Masyarakat Mendukung Penuh Tindakan Tegas Aparat Keamanan Terhadap KST Papua
Oleh : Hendrik Pattipawae )*
Aparat keamanan terus menggencarkan penegakan hukum kepada Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua di berbagai wilayah. Masyarakat pun mendukung penuh berbagai tindakan aparat keamanan tersebut agar kekejaman KST terhadap rakyat sipil Papua tidak kembali terjadi.
Masyarakat Papua mengapresiasi atas bagaimana tindakan aparat keamanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam melindungi rakyat Papua. Hal ini tercermin dari berbagai upaya penegakan hukum mulai dari pencegahan hingga penindakan terhadap anggota KST Papua.
Upaya aparat keamanan dalam menjaga situasi Kamtibmas dan melindungi rakyat Papua pun mulai membuahkan hasil, tidak terkecuali di Kawasan Pegunungan Bintang yang belakang sering mendapat teror gerombolan separatis. Menurut Kepala Satuan Operasi Damai Cartenz 2023, Kombes Faizal Ramadhani situasi keamanan di Ibu Kota Kabupaten Pegunungan Bintang saat ini relatif stabil.
Dia menambahkan bahwa aktivitas aktivitas perekonomian, pendidikan, dan perbankan sudah berjalan seperti biasa. Dia pun mengajak masyarakat untuk melakukan aktivitas seperti biasanya. Sebab, personel gabungan dari unsur TNI, Polri, hingga BIN berkomitmen untuk meningkatkan pengamanan dan menjaga masyarakat dari gangguan KST.
Sebagaimana diketahui, anggota KST Papua seringkali berbuat onar dan melukai masyarakat sipil hingga personel aparat keamanan. Menyikapi hal tersebut, aparat keamanan terus memburu dan mengejar gerombolan separatis tersebut, sehingga tak jarang terlibat kontak tembak.
Sepanjang bulan September 2023 sendiri, setidaknya 7 orang anggota KST tewas saat terjadi kontak tembak dengan aparat di wilayah Papua. Selain itu sebanyak 9 anggota KST lainnya termasuk simpatisan KST berhasil diamankan aparat. Mereka diamankan karena terlibat pembakaran hingga penembakan kepada rakyat sipil maupun aparat keamanan.
Terbaru, aparat keamanan dari Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif 407/PK menangkap simpatisan KST bernama Marthen Iba. Penangkapan Marthen dilaksanakan saat aparat gabungan melakukan sweeping pasca penyerangan Pos Satgas Pamtas Kewilayahan Yonif 407/PK oleh orang tak dikenal.
Terkait hal tersebut, Kapen Kogabwilhan III, Kolonel Czi GN Suriastawa menjelaskan bahwa telah diamankan satu orang simpatisan KST Papua Barat bernama Marthen Iba, pada Jumat (22/9). Adapun barang bukti yang diamankan berupa 3 pucuk senjata rakitan, KTP atas nama Marthen Iba, Kartu Anggota TPN Papua Barat atas nama Marthen Iba dengan jabatan Staf Operasi, 8 buah HP, 2 buah kartu perdana telkomsel dan 1 buah tas.
Sebelumnya, jajaran Satgas Gakkum Damai Cartenz, Provinsi Papua Pegunungan telah menangkap lima orang simpatisan KST Papua pada Minggu (17/9). Menurut Kabag Ops Polres Puncak, Iptu Pratama Sudirno mereka diamankan karena diduga kuat mendukung dan menjalin komunikasi intens dengan KST pimpinan Egianus Kogoya. Selain itu, Aparat keamanan juga memiliki bukti kuat seperti adanya foto dokumentasi di handphone berisi indikasi mereka adalah pendukung dan sering berkomunikasi dengan Egianus Kogoya.
Tak hanya itu, personel gabungan juga berhasil melumpuhkan anggota KST Papua atas nama Ricky Sasaka. Pelaku tewas ditembak Satgas TNI-Polri saat menyerang pesawat sipil yang sedang persiapan mendarat di Bandara Oksibil. Selain seorang anggota KKB tewas, seorang lainnya terluka akibat peristiwa itu.
Diketahui, kelompok ini terlibat berbagai gangguan pada lalu lintas penerbangan di sekitar bandara. Tak hanya itu, kelompok tersebut juga menembak aparat Brimob yang berpatroli hingga gugur.
Teror yang dilakukan oleh KST di Papua harus segera dihentikan secepatnya. Sebab, mereka tidak hanya menyerang penduduk, namun mereka juga berani membakar pesawat dan menyandera penumpangnya. Sejumlah pihak mendukung pemerintah agar melakukan tindakan tegas terukur. Penyebabnya karena KST selalu merugikan dan membuat nama Papua tercoreng
Masyarakat membenci KST karena sering melakukan tindakan kekerasan dan merugikan warga sipil. Salah satu kejadian yang membuat masyarakat murka adalah ketika KST dengan teganya membakar pesawat Susi Air dan menyandera pilot serta penumpangnya. Padahal di antara penumpang ada seorang bayi yang tentu butuh perlakuan khusus.
Bahkan, Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin menyatakan bahwa aparat (TNI dan Polri) harus menindak tegas KST yang telah berbuat onar di Papua. Langkah tegas dilakukan sebagai tindakan hukum, sekaligus sebagai bukti bahwa negara hadir di Papua. Jangan sampai ada aksi keonaran dan separatis yang membahayakan negara dan terutama rakyat di Bumi Cenderawasih.
Ancaman dari KST akan membuat sektor perekonomian melemah, hal ini disebabkan karena pasar yang terpaksa ditutup karena alasan keamanan, penutupan pasar ini tentu saja akan merugikan masyarakat Papua itu sendiri, apalagi pasar merupakan tempat perputaran uang.
Keberadaan KST telah menjadi sumber konflik di Papua dan masyarakat mendukung tindakan tegas terhadap KST Papua karena telah melakukan penyerangan dan pembunuhan. Dengan adanya tindakan tegas aparat keamanan ini maka diharapkan kekejaman KST tidak kembali terulang dan kedamaian di seluruh Papua dapat segera diwujudkan.
)* Mahasiswa Papua Tinggal di Bali