Masyarakat Optimis Indonesia Mampu Melewati Pandemi Covid-19
Oleh: Dodik Prasetyo )*
Pandemi Covid-19 telah setahun lebih melanda Indonesia, berita duka mulai bermunculan baik di sosial media atau melalui pengumuman di masjid. Meski demikian kita harus tetap optimis untuk bangkit dari suramnya pandemi virus corona karena penanganan Covid-19 membutuhkan sinergitas semua pihak.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kunci dari pemulihan pandemi adalah kemampuan dalam mengatasi pandemi, seperti berdisiplin menaati protokol kesehatan serta gencar melakukan testing, tracing dan treatment.
Vaksinasi di Indonesia juga belum mencapai 70% sesuai dengan target herd immunity. Sembari menunggu gilran vaksin, tentu kita wajib optimis akan masa depan. Optimisme rupanya datang dari Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA. Menanggapi ketetapan pemerintah tentang perpanjangan peraturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ia merasa optimis bahwa masyarakat Indonesia bisa berhasil melewati lonjakan pandemi Covid-19.
Nasaruddin menyampaikan, jika masyarakat bisa kompak dalam mematuhi protokol kesehatan yang berlaku, Insyaallah, Covid-19 ini akan sesegera mungkin Allah angkat dari Indonesia. Oleh karena itu, dirinya memohon kepada masyarakat untuk menyukseskan program yang telah dicanangkan pemerintah dengan cara mempertahankan apa yang telah menjadi kesepakatan bersama antara pemerintah, ulama dan tokoh masyarakat.
Mengingat bahwa sanya segala ujian datangnya dari Allah SWT dan hanya atas kuasa-Nya manusia bisa selamat, KH Nasarudin Umar juga mengajak kepada umat muslim untk terus bertawakal, dengan cara memaksimalkan ibadah dan terus melangitkan doa. Bagi Indonesia, pandemi Covid-19 telah menjadi batu ujian yang beririsan dengan berbagai bidang kehidupan selain kesehatan dan perekonomian.
Sementara itu, Ketua DPR RI Puan Maharani mengajak kepada seluruh elemen bangsa untuk bersatu dan membangun optimisme dalam menghadapi pandemi Covid-19. Dirinya menilai kebesaran hati seluruh pihak untuk berempati dan berkontribusi positif sangatlah dibutuhkan dalam masa-masa sulit seperti saat ini.
Melalui keterangannya, Puan mengajak masyarakat untuk memupuk dan menjaga selalu nyala api optimisme bangsa di tengah ancaman Covid-19. Jangan saling menuding atau justru menyalahkan pihak-pihak yang sedang dan terus bekerja keras untuk menangani pandemi covid-19 demi menyelamatkan anak bangsa. Dia mengatakan Covid-19 dapat menginfeksi tanpa memandang suku, agama, ras dan kelompok karena itu semua perbedaan harus dikesampingkan dulu untuk bersama-sama melawan virus tersebut.
Menurut dia, semua pihak harus menyingkirkan dahulu segala perbedaan untuk dapat menjawab persoalan kemanusiaan dengan berempati dan bergotong-royong. Puan mengimbau agar seluruh komponen bangsa tidak saling tuding, tidak saling serang dan berseberangan karena persatuan serta kesatuan seluruh elemen bangsa sangat dibutuhkan di saat kondisi pandemi.
Menurutnya, optimisme yang lahir dari masing-masing pribadi harus menular dengan cepat agar pemulihan bisa segera terwujud di Indonesia sehingga setiap anak bangsa perlu belajar untuk mengenal karakteristik, potensi dan kekuatannya masing-masing.
kekuatan dari luar diri seperti jejaring pertemanan perlu didata dan dikenali, karena jejaring itulah yang nantinya dapat digunakan sebagai support system apabila terjadi persoalan atau terinfeksi Covid-19. Dirinya juga mengajak kepada para pemimpin di Indonesia, baik di tingkat pusat maupun daerah, bangkit dan bergerak bersama menuju tujuan yang sama yaitu Indonesia pulih.
Sebelumnya, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyebutkan, optimisme menjadi satu hal yang perlu dijaga dalam menghadapi pandemi covid-19. Sebab, tidak ada satu-pun yang dapat memperdiksi kapan wabah ini akan berakhir.
Pandemi Covid-19 memang masih menginfeksi beberapa negara di dunia termasuk Indonesia. Menurut Suharso, tidak semua negara di dunia menerapkan hal yang sama untuk memerangi virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut. Dimana masing-masing negara dan daerah memiliki kebijakannya sendiri.
Keadaan selama pandemi memang serba sulit, meski demikian kita harus tetap berjuang agar pandemi ini segera berakhir, sehingga masyarakat di Indonesia dapat menjalani hidup normal. Rasa optimis ini tentu harus terus dijaga, sebab pandemi Covid-19 telah berdampak serius bagi kesehatan dan perekonomian nasional. Rasa optimis ini juga harus disertai dengan sikap saling tolong dan saling menjaga.
)* Penulis adalah kontributor Lembaga Studi Informasi Strategis Indonesia (LSISI)