Masyarakat Papua Dukung Penuh Upaya Aparat Keamanan Tumpas Habis OPM
Masyarakat Papua menginginkan terciptanya kedamaian dan sangat mendukung penuh bagaimana upaya aparat keamanan dalam menumpas habis Organisasi Papua Merdeka (OPM) agar terwujudnya kondusivitas di wilayah berjuluk Bumi Cenderawasih tersebut.
Tentunya untuk bisa mewujudkan kedamaian dan kondusivitas wilayah, salah satu hal yang wajib terjadi yakni menghilangkan segala bentuk ancaman, yang mana jika dalam konteks di Papua, justru ancaman paling besar di sana yakni keberadaan OPM. Oleh karena itu, aparat keamanan kemudian berupaya menumpas habis keberadaan Organisasi Papua Merdeka dan hal tersebut mendatangkan banyak sekali bentuk dukungan penuh dari segenap elemen masyarakat setempat.
Salah satunya, terjadi para warga di Distrik Bibida, Kabupaten Paniai, Papua Tengah yang mendukung penuh aparat keamanan menumpas keberadaan OPM, terlebih usai gerombolan separatis musuh negara itu menembak mati seorang sopir angkot bernama Rusli yang notabene merupakan masyarakat sipil biasa yang tidak berdosa.
OPM pimpinan Undius Kogoya menembak mati Rusli di Kampung Timida, Distrik Paniai Timur, Kabupaten Paniai pada hari Selasa 11 Juni 2024. Bukan hanya itu, namun pelaku sempat melepaskan tembakan hingga membuat masyarakat setempat menjadi ketakutan. Sontak, menurut Komandan Satuan Tugas Media Koops Habema, Letnan Kolonel (Letkol) Arh Yogi Nugroho bahwa para tokoh masyarakat yang mewakili suara warga setempat telah menyampaikan dukungan penuh mereka kepada aparat keamanan mengenai operasi penindakan kepada OPM.
Segenap warga sama sekali tidak ada yang menerima kehadiran gerombolan teroris musuh bangsa itu di wilayah mereka. Terlebih, bagaimana kelakuan Organisasi Papua Merdeka selama ini yang memang kerap kali menebarkan teror dengan merampas hasil pertanian dan telah menembak mati warga sipil. Semua aksi yang mereka gencarkan tentu sama sekali tidak terpuji dan tidak menjunjung perikemanusiaan serta secara nyata sangatlah mengintimidasi warga masyarakat. Lebih lanjut, sejatinya seluruh warga masyarakat sangat menginginkan daerah mereka menjadi aman dari segala bentuk ancaman dan gangguan, termasuk dari OPM.
Beberapa waktu sebelum kejadian di Distrik Bibida, Organisasi Papua Merdeka juga sempat membuat resah dan mengakibatkan masyarakat merasa ketakutan akibat teror mereka. Hal tersebut terjadi tatkala adanya serangan bertubi-tubi dari kelompok Afrianus Bagubau dan Keny Tipagau yang berlangsung di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya.
Penglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) III Letnan Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Letjen TNI) Richard T.H. Tampubolon mengatakan bahwa pasca adanya serangan bertubi tersebut, masyarakat menjadi ketakutan dan banyak dari mereka ingin mengungsi. Merespon hal itu, kemudian aparat keamanan dari pasukan gabungan TNI dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) berupaya untuk memberikan rasa aman dalam mencegah masyarakat kampung Pogapa mengungsi akibat adanya serangan OPM.
Prajurit TNI jajaran Koops Habema beserta dengan Satgas Nanggala Kopassus Damai Cartenz langsung melakukan pengejaran dan menindak tegas beberapa personel Organisasi Papua Merdeka sehingga mereduksi kekuatan mereka. Dampak yang signifikan timbul, yakni berkat adanya operasi penindakan itu, aparat keamanan kemudian berhasil mencegah masyarakat Kampung Pogapa Distrik Homeyo untuk mengungsi dari kampung halaman mereka.
Sementara itu, tokoh masyarakat Papua, Yonas Alfons Nusy mengungkapkan bagaimana dukungan penuhnya kepada aparat keamanan pasukan gabungan TNI dan Polri dalam menindak dengan sangat tegas bagaimana aksi OPM. Secara sangat tegas, tokoh masyarakat Papua menilai bahwa keberadaan Organisasi Papua Merdeka sejatinya bukanlah merupakan sebuah perjuangan sebagaimana yang mereka gaungkan selama ini, melainkan justru hanya berupa tindakan kriminal yang sangat melanggar hak asasi manusia (HAM).
Berbagai macam tindak keji dan biadab yang mereka langsungkan, mulai dari ancaman, teror, penyanderaan dan tindakan kekerasan yang telah menciptakan banyak sekali ketakutan di tengah masyarakat. Mulai dari pembunuhan, penyanderaan dan pembakaran fasilitas umum merupakan sebuah tindak kriminal yang sama sekali tidak benar dan sangat keji serta biadab. Perbuatan mereka tidak memiliki dasar moral ataupun tujuan yang bisa mendapatkan dukungan atau pembenaran apapun.
Tidak hanya melakukan kejahatan saja, namun sebagai contoh dalam kasus pembunuhan Michelle Kurisi Doga beberapa waktu lalu, OPM juga menyebarkan kebohongan. Sehingga sudah sangat jelas bahwa klaim perjuangan yang mereka lakukan selama ini tidak memiliki hasil yang nyata, melainkan hanya merupakan sebuah aksi pemberontakan yang sama sekali tidak produktif.
Oleh karena itu, jangan sampai masyarakat Papua kemudian mudah terpengaruh dan terprovokasi oleh berbagai macam tindakan yang OPM jalankan. Serta di sisi lain, keberadaan para pemimpin serta tokoh masyarakat memiliki peranan kunci dalam mengekspresikan bagaimana penolakan warga pada gerombolan teroris itu. Dukungan penuh seluruh elemen masyarakat Papua terus mengalir kepada bagaimana upaya aparat keamanan dalam menumpas habis keberadaan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan mewujudkan kedamaian serta kondusivitas Bumi Cenderawasih.