanye pemerintah dalam menggalakkan program vaksinasi nasional.
Penanganan corona wajib dilakukan oleh masyarakat demi mendukung pemerintah. Caranya dengan menaati protokol kesehatan 5M dan tetap menjaga higienitas dan imunitas tubuh. Selain itu, vaksinasi juga wajib dilakukan, agar memiliki kekebalan yang tinggi terhadap corona dan mempercepat terbentuknya herd immunity.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini