Masyarakat Jangan Ragu Manfaat Vaksin Covid-19
Oleh : Dimas Sangkoro)*
Vaksin Covid-19 telah melalui tahap uji klinis yang ketat serta pengawasan dari lembaga otoritas milik pemerintah dan lembaga internasional. Masyarakat juga diminta untuk tidak lagi meragukan manfaat vaksin covid-19.
Para Ilmuwan sempat menyerukan adanya tindakan segera agar dapat meningkatkan kepercayaan publik pada vaksinasi. Mengingat, penelitian menunjukkan minoritas yang cukup besar di beberapa negara mungkin enggan divaksinasi covid-19.
Dengan sedikitnya perawatan yang efektif dan belum adanya obat untuk covid-19, perusahaan dan pemerintah juga berlomba mengembangkan vaksin dalam upaya menghentikan pandemi.
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan oleh jurnal Nature Medicine, para penelitik di Spanyol, Amerika Serikat dan Inggris, melakukan survei terhadap 13.400 orang di 19 negara yang terpukul parah oleh covid-19.
Studi tersebut menemukan bahwa saat 72% responden mengatakan mereka bersedia divaksinasi, 14% menolak dan 14% lainnya menyatakan ragu-ragu.
Para penelitik menemukan orang-orang yang paling tidak percaya pada pemerintah adalah mereka yang cenderung tidak mau divaksin. Bahkan, mereka yang pernah sakit dengan covid-19 tidak lebih mungkin merespons secara positif.
Sementara di Tiongkok, sebanyak 88% responden mengatakan bahwa mereka akan menerima vaksin yang terbukti aman dan efektif. Angka tersebut merupakan yang tertinggi dari semua negara yang disurvei, proporsinya turun menjadi 75% di AS dan serendah 55% di Rusia.
Juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Reisa Brotoasmoro mengatakan, vaksin merupakan bentuk upaya pembuatan kekebalan tubuh untuk melawan penyakit. Ini merupakan pencegahan agar masyarakat tidak perlu terpapar penyakit dahulu untuk menumbuhkan kekebalan tubuh.
Saat ini sedang dikembangkan vaksin merah putih oleh lembaga Biologi dan Molekuler Eijkman dan kerjasama dengan negara-negara yang sedang mengembangkan vaksin. Pengembangannya sesuai dengan pedoman WHO, BPOM dan MUI.
Dalam memenuhi kebutuhan vaksin dalam negeri, Reisa mengatakan terdapat 3 cara yang dilakukan oleh Pemerintah. Pertama, mengembangkan vaksin covid-19 Merah Putih dan kerja sama PT Bio Farma dengan Sinovac asal Tiongkok. Kedua, Indonesia telah mendapat komitmen dari 4 kandidat vaksin, yaitu buatan Astrazeneka, Sinovac, Cansino dan Sinopharm dalam pembelian vaksin luar negeri.
Ketiga, pemerintah menggandeng lembaga internasional CEPI dan Gavi Alliance untuk mendapat akses vaksin dalam kerangka kerja sama multilateral. Skema ini melibatkan WHO dan Unicef mulai pengembangan distribusi, hingga pelaksanaan vaksinasi.
Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan UGM, Tri Wibawa, meminta kepada masyarakat agar tetap patuh terhadap protokol kesehatan meskipun nantinya telah menerima vaksin.
Tri menuturkan, saat ini pihaknya masih menunggu hasil penelitian terkait dengan berapa angka proteksi vaksin terhadap virus. Meski sudah mendapatkan vaksin, masyarakat harus tetap menerapkan protokol kesehatan sebagai upaya memproteksi diri.
Dalam perkembangan lainnya, 1.071 relawan vaksin covid-19 telah mendapatkan suntikan kedua. Pihaknya juga telah melakukan pengambilan darah dari relawan yang sudah disuntik dua kali untuk mulai mengukur apakah sudah terbentuk antibodi di dalam tubuh mereka.
Harapannya, dalam uji klinis tahap ketiga tersebut dapat dilaporkan hasilnya pada bulan Januari mendatang kepada Badan POM. Tujuannya ialah agar Badan POM dapat segera mengeluarkan emergency use authorization untuk vaksin covid-19 di Indonesia.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan 184 negara saat ini telah bergabung dengan fasilitas COVAX. Ekuador dan Uruguay menjadi negara terakhir yang baru saja bergabung.
Program tersebut akan membiayai vaksin covid-19 dan menyalurkannya secara merata, baik ke negara kaya maupun miskin.
Pada kesempatan konferensi pers di Jenewa, Tedros mengatakan, pembagian vaksin yang adil merupakan cara tercepat untuk melindungi masyarakat yang berisiko tinggi, menstabilkan sistem kesehatan, serta mendorong pemulihan ekonomi global yang sesungguhnya.
Saat ini, pemerintah Kota Depok tengah bersiap memberikan vaksin covid-19. Total warga yang akan mendapatkan vaksin adalah 60% dari jumlah penduduk. Namun untuk tahap awal baru 20% yang akan divaksin, jumlah tersebut merupakan prioritas yang ditujukan kepada tenaga kesehatan dan warga dengan rentang usia 18-59 tahun.
Dengan riset dan uji klinis yang ketat, tentu kita tidak perlu ragu akan manfaat vaksin. Pandemi covid-19 harus berakhir agar segalanya menjadi pulih baik dari sektor kesehatan dan ekonomi.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)