Masyarakat Menyambut Positif Vaksin Gotong Royong
Oleh : Alfisyah Dianasari )*
Vaksin gotong royong alias vaksin mandiri menjadi alternatif selain vaksinasi nasional. Ketika ada vakasinasi gotong royong, maka para akan memperpendek waktu antrian. Karena jika semua ikut jalur vaksin pemerintah, butuh waktu hingga 18 bulan. Namun ketika ada vaksin gotong royong, maka vaksinasi akan cepat selesai dan semua orang bebas corona.
Pandemi yang mendera selama setahun ini membuat banyak orang frustasi. Ada yang harus rela usahanya ditutup karena daya beli masyarakat menurun drastis. Ada pula yang menangis karena kehilangan pekerjaan, akibat perusahaan merugi. Oleh karena itu, ketika vaksin corona masuk ke Indonesia, mereka bersorak gembira. Karena ada harapan baru untuk mengakhiri masa pandemi.
Namun menurut para epidemiolog, pandemi baru bisa berakhir setelah kekebalan kelompok terbentuk, yakni maksimal setahun pasca vaksinasi. Padahal program vaksinasi nasional baru saja dimulai januari 2021, dan antriannya bisa setahun lebih. Karena penduduk Indonesia yang mencapai 225 juta orang, sehingga untuk mendapatkan giliran vaksin dari pemerintah harus menunggu lama.
Ketika pemerintah ingin herd immunity segera terbentuk, maka dibukalah jalur vaksinasi gotong royong. Artinya, masyarakat yang berstatus karyawan bisa mendapatkan suntikan vaksin yang diberikan di internal perusahaan. Sehingga mereka tak usah mengantri sangat lama untuk mendapatkan vaksin Sinovac dari pemerintah.
Masyarakat tak usah khawatir, karena vaksinasi gotong royong akan diatur oleh Kemenkes, sehingga penyelenggaraanya tertib. Selain itu, vaksin ini gratis, karena biaya ditanggung oleh perusahaan. Sehingga mereka tak khawatir harus membayar ratusan ribu rupiah atau dipotong gajinya, untuk mendapatkan injeksi vaksin corona.
Shinta Widjaja Kamdani, wakil ketua KADIN menyatakan bahwa sudah ada 8.300 perusahaan yang mendaftar ke Kementrian Kesehatan untuk mendapatkan vaksin gotong royong. Sehingga karyawan mereka akan divaksin dan memiliki kekebalan dari serangan virus covid-19. Juga terbebas dari klaster perkantoran, karena seluruh karyawannya sehat.
Dari 8.300 perusahaan tersebut, diperkirakan akan ada 6,7 juta orang yang akan mendapatkan vaksin. Pihak perusahaanlah yang akan mengurus dan bertanggungjawab penuh, sehingga karyawan tinggal menunggu waktu untuk mendapatkan vaksin. Kementrian kesehatan sudah bersiap-siap untuk mensukseskan vaksin gotong royong.
Pengaturan melalui Kemenkes memang sangat wajar, agar tidak terjadi kesalahan prosedur. Pertama, Kemenkes akan mengatur vaksin yang akan didatangkan ke kantor, dan bekerja sama dengan Bio Farma. Sehingga karyawan akan mendapatkan vaksin yang ampuh dan perusahaan tidak akan takut dikibuli oleh distributor obat nakal, karena mereka memalsukan vaksin.
Kedua, tempat penyimpanan vaksin juga harus diperhatikan. Karena vaksin yang digunakan bukan hanya buatan Sinovac (sinopharm), tetapi juga Moderna. Sehingga perlu diperiksa lagi, apakah butuh cold storage dengan suhu tertentu. Tujuannya agar penyimpanan vaksin tetap aman dan tidak rusak karena salah penyimpanan. Karyawan yang mendapatkan injeksi akan merasa lega, karena kualitas vaksin gotong royong yang bagus.
Ketiga, saat penyuntikan juga harus steril dan mematuhi protokol kesehatan. Semua orang harus mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak. Jika perlu pakai masker ganda, masker medis di dalam dan masker kain di bagian luar.
Begitu juga dengan tenaga kesehatan yang menyuntikkan, wajib pakai sarung tangan. Jangan sampai malah ada klaster corona baru gara-gara tidak mematuhi protokol kesehatan. Malapetaka seperti ini sebenarnya bisa dihindari, asal semua orang tertib menaati peraturan.
Vaksin gotong royong yang diterima oleh karyawan akan mempercepat program vaksinasi di Indonesia. Sehingga perkiraan waktu vaksinasi selama 18 bulan, akan diperpendek jadi 12 bulan. Kekebalan kelompok akan lekas terbentuk, dan virus covid-19 lekas menghilang dari Indonesia.
)* Penulis adalah warganet tinggal di Bogor