Membangun dari Desa sebagai Strategi Pemerintahan Prabowo-Gibran untuk Pemerataan Ekonomi Nasional
Oleh : Dzul Ilmi Muis)*
Pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menekankan pentingnya membangun dari desa sebagai strategi utama untuk mewujudkan pemerataan ekonomi nasional.
Presiden Prabowo berkomitmen untuk menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan ekonomi yang berdaya saing. Pemerintahannya memahami bahwa ketimpangan ekonomi antara desa dan kota telah menjadi hambatan bagi upaya menciptakan kesejahteraan secara merata di seluruh Indonesia. Langkah konkret untuk mengatasi ketimpangan ini dimulai dengan memberdayakan desa sebagai subjek pembangunan yang aktif.
Dewan Pakar Geopolitik dan Geostrategis BPIP, Prof. Dr. Ermaya Suradinata menjelaskan bahwa pemerintah baru membawa visi pemberantasan kemiskinan dan pemerataan ekonomi dengan pendekatan pembangunan berbasis komunitas, atau bottom-up development.
Melalui visi tersebut, desa ditempatkan sebagai penggerak utama pembangunan yang tidak sekadar menjadi objek, tetapi juga sebagai subjek yang memiliki peran sentral dalam menciptakan pembangunan yang inklusif. Pendekatan itu memberi perhatian pada pemberdayaan masyarakat lokal sebagai agen perubahan yang dapat menentukan arah kemajuan daerahnya.
Di banyak daerah, desa sering dipandang sebagai wilayah terpinggirkan dalam konteks pembangunan nasional. Selama ini, kebijakan yang cenderung berfokus pada kawasan perkotaan menyebabkan banyak desa tertinggal dalam infrastruktur, akses layanan publik, dan peluang ekonomi.
Hal tersebut mengakibatkan fenomena urbanisasi yang tinggi, di mana masyarakat desa berbondong-bondong ke kota untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Pemerintah Prabowo-Gibran berupaya mengatasi kondisi ini melalui kebijakan yang lebih adil dengan menyalurkan sumber daya dan anggaran secara signifikan ke desa-desa.
Pemerintahan baru itu menegaskan, desa harus mendapatkan prioritas utama dalam distribusi anggaran. Program Dana Desa yang telah lama ada akan diperkuat, terutama dengan pengawasan dan pengelolaan yang lebih baik.
Melalui dana tersebut, pemerintah berharap dapat menyediakan infrastruktur dasar seperti jalan, listrik, air bersih, dan internet. Infrastruktur ini akan membuka akses desa ke pasar yang lebih luas dan teknologi terkini, sehingga mampu meningkatkan produktivitas masyarakatnya. Program ini merupakan langkah awal untuk membangun desa-desa mandiri yang tidak lagi bergantung pada kota.
Di sisi lain, pembangunan ekonomi desa juga akan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan pertanian. Mayoritas masyarakat desa masih menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Untuk itu, modernisasi sektor pertanian menjadi agenda utama, dengan memberikan pelatihan bagi petani serta mendorong adopsi teknologi pertanian yang lebih maju.
Presiden Prabowo mengakui bahwa ketahanan pangan merupakan pilar penting bagi kesejahteraan masyarakat desa. Modernisasi pertanian tidak hanya meningkatkan produktivitas hasil tani, tetapi juga membuka peluang bagi petani untuk terlibat dalam bisnis agrikultur yang berdaya saing tinggi.
Guru Besar Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Gunawan Sumodiningrat, menyebutkan bahwa strategi pembangunan desa harus dilakukan dengan kolaborasi lintas kementerian dan lembaga (K/L) terkait.
Menurut Gunawan, konsep pembangunan nasional yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 sudah sejalan dengan visi pemerataan ekonomi yang diusung oleh Prabowo dan Gibran. Pembangunan desa berbasis ekonomi kreatif, yang dahulu pernah menjadi tonggak pembangunan Orde Baru, diharapkan dapat dilanjutkan dan disempurnakan oleh pemerintahan baru tersebut. Strategi ini diyakini mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa sekaligus memperkuat ekonomi lokal.
Selain itu, kapital manusia dan sosial juga mendapat perhatian dalam visi pemberantasan kemiskinan di desa. Pemerintahan Prabowo-Gibran mengakui pentingnya menciptakan masyarakat desa yang terampil dan memiliki solidaritas komunitas yang kuat.
Oleh karena itu, pendidikan dan kesehatan akan menjadi fokus dalam program pembangunan tersebut. Pendidikan berkualitas akan menciptakan generasi muda yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman, sedangkan layanan kesehatan yang memadai akan memastikan masyarakat desa dapat produktif dan berkontribusi pada kegiatan ekonomi. Pemerintah bertekad memberikan akses kesehatan yang lebih inklusif, terutama di daerah terpencil yang selama ini sulit dijangkau.
Direktur Sosialisasi dan Komunikasi BPIP, Agus Moh. Najib, menekankan pentingnya sinergi dan gotong royong antara kementerian, lembaga, serta masyarakat dalam mewujudkan program pemerataan ekonomi ini.
Semua elemen bangsa perlu bergandengan tangan agar desa-desa di Indonesia dapat berkembang secara merata. Sinergi yang solid antar-K/L, khususnya Kemendagri, Kemendes, Kemendag, Kemenkop dan UMKM, serta Kemensos, menjadi kunci keberhasilan dalam membangun desa yang kuat dan mandiri. Presiden Prabowo menekankan bahwa pembangunan desa bukan hanya tanggung jawab satu kementerian atau lembaga, melainkan memerlukan kerjasama menyeluruh dari semua pihak.
Dalam jangka panjang, program tersebut diharapkan dapat mengurangi ketergantungan desa pada kota dan menciptakan ekosistem ekonomi yang mandiri. Teknologi informasi dan komunikasi (ICT) akan diperkenalkan di desa-desa sebagai bagian dari modernisasi.
Melalui penerapan teknologi tersebut, masyarakat desa akan lebih mudah mengakses informasi pasar, pendidikan daring, serta layanan kesehatan jarak jauh. Teknologi ini dipandang sebagai jembatan untuk menghubungkan desa dengan dunia luar, sehingga produk dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di desa dapat berkembang di pasar yang lebih luas.
Komitmen pemerintah dalam membangun desa sebagai strategi pemerataan ekonomi mencerminkan visi besar untuk Indonesia yang lebih sejahtera dan berkeadilan. Visi ini bertujuan untuk mengurangi ketimpangan ekonomi yang sudah berlangsung lama serta memberdayakan masyarakat desa agar mandiri dan produktif.
Desa yang kuat diyakini sebagai pondasi bagi negara yang maju. Dengan perhatian yang lebih besar pada desa, pemerintahan Prabowo-Gibran membawa harapan baru untuk masa depan Indonesia yang lebih merata dan berkelanjutan.
)* Alumni Fisip Unair