Masyarakat Puas Atas Kinerja Jokowi Menangani Covid-19
Oleh : Putu Raditya )*
Pandemi Covid-19 memang memberikan pukulan bagi Indonesia, sehingga dibutuhkan kebijakan dan kinerja pemerintah yang efektif demi menanggulangi Pandemi Covid-19. Sejauh ini, masyarakat pun mengaku puas atas kinerja Presiden Joko Widodo dalam menangani virus Corona.
Lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) menunjukkan hasil survei terhadap tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengatasi pandemi virus Corona atau Covid-19. Hasilnya, 51 persen responden mengaku puas atas kinerja presiden Jokowi.
IPO menggelar survei tersebut pada 29 November – 2 Desember 2021 terhadap 1.200 orang responden. Metode survei menggunakan multistage random sampling (RMS) dengan margin of error 2,50 persen dan tingkat akurasi data 95 persen.
Survei tersebut menampilkan temuan persepsi publik atas kinerja presiden Jokowi dalam penanganan pandemi Covid-19. Terdapat tiga bidang yang mempengaruhi persepsi responden, yakni, sosial, ekonomi dan politik/hukum. Sebanyak 48 persen responden menyatakan puas dalam bidang sosial, 53 persen bidang ekonomi dan 39 persen bidang politik/hukum.
Dedi Kurnia Syah Putra selaku Direktur Eksekutif IPO menyatakan, bahwa tidak banyak perubahan antara periode sekarang dengan periode survei pada bulan Agustus, yakni kinerja pemerintah dalam hal ini adalah kinerja presiden, dipersepsikan publik adalah 51 persen dianggap memuaskan, 47 persen menyatakan tidak puas dengan penanganan pandemi yang dibagi secara detail bidang sosial, ekonomi dan politik/hukum. Dedi mengatakan ada beberapa pemilih Jokowi – Ma’ruf Amin pada Pilpres 2019, artinya, terdapat pemilih Presiden Jokowi yang sudah merasa tidak memuaskan.
Sementara itu, 31 persen responden merasa puas terhadap kinerja Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Dia mengatakan 62 persen responden menjawab tidak puas dan 7 persen ragu-ragu. Kepuasan itu dipengaruhi oleh tiga bidang, yakni ekonomi, sosial dan politik/hukum. Sebanyak 27 persen responden menyatakan puas dalam bidang sosial, 23 persen bidang ekonomi dan 31 persen bidang politik/hukum.
Sementara itu Survei yang dilakukan oleh SMRC (Saiful Mujani Research dan Consulting), pada Bulan Septermber menyatakan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi telah mencapai 68,5 persen, atau mengalami penurunan 7,2 persen dibandingkan empat bulan sebelumnya.
Direktur Eksekutif SMRC Sirojudin Abbas memaparkan, dalam survei bulan September 2021, mayoritas warga atau 68,5 persen, masih sangat atau cukup puas dengan kerja Presiden Jokowi. Yang kurang atau tidak puas sebanyak 29,5 persen dan yang tidak menjawab sebanyak 2 persen.
Senada dengan survei tersebut, survei Litbang Kompas memaparkan kepuasan publik terhadap kinerja Joko Widodo – Ma’ruf Amin pada Oktober hanya mencapai 66,4 persen, atau menurun 2,7 persen dibandingkan bulan April.
Dari sisi pemulihan ekonomi, pemerintah dinilai telah bekerja cukup maksimal. Beberapa bulan yang lalu, ekonomi Indonesia sempat mengalami resesi dan pertumbuhan ekonomi mencapai titik terendah dan menyentuh lebih rendah minus 5 persen.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Ahmad Ali melalui keterangan tertulisnya mengatakan, patutlah kita berbangga hati kepada pemerintah, karena tidak gampang mengelola negara pada situasi pandemi seperti ini.
Ahmad menuturkan, tidak mudah mengatasi pandemi Covid-19 tanpa kepemimpinan yang kuat. Pasalnya, virus Corona telah terbukti berdampak pada berbagai aspek, terutama kesehatan dan ekonomi. Terganggunya aspek ekonomi tentu akan berdampak pula pada aspek keamanan. Banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan.
Meski masih terdapat kekurangan, dirnya memaklumi atas kekurangan pemerintah Jokowi-Ma’ruf Amin. Hal tersebut dianggapnya sebagai sesuatu yang wajar. Apalagi virus Corona adalah sesuatu yang baru, sehingga ilmuwan membutuhkan waktu untuk meneliti hingga kemudian dapat menciptakan vaksin.
Menurut Ahmad, masih ada waktu untuk memperbaiki kekurangan tersebut. Nasdem menyatakan komitmennya dalam membantu Jokowi-Ma’ruf Amin dalam menyelesaikan masalah pandemi dengan baik.
Tentu saja kinerja pemerintah juga patut didukung dengan peran masyarakat, Meski PPKM telah dilonggarkan, tentu bukan berarti kita bisa bebas beraktifitas keluar rumah. Protokol Kesehatan seperti social distancing dan penggunaan masker harus tetap menjadi perhatian khusus agar angka penularan bisa diredam. Jangan sampai protokol kesehatan diabaikan.
Menangani pandemi Covid-19 memang bukan perkara yang mudah, dibutuhkan kejelian dan kesabaran dalam mengambil setiap keputusan yang ada, agar masyarakat dapat merasakan manfaat dan keberpihakan pemerintah kepada rakyat.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini