Masyarakat Mendukung Obat Covid-19 Buatan Indonesia
Oleh: Siti Zulaikha )*
Indonesia terus mengembangkan Obat Covid-19. Saat ini penemuan obat tersebut telah memasuki uji klinis dan siap untuk dikembangkan. Masyrakat pun mendukung penemuan obat Covid-19 yang akan menjadi kebanggaan Bangsa Indonesia.
Pandemi Covid-19 masih terjadi. Meski demikian Indonesia masih berupaya untuk menemukan obat untuk menundukkan virus corona. Dimana upaya ini sudah memasuki tahapan uji klinis. Pada tahapan ini 4 Rumah Sakit di empat kota berbeda telah dipilih sebagai lokasi uji klinis.
Purwati selaku Ketua Pusat Penelitian dan pengembangan stem cell UNAIR mengatakan, Rumah Sakit yang dipilih adalah Lamongan, Kediri dan Surabaya di Jawa Timur dan RSPAD di Jakarta. Upaya ini dilaksanakan Universitas Airlangga (UNAIR) bersama dengan Badan Intelijen Negara dan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Purwati juga memaparkan bahwa di masa pandemi, yang dilakukan oleh tim adalah membuat pintasan untuk mencari obat yang bisa mengalahkan covid-19. Hal ini dilakukan karena jika membuat obat baru memerlukan proses yang panjang.
Oleh karena itu, tim yang dinaunginya tengah meneliti obat yang sudah beredar di pasaran, yang selama ini belum diketahui efek antivirusnya. Serangkaian uji coba di laboratorium juga sudah dilakukan.
Dalam upayanya, Purwati dan tim menggunakan sampel dari virus coronya yang berjangkit di Indonesia dan 14 regimen obat yang terdiri atas senyawa tunggal dan 8 kombinasi.
Uji pertama yang dilakukan adalah uji toksisitas, uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah obat yang akan dipakai itu menyebabkan ketidaknyamanan, kesakitan, bahkan kematian untuk sel tubuh manusia.
Uji kedua adalah meneliti potensi obat yang akan dipergunakan. Uji ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar daya bunuh terhadap virus, dan yang terakhir yakni meneliti efektifitas obat yang berdampak pada penghambatan dan penularan jumlah virus.
Dari 14 regimen obat, pihaknya menemukan 5 kombinasi regimen obat yang mempunyai potensi dan efektifitas yang cukup bagus untuk menghambat virus masuk ke sel. Kombinasi itu juga membantu menurunkan perkembangbiakan virus di dalam sel hingga tidak terdeteksi.
Purwati menjelaskan, hasilnya telah dilaporkan kepada BIN untuk selanjutnya ditindaklanjuti oleh BPOM dan Kementerian Kesehatan. Surat Persetujuan Pelaksanaan Uji Klinis secara nasional sudah turun dari Kepala BPOM ke Rektor Unair pada Jumat pekan lalu.
Di Lamongan, tim telah membawa 100 obat yang akan diuji berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan. Bupati Lamongan Fadeli menyambut baik dan mendukung kerja keras tim dalam upaya memerangi covid-19 seiring dengan bertambahnya jumlah pasien. Ia pun berharap semoga dengan uji klinis, obat tersebut bisa diproduksi segera secara masal.
Ia juga mengapresiasi prestasi Unair yang telah menemukan formula dalam peningkatan kekebalan tubuh tersebut. Fadeli juga berharap agar hal ini menjadi kabar baik yang selama ini ditunggu oleh masyarakat, yakni adanya obat yang mampu membunuh virus mematikan tersebut.
Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa juga mengaku senang dan mengapresiasi kepada tim peneliti. Selain itu, dirinya juga akan mendukung tim peneliti Unair yang tengah berkolaborasi dengan Gugus Tugas Covid-19 dan Badan Intelijen Negara (BIN).
Ia mengatakan, Pemprov Jawa Timur akan mendukung Unair untuk mengembangkan penelitian obat-obat temuannya. Karena ini merupakan salah satu upaya dalam mempercepat penanganan covid-19 di Jawa Timur bahkan di Indonesia.
Khofifah menuturkan, pihaknya akan memberikan kesempatan bagi tim peneliti agar obat tersebut nantinya bisa diteliti dan dikembangkan di Rumah Sakit Pemprov. Hal tersebut tak lain bertujuan agar segera dilakukan penelitian lebih lanjut ke arah klinis. Sehingga, bisa segera diuji efektifitasnya, sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada.
Orang nomor satu di Jawa Timur ini berharap agar penelitian ini dapat meningkatkan rasio angka kesembuhan pasien covid-19 serta dalam waktu yang sama dapat menurunkan angka kematian akibat covid-19 di Provinsi Jawa Timur.
Untuk obat sendiri ternyata sudah beredar di pasaran. Hal ini menunjukkan bahwa obat-obat tersebut sudah mendapatkan ijin edar dari BPOM sehingga aman untuk dikonsumsi. Meski demikian penelitian lebih lanjut harus didukung untuk mengukur efektifitas dan efisiensinya pada tubuh manusia.
Penelitian ini tentu saja menjadi angin segar bagi Indonesia, dimana bukan tidak mungkin pandemi covid-19 bisa berakhir dengan peningkatan angka kesembuhan dan penurunan angka kematian akibat virus corona.
)* Penulis adalah Kontributor The Jakarta Institute