Masyarakat Mendukung Penertiban Baliho Habib Rizieq
Oleh : Raavi Ramadhan )*
Beberapa waktu belakangan ini, Aparat Penegak hukum gencar menurunkan baliho raksasa bergambar Habib Rizieq Shihab. Masyarakat justru merasa senang dengan adanya penertiban tersebut, karena mereka sudah antipati terhadapnya. Baliho yang dicopot juga mengandung provokasi dan berpotensi merusak perdamaian di Indonesia.
Habib Rizieq Shihab dan para anggota FPI meradang karena baliho bergambar HRS diturunkan oleh aparat. Mereka menganggap peristiwa ini tidak adil. Karena itu menurut mereka, mencopot baliho adalah tugas dari Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), bukan anggota TNI.
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurrachman menyatakan bahwa penurunan baliho bergambar Habib Rizieq adalah perintahnya. Menurutnya, anggota Kodam Jaya akan mencopot baliho yang provokatif. Juga menindak tiap orang yang mengajak untuk melakukan revolusi. Karena jangan sampai ada yang merusak persatuan dan kesatuan di Indonesia.
Lanjut Mayjen TNI Dudung Abdurrachman, baliho tersebut sudah pernah dicopot oleh petugas Satuan Polisi Pamong Praja. Namun ternyata diberdirikan lagi. Akhirnya beliau memerintahkan anak buahnya untuk langsung menurunkan baliho raksasa bergambar Habib Rzieqq tersebut, karena tidak tertib. Pernyataan ini memukul telak protes FPI dan Habib Rizieq.
Pernyataan Pangdam Jaya membuat dugaan masyarakat dibenarkan. Saat video pencopotan baliho viral, memang terlihat aparat berbaju hijau loreng. Masyarakat juga mendukung penuh tindakan tentara karena mereka selama sudah merasa gerah sejak Habib Rizieq kembali ke Indonesia. Karena terus membuat berita yang kontroversial dan memilukan.
Habib Rizieq dianggap sosok yang menebar permusuhan dan teror, bukan kebaikan. Masyarakat merasa kecewa karena ia yang sebagai pemuka agama dan keturunan Nabi, malah berceramah dengan nada yang sangat keras dan sengaja menentang pemerintah. Ia berkoar-koar tentang revolusi akhlak, namun yang sebenarnya adalah dugaan tindakan makar.
Selain itu, baliho Habib Rizieq juga bernada provokatif. Sehingga dikhawatirkan akan mengajak masyarakat untuk menentang pemerintah. Juga merusak perdamaian di Indonesia. Kita adalah negara pancasila dan demokrasi, jadi tindakan ormasnya yang mau menang sendiri dan terus meminta agar dimaklumi padahal melakukan perbuatan buruk, adalah salah besar.
Selain itu, masyarakat juga sadar bahwa Indonesia adalah negara yang berbhinneka tunggal ika. Baliho Habib Rizieq yang diturunkan adalah sebuah simbol ketua ormas yang sayangnya masih rasis dan tidak merepresentasikan pemimpin yang baik. sehingga ketika balihonya dilepas, reaksi mereka adalah gembira, bukannya sedih.
Ormas yang dipimpin oleh Habib Rizieq malah menuduh istana yang memerintahkan pencopotan baliho. Hal ini membuat masyarakat geleng-geleng kepala. Untuk apa Presiden bertindak seperti ini? Apakah anggota ormas itu berpikir terlebih dahulu sebelum berbicara? Jangan asal fitnah jika tidak ada bukti.
Donny Gahral dari Kantor Staf Presiden menyatakan bahwa TNI dan Polri sudah dsumpah untuk menjaga persatuan di Indonesia. Namun ketika ada kelompok yang ingin merusak perdamaian dan persatuan, maka TNI boleh bertindak. Dalam artian, tindakan anak buah Kodam Jaya tidak melanggar hukum, karena diperbolehkan, demi perdamaian di Indonesia.
Jangan lupa bahwa TNI adalah sahabat rakyat dan masyarakat malah mendukung penuh tindakan aparat untuk menertibkan baliho sejenis. Karena TNI berusaha menjaga agar kondisi masyarakat tetap kondusif. Semoga tidak ada yang termakan provokasi, oleh baliho maupun media jenis lain.
Pencopotan baliho bergambar Habib Rizieq oleh anggota Kodam Jaya sangat disetujui masyarakat karena mereka sudah sangat diresahkan oleh provokasi dari HRS dan ormasnya. Habib Rizieq dianggap sosok yang selalu membuat onar dan melontarkan ceramah yang provokatif. Sehingga wajar ketika ada baliho raksasa yang memuat fotonya langsung diturunkan.
)* Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini