Masyarakat Merespons Positif Bansos Covid-19
Oleh : Ari Baskara )*
Sejak awal pandemi Covid-19, pemerintah memberi bantuan sosial kepada rakyat. Masyarakat pun mengapresiasi berbagai Bansos tersebut karena mampu meringankan beban ekonomi rakyat terdampak pandemi Covid-19.
Pandemi membuat hampir semua kesulitasn karena kemampuan finansialnya menurun drastis. Bukan hanya masyarkat kelas bawah yang kena efeknya, tetapi juga kelas menengah bahkan kelas atas. Menurunnya daya beli masyar jelas merugikan pedagang, dan mereka jadi berpikir panjang, bagaimana caranya bertahan hidup.
Saat awal pandemi, pemerintah langsung bergerak cepat dengan menyalurkan bantuan sosial berupa paket sembako. Bansos ini dipilih karena beras dan sembako jenis lain adalah kebutuhan pokok, dan masyarakat yang masih disuruh untuk stay at home pasti membutuhkannya. Namun beras dll diganti dengan uang tunai agar lebih praktis dan tidak bisa dijadikan alat promosi bagi calon pejabat nakal.
Masyarakat mengapresiasi Bansos yang diberikan pemerintah, karena itu adalah bentuk perhatian bagi mereka. Bansos meski diganti dari sembako ke uang tunai patut disyukuri, karena bisa digunakan untuk menyambung hidup. Malah aslinya lebih praktis jika Bansosnya berupa uang, karena langsung ditransfer ke rekening, sehingga tidak bisa disunat oleh oknum pegawai nakal.
Bantuan yang diberi juga tidak sekaligus, melainkan dicicil hingga 4 kali. Dengan harapan, tiap bulan bisa dibelanjakan dengan bijak. Beda jika Bansos uang tunai diberi sekaligus, karena nominalnya besar dan takutnya malah digunakan untuk membeli sesuatu yang mahal, dan malah jadi konsumtif. Padahal Bansos ini seharusya digunakan untuk biaya hidup sehari-hari, bukan untuk foya-foya.
Bansos yang diberikan juga bervariasi, bukan hanya uang tunai untuk kalangan masyarakat biasa, tetapi juga untuk pengusaha UMKM. Penyebabnya karena perekonomian mereka juga terguncang saat pademi, dan daya beli masyakat memang menurun drastis, sehingga banyak toko jadi sepi. Sehingga UMKM patut dibantu oleh pemerintah.
Apalagi UMKM adalah tulang punggung perekonomian Indonesia, sehingga memang wajib dibantu oleh pemerintah. Jika UMKM kuat maka finasial negara juga kuat. Jadi diharap agar tidak ada yang iri terhadap UMKM karena mereka juga memiliki kesulitan ekonomi saat pandemi.
Masyarakat juga senang karena pemerintah memberi bantuan lain, selain Bansos dan BLT UMKM. Para pengangguran juga mendapat bantuan berupa kartu prakerja, sehingga mereka bisa mendapatkan skill untuk bisa membuka usaha sendiri. Dengan keterampilan itu maka mereka bisa jadi wirausahawan yang bermutu. Selain dapat skill juga mendapatkan uang saku yang lumayan dari pemerintah.
Para pengangguran juga wajib dibantu karena saat pandemi makin banyak yang kehilangan pkerjaan, atau dipaksa untuk pensiun dini. Padahal banyaknya pengangguran bisa menyebabakan masalah sosial yang baru, karena ada potensi kenaikan tindak kejahatan. Sunguh mengerikan. Oleh karena itu kartu prakerja menjadi solusi agar mengurangi jumlah pengangguran di Indonsia.
Bantuan lain yang diberi oleh pemerintah adalah bantuan subsidi upah. Para karyawan yang gajinya minim bisa gembira kaena mendapatkan Bansos khusus dari pemerintah. Sehingga mereka yang rata-rata gajinya dipotong, akan mendapatkan uang tambahan.
Pemerintah berkomitmen untuk memberi banyak bantuan kepda masyarakat, baik lapisan bawah maupun atas. Semua berhak menerima bantuan karena berprinsip pada asas keadilan. Hal inilah yang dipuji oleh masyarakat karena presiden benar-benar memikirkan nasib rakyatnya.
Berbagai bantuan telah diberikan oleh pemerintah, mulai dari BLT, Bansos, subsidi upah, hingga kartu prakerja. Semua diberikan secara merata terhadap masyarakat, karena hampir seluruh WNI terkena dampak pandemi.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini