Sendi Bangsa

Pemerintah Berusaha Optimal Jaga Ketersediaan Beras

Oleh : Ricky Rinaldi )*

Tugas atau fungsi pemerintah untuk rakyat adalah melayani, mengayomi, mengatur masyarakat dimana tugas pelayanan tersebut harus lebih mendahulukan kepenting yang bersifat umum. Dan di sekarang ini ,sedang hangat – hangatnya adalah masalah tentang kenaikan harga beras yang dilanda rakyat saat ini. Sehingga sekarang ini banyak masyarakat yang mengeluh harga beras yang semakin naik di berbagai daerah. Masalah tak hanya disitu, beras adalah bahan pangan pokok untuk rakyat Indonesia dan masyarakat setiap hari pasti akan membeli beras yang mahal itu dan mau tak mau harus dibeli untuk memenuhi kebutuhan perut yang memang tidak bisa ditunda lagi. Karena bahan pangan pokok mahal, alhasil daya beli masyarakat juga ikut turun. Sehingga ini akan menjadi suatu ancaman inflasi. Tentunya masalah ini sangat membuat berat terutama untuk para masyarakat kecil. Penyebab ini haruslah siap untuk diwaspadai, karena hal ini dapat mengaitkan daya beli masyarakat. Dan bila harga komoditas tetap terus naik, nantinya akan menurunkan daya beli masyarakat. Dan kalau harga – harga bergerak naik, selagi pendapatan masyarakat tetap maka akan mempengaruhi dan mengganggu daya beli masyarakat.

Apa yang menyebabkan harga beras naik ?

Ada bebera faktor yang menyebabkan harga beras tiba – tiba naik sekarang. Untuk di beberapa daerah tertentu beberapa bulan ini musim yang terjadi di Indonesia berubah – ubah sehingga berkurangannya stok beras di berbagai daerah. Karna hujan pula yang sedang melanda di beberapa daerah penghasil beras sehingga tak sedikit petani yang menunda panennya. Di informasikan pula bahwa karena hujan yang terus – menerus, beberapa petani mendapatkan hasil gagal panen. Lalu terjadinya penyempitan lahan pertanian di berbagai daerah. Kementerian Pertanian menyatakan, luas tanam (LT) tanah pertanian untuk lahan pada Oktober sampai dengan Desember 2017 mengalami pengurangan. Pengurangan tersebut diperkirakan kurang lebih seluas 413 hektare dan dari periode yang sebelumnya di tahun 2016 sebesar 5,2 juta hektare menjadi 4,8 juta hektare di tahun 2017. Selanjutnya harga beras awal tahun ini yang sekarang masih tinggi membuat munculnya kecurigaan atas penyebabnya. Kecurigaan itu mugnkin bisa terjadi karena disengaja dilakukan untuk menahan stok beras, maka inilah yang membuat atau menyebabkan kelangkaan. Bila sudah terjadinya kelangkaan otomatis akan membuat harga beras menjadi naik. sehingga para oknum yang tidak bertanggung jawab itu atau bisa disebut dengan mafia ini, langkah mereka selanjutnya akan mengeluarkan beras ke pasar dan akan mendapat perolehan keuntungan yang bisa dibilang banyak sekali. Maka dari itu mafia – mafia ini membuat sulit disentuh oleh hukum. Tanpa adanya penanganan hukum yang kurang efektif itu, tidak memungkinkan bahwa para pelaku tadi jera .Kita juga mengharapkan juga peran KPK juga agar proaktif mengawasi arus ini.

Dan dari informasi yang di berikan Wakil Presiden Republik Indonesia yaitu Jusuf Kalla ternyata stok beras yang ada di Bulog 930 ribu ton saja. Lalu untuk stok beras komersial cuma sekitar 11 ribu ton. sehingga untuk beras sejahtera (rastra) atau beras murah, masih cukup dibilang aman untuk mengisi kebutuhan hingga sampai tiga atau empat bulan ke depan. Setidaknya jika harga beras medium di rata – rata nasional mencapai titik dimana harga Rp11.000, pemerintah sepatutnya memulai dengan menyalakan alarm ke masyarakat. Karena ada kemungkinan kenaikan beras akan terus berlanjut. Sepatutnya jumlah stok beras yang harus sesuai perhitungan  di Bulog harus di atas satu juta ton lebih agar kedepannya jika terjadinya kenaikan harga beras di pasar, Bulog akan dapat mengantisipasi dan stok beras tetap aman agar harga beras dapat terkontrol.

Lalu apakah pemerintah hanya diam saja ?

Dan sejauh ini usaha awal pemerintah, memang cukup bagus dalam mengendalikan harga beras yang naik adalah dengan perluasan lahan pertanian, percepatan masa panen, sampai pengawasan intensif  asumsi jika ada menahan atua penimbunan beras. Lalu selanjutnya adalah pemerintah mengadakan impor beras ke luar negeri yaitu Negara Thailand dan Negara Vietnam. Pemerintah mengimpor beras khusus sejumlah 500 ribu ton banyaknya. Hal ini merupakan salah satu kebijakan pemerintah supaya harga beras di pasaran sekarang ini bisa ditekan. Termasuk juga melakukan tindakan untuk kelancaran arus barang, terutama dalam menjalankan impor beras. Bahkan jika kebutuhan beras dalam negeri ini tidak dibantu dengan mengimpor beras di saat musim paceklik ini, dapat dipastikan bahwa harga beras akan semakin melambung tinggi dan membuat rakyat makin terpuruk. Pemerintah juga memberikan tugas kepada jajarannya dengan dilakukan mengontrol harga beras dengan memberikan instruksi ke Perum Bulog supaya meningkatkan perluasan jaringan Operasi Pasar (OP). Perluasan jaringan Operasi Pasar itu akan di tingkatkan sehingga menjadikan 1.800 titik, dimana tadinya Operasi Pasar dilakukan di 1.100 titik di seluruh wilayah Nusantara dan memastikan stok yang ada di pelaku usaha. Hasil rencana tersebut pada Desember 2017 beras yang telah disebar dalam Operasi Pasar kurang lebih telah mencapai 50.000 ton. Sehingga operasi terbaru yang mencapai 1.800 titik direncanakan membutuhkan penyaluran beras medium sebanyak 13.000 ton tiap harinya dan mampu mengendalikan harga beras. Namun dalam Operasi Pasar tanpa merencanakan langkah lainnya tidak bisa akan berjalan dengan efektif. Langkah lain itu adalah memperbaiki data pangan yang selalu bermasalah setiap tahun sehingga menyebabkan pemerintah kurang efektif mengantisipasi gejolak harga beras. Perum Bulog juga mendapat mandat dari pemerintah supaya lebih diupayakan lagi untuk mengoptimalkan daya serap panenan petani, yang sebelumnya daya serap Bulog pada hasil panen petani kurang lebih sekitar 58% dari target 3,7 juta ton. Sehingga harga beras mendatang lebih stabil dan terkontrol. Juga pemerintah mengimbau pemilik perusahaan yang terdaftar sebaiknya selalu melapor persediaan stok digudang karena apabila terjadi kekosongan di pasar dan harga naik dan ketika terjadi operasi terbukti menimbun beras maka pihak pemerintah akan menindak tegas pemilik perushaan.

Walau kita bukan bagian dari pemerintah, kita sebagai rakyat harus juga berupaya atau ikut peran pemerintah dalam menjaga kestabilan harga bahan pangan. Para petani, pedagang, juga masyarakat seharusnya mendukung pemerintah dengan melaporkan jika kala terjadi kecurigaan penimbunan atau penahanan stock beras agar proses arus suplai menjadi lancar. Karena hal itulah tidak menutup kemungkinan akan terkena dampak pada hanya 1 daerah saja tetapi dari berbagai provinsi sehingga tidak terjadinya kenaikan harga beras. Bahkan tak hanya harga beras aja yang melambung tinggi, bahan pangan lainnya juga akan ikut serta menjadi naik. Sangat di sayangkan hanya karena ada beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab dan egois bisa membuat rakyat Nusantara menjadi terbebani apalagi masyarakat kecil yang semakin susah.

)* Penulis adalah Kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)

 

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih