Masyarakat Optimis Program Prabowo-Gibran Mampu Majukan Indonesia
Oleh Lana Anindya )*
Setelah pelantikan pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden pada 20 Oktober 2024 mendatang, antusiasme publik terhadap program-program unggulan mereka pun semakin menguat. Dukungan dari berbagai elemen masyarakat, termasuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), hingga sektor pertanian dan investasi asing, menjadi indikasi bahwa pemerintahan ini mendapat sokongan yang kuat untuk mewujudkan visi pembangunan yang lebih maju.
Salah satu komponen kunci dari dukungan terhadap pemerintahan Prabowo-Gibran datang dari Kadin Indonesia. Anindya Bakrie, Ketua Umum Kadin, telah menyatakan komitmen penuh organisasinya untuk menyukseskan program-program yang akan dijalankan oleh pemerintahan baru Prabowo-Gibran. Kadin, sebagai wadah yang mewakili sektor bisnis dan industri di Indonesia, sangat berperan dalam mendukung kesinambungan kebijakan pembangunan yang sudah dirintis oleh Presiden Joko Widodo. Komitmen ini bertujuan untuk memastikan bahwa target-target pembangunan, termasuk yang tercantum dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dapat tercapai, bahkan melebihi ekspektasi.
Menurut Anindya, keberhasilan pembangunan tidak hanya ditentukan oleh peran pemerintah, tetapi juga keterlibatan aktif masyarakat, terutama dunia usaha. Kadin akan berfokus pada peran strategisnya dalam menyokong sektor-sektor vital, seperti infrastruktur, industri, dan energi, sehingga kesinambungan pembangunan dapat berjalan lancar. Hal ini juga menunjukkan bahwa organisasi ini bukan sekadar mengkritisi kebijakan pemerintah, tetapi juga menjadi mitra aktif dalam menyukseskan program-program pemerintah.
Dengan latar belakang ini, peran Kadin menjadi penting dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif, serta mendukung target-target pembangunan, seperti penciptaan lapangan kerja dan peningkatan daya saing ekonomi. Sinergi antara dunia usaha dan pemerintah ini diharapkan dapat membawa Indonesia ke arah pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
Dukungan lain juga datang dari sektor kesehatan, terutama dalam hal program makan bergizi gratis yang menjadi salah satu agenda unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran. Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr. Adib Khumaidi, SpOT, menyatakan bahwa program ini merupakan langkah konkret yang sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pemenuhan gizi anak-anak Indonesia, terutama dalam mengatasi masalah stunting.
Stunting adalah masalah serius yang masih dihadapi Indonesia, di mana prevalensi anak-anak yang mengalami hambatan pertumbuhan akibat kekurangan gizi masih cukup tinggi. Program makan bergizi gratis ini menjadi terobosan penting yang tidak hanya bersifat jangka pendek, tetapi juga akan memberikan dampak jangka panjang dalam meningkatkan kualitas kesehatan generasi penerus bangsa. Penggunaan susu ikan sebagai salah satu komponen dalam program ini merupakan inovasi yang patut diapresiasi, mengingat kandungan gizi ikan yang kaya akan protein dan asam lemak omega-3 sangat bermanfaat bagi pertumbuhan anak.
Dengan dukungan IDI dan tenaga medis di seluruh Indonesia, diharapkan program ini dapat berjalan efektif dan memberikan dampak signifikan. Kolaborasi antara pemerintah dan tenaga kesehatan akan memastikan bahwa program ini tidak hanya sampai di atas kertas, tetapi benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas, terutama mereka yang berada di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau.
Tidak hanya dalam sektor kesehatan, dukungan terhadap program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran juga datang dari sektor pertanian dan investasi asing. Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, dalam upayanya untuk memperkuat sektor pangan, telah membuka pintu kerja sama dengan perusahaan pertanian asal Qatar, Baladna, yang bersedia berinvestasi dalam pengembangan peternakan sapi perah di Indonesia. Investasi ini diharapkan dapat membantu Indonesia mencapai target swasembada susu, serta mendukung program makan bergizi gratis yang dicanangkan pemerintahan baru.
Baladna, yang memiliki kemampuan produksi hingga 2 juta ton susu per tahun, siap berinvestasi besar-besaran untuk memastikan ketersediaan susu dalam negeri meningkat secara signifikan. Ini merupakan langkah yang sangat strategis mengingat selama ini Indonesia masih bergantung pada impor susu untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dengan adanya investasi ini, Indonesia berpeluang besar untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan memperkuat ketahanan pangan, terutama di sektor susu.
Menteri Amran menegaskan bahwa Indonesia menargetkan swasembada susu pada tahun 2029, sesuai dengan Blueprint Pertanian yang telah disusun. Kerja sama dengan Baladna ini tidak hanya akan memberikan manfaat dalam jangka pendek, tetapi juga akan membantu Indonesia membangun infrastruktur dan kapasitas produksi susu dalam negeri yang lebih kuat, sehingga dapat memenuhi kebutuhan domestik secara mandiri di masa depan.
Dukungan publik yang luas terhadap program-program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran mencerminkan optimisme yang tinggi terhadap masa depan Indonesia. Komitmen dari berbagai pihak, mulai dari dunia usaha, sektor kesehatan, hingga investasi asing, menunjukkan bahwa pemerintahan baru memiliki fondasi yang kuat untuk menjalankan program-programnya dengan efektif.
Program makan bergizi gratis, yang fokus pada peningkatan gizi anak-anak, merupakan langkah strategis untuk membangun generasi masa depan yang lebih sehat dan cerdas. Dukungan dari IDI dan sektor kesehatan memperkuat keyakinan bahwa program ini akan berjalan sukses dan memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat.
Kepercayaan publik terhadap program-program unggulan pemerintahan Prabowo-Gibran tidak hanya didorong oleh visi-misi mereka yang menjanjikan, tetapi juga keyakinan bahwa masa depan Indonesia akan lebih cerah dengan adanya kolaborasi dan kerja sama dari berbagai pihak. Pemerintahan yang solid, didukung oleh berbagai elemen masyarakat, akan membawa Indonesia menuju era pembangunan yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan berkeadilan bagi seluruh rakyat.
)* penulis merupakan pengamat kebijakan sosial