Memacu Indonesia Menuju Panggung Dunia
Oleh: Ricky Putra Syahreza )*
Empat tahun lalu bangsa ini dipersembahkan berbagai cemerlang demi satu tujuan besar, yaitu kesejahteraan Indonesia. Ide tersebut bertebaran kala perhelatan demokrasi pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dimulai. Bukan hanya sekedar memberikan janji-janji, namun inilah bentuk nyata ruang demokrasi Indonesia. Hingga akhirnya KPU memutuskan Bapak Joko Widodo yang akan memanggul beban besar harapan bangsa pada tahun 2014 lalu.
Evaluasi terhadap kinerja pemerintahan Jokowi – JK adalah mutlak dilakukan demi menjaga proses check and balance pemerintahan, termasuk pengawasan yang dilakukan oleh publik. Ketika mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo memiliki visi untuk mengusung Nawacita. Empat tahun berselang, bisa dikatakan pemerintah telah sukses mengarahkan Indonesia ke arah visi tersebut.
Dengan berfokus pada pembangunan infrastruktur, mimpi untuk mengurangi ketimpangan antar wilayah dan menciptakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia kini mulai tampak. Pemerintah ingin mengurangi disparitas yang terjadi, hingga saat ini sudah terbangun jalur kereta api yang panjang akumulatifnya sekitar 369 kilometer spoor rel kereta, sudah terbangun 15 bandara baru, dan 397 kilometer jalan tol yang sudah operasional. Dan tol lautpun sudah dikembangkan mencapai 477 lokasi.
Tidak ingin berhenti di situ, pemerintah akan terus membangun dan mengintegrasikan jalan Trans Sumatera, Trans Jawa, Trans Papua untuk meningkatkan produktivitas masyarakat, serta daya saing ekonomi nasional. Pembangunan akan dititikberatkan pada wilayah terluar, terdepan dan tertinggal terutama di Luar Jawa.
Konsistensi di bidang infrastruktur akan membuat RI dapat berperan penting pada masa industrialisasi infrastruktur mendatang. Pembangunan infrastruktur juga didukung dengan berbagai program reformasi struktural yang telah dilakukan untuk dapat meningkatkan daya saing perekonomian nasional secara signifikan.
Dalam meningkatkan daya saing perekonomian nasional, pemerintahan Bapak Joko Widodo terus berupaya untuk membangun dari pinggiran. Tekad dan upaya pemerintah tercermin dalam penyaluran anggaran untuk program desa yang mencapai 180 triliun rupiah hingga tahun 2018. Masyarakat sangat puas akan kebijakan tersebut karena memberikan kemudahan dan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat, tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingkat kepercayaan terhadap pemerintah.
Hasilnya, perekonomian semester 1 tahun 2018 tumbuh 5,17%. Dalam situasi ekonomi dunia yang bergejolak akibat perang dagang AS-China, pertumbuhan ekonomi di Indonesia dapat dikatakan lebih baik dibanding negara-negara berkembang lainnya. Inflasi juga dapat dikendalikan pada level 3,5%. Bahkan pada Juni 2018, pemerintah berhasil menekan inflasi pada level terendah selama tujuh tahun terakhir pada angka 0,59%.
Capaian tersebut tentu tak lepas dari peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 70,81 pada 2017 dan berada dalam kategori High Human Development. Peringkat Global Competitiveness Index Indonesia juga naik 5 peringkat di posisi 36 pada 2017.
Angka pengangguran turun menjadi 5,13% pada Februari 2018 dan persentase kemiskinan turun menjadi 9,82% pada Maret 2018. Meski demikian, pemerintah terus memberikan jaminan kesejahteraan bagi masyarakat, yakni dengan program bantuan sosial seperti Program Keluarga Harapan (PKH).
Stabilitas ekonomi yang dicapai Indonesia tersebut berpengaruh terhadap kepercayaan investor asing terhadap Indonesia. Hal tersebut dibuktikan oleh peringkat Ease of Doing Business (EoDB) Indonesia yang berada pada peringkat 72 atau meningkat 48 peringkat di tahun 2018.
Kepercayaan dunia internasional terhadap ketangguhan dan prospek positif ekonomi Indonesia juga dibuktikan dengan capaian peringkat investment grade atau layak investasi, dari lembaga-lembaga pemeringkat internasional ternama, seperti Moody’s, Fitch, dan Standar and Poor’s.
Meski kerap disudutkan karena kinerjanya di bidang ekonomi oleh pihak oposisi, kenyataannya Presiden Joko Widodo justru banyak menuai pujian dari pihak internasional. Mereka memuji performa ekonomi Indonesia yang stabil dan tumbuh dengan baik.
Sifat Joko Widodo yang tulus merupakan faktor dominan suksesnya memimpin pemerintahan selama empat tahun. Meskipun dihantam fitnah, hinaan, dan ujaran kebencian dari pihak-pihak yang memusuhinya, Presiden Joko Widodo tidak bergeming. Ia tetap bekerja untuk kemajuan negeri. Rakyat adalah tujuannya.
Berbagai prestasi tersebut harus diteruskan ke depannya. Pekerjaan rumah masih banyak dan harus dituntaskan agar NKRI menjadi negara yang bermartabat dan rakyatnya sejahtera.
*) Mahasiswa Ilmu Politik, tinggal di Bandung