MEMPREDIKSI HASIL PEMILU KANADA 20 SEPTEMBER 2021
Oleh : Toni Ervianto
Seharusnya, Pemilu Kanada masih akan berlangsung pada Oktober 2023, namun akhirnya dipercepat pada tanggal 20 September 2021 oleh Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau (49 tahun) memperebutkan 338 kursi di House of Commons. Maksud politik Trudeau mempercepat pelaksanaan Pemilu untuk mengamankan mayoritas suara di parlemen. Ketika Trudeau mengumum¬kan pemilu, sebagian besar warga menolaknya. Apalagi Ka¬nada saat itu sedang memasuki gelombang keempat Covid-19. Erin O’Toole dari kubu oposisi juga menyuarakan penolakan.
Saat ini, kelima partai yang memegang kursi mayoritas di parlemen seperti Partai Liberal, Partai Konservatif, Partai Demokrat Baru, Partai Hijau dan Partai Blok Quebec bersiap untuk pertempuran sengit di pemilu 20 September mendatang.
Sementara itu, Komisi Pemilu Kanada pada hari Selasa (14/9) mengumumkan bahwa sejumlah besar warga Kanada — hampir satu dari lima orang yang memenuhi syarat – telah memberikan suara lebih awal dalam pemilihan umum yang diprediksi akan berlangsung sengit pada 20 September 2021.
Dalam pernyataannya, badan independen itu mengatakan terdapat hampir 5,8 juta pemilih yang memberikan suara pada pemungutan suara lanjutan dari hari Jumat hingga Senin berdasarkan data awal yang masuk. Jumlah tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 18,46 persen dibanding pemilihan umum sebelumnya pada tahun 2019.
Badan itu juga mengatakan bahwa mereka menduga bahwa jumlah pemilih yang memberikan suaranya melalui pos akan lebih besar dari biasanya dikarenakan pandemi virus corona.
PM Trudeau yang berkuasa sejak 2015 itu ingin memanfaatkan kesuk¬sesan penanganan pandemi demi menggalang dukungan. Apalagi, kinerja pemerintahannya menda¬pat banyak apresiasi dalam me¬nangani Covid-19.
Pada saat, Trudeau membubarkan pemerintahannya pada Agus¬tus lalu, popularitasnya mon¬cer. Warga Kanada sangat men¬dukung tanggapan pandeminya, karena memberikan BLT (Ban¬tuan Langsung Tunai) kepada para pekerja dan bisnis. Vaksi¬nasi Covid-19 di Kanada juga berjalan baik. Meskipun tingkat vaksinasi meningkat dengan hampir 62 persen warga Kanada telah diinokulasi sepenuhnya, hampir 1.000 kasus COVID-19 harian baru masih terjadi di seluruh negeri baru-baru ini.
Meski telah meluncurkan bantuan besar-besaran untuk menangani pandemi, meloloskan anggaran federal, hingga mengesahkan sejumlah undang-undang penting lainnya dengan dukungan oposisi selama setahun terakhir, Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau menyesalkan bahwa parlemen Kanada tidak berfungsi dengan baik.
Ketika bertemu dengan Gubernur Jenderal Mary Simon pada 15 Agustus 2021, Trudeau meminta Mary Simon untuk membubarkan parlemen dan mempercepat penyelenggaraan pemilihan umum.
Sebagian besar warga menyetujui langkah penanganan pandemi pemerintah Kanada. Namun, jika gelombang keempat infeksi COVID-19 terjadi selama kampanye, diyakini bisa berdampak pada dukungan terhadap Trudeau.
Menurut Felix Mathieu, profesor ilmu politik di Universitas Winnipeg, dengan kembalinya siswa ke sekolah dan universitas dalam dua minggu, infeksi COVID-19 pasti akan naik. “Pemerintahan Trudeau “telah bertahan selama 18 bulan, yang merupakan umur rata-rata untuk pemerintahan minoritas,” tambahnya.
Dukungan terhadap Trudeau juga dikemukakan mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Barrack Obama lewat Twitter. “Semoga teman saya @JustinTrudeau mendapatkan yang terbaik dalam pemilihan Kanada mendatang,” kata Obama, dilansir dari AFP, Jumat, 17 September 2021.
“Justin merupakan pemimpin yang efektif dan memiliki suara yang kuat untuk nilai-nilai demokrasi, dan saya bangga dengan pekerjaan yang kita lakukan bersama,” imbuhnya. Pesan tersebut mirip dengan yang dikirim oleh Obama pada Oktober 2019, ketika ia memuji Trudeau sebagai negarawan yang progresif dan dibutuhkan dunia. Obama mendesak warga Kanada untuk mendukungnya di masa jabatan berikutnya.
Obama dan Trudeau pertama kali bertemu sebagai pemimpin negara masing-masing pada pertemuan puncak Kerja sama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) pada November 2015, satu bulan setelah Trudeau memenangkan pemilihan umum pertamanya.
Obama memberi hormat kepada Trudeau sebagai kerabat politik dan generasinya, meskipun dia 10 tahun lebih tua. Keduanya memperjuangkan pentingnya isu-isu seperti perawatan kesehatan, hak-hak gay dan perubahan iklim.
Ketat
Popularitas Partai Liberal kendaraan politik Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau, mengalami penurunan menjelang pemilu legislative 20 September 2021. Dari survei, Partai Liberal masih jauh mencapai 38 persen dukungan publik yang dibu¬tuhkan untuk memperoleh mayoritas di parlemen. Sementara, Partai Konservatif hanya meraih dukungan 32 persen. Kemudian, Partai Demokrat Baru tertinggal di belakangnya. Tidak ada kubu yang unggul dalam pemilu ini. Jika angkanya tak berubah, situasi pemilu Ka¬nada 2019 dapat terulang. Yaitu partai Trudeau yang dulunya perkasa menjadi pemerintahan minoritas.
Hasil survei menjelang pemilu menunjukkan Trudeau dilemahkan oleh serangkaian isu skandal politik. Di Pemilu sebelumnya, Trudeau juga menghadapi sejumlah masalah serius seperti masalah warga Provinsi Saskatchewan dan Alberta yang merasa selama ini tersia-siakan.
Citra Trudeau belakangan juga memburuk akibat penanganan kasus korupsi perusahaan besar SNC-Lavalin yang tidak memuaskan warga. Popularitasnya makin anjlok setelah munculnya foto-foto lamanya saat Trudeau berkostum dengan wajah hitam yang dituding berbau rasisme. Dalam sebuah kampanye, Trudeau bahkan terpaksa harus memakai rompi antipeluru karena ada ancaman keamanan.
Dalam Pemilu yang digelar pada 20 September 2021, ada sejumlah penantang kuat bagi Trudeau yaitu politisi pemula yakni Erin O’Toole (48 tahun) sebagai pemimpin Partai Konservatif. Erin O’Toole secara luas tidak dikenal Kanada, tapi sekarang, menempel ketat Justin Trudeau sebagai perdana menteri berikutnya.
Pada awal kampanye, menurut Abacus Data yang dikutip BBC, 40 persen Erin O’Toole bahkan opini tentang dia. Kemudian selama kampanye, Erin O’Toole memperkenalkan dirinya meng¬gunakan pendekatan yang lebih lembut. Erin O’Toole sering merujuk ke keluarga mudanya, memulai jawaban atas pertanyaan dengan menyebutkan istrinya, Rebecca, dan dua anak mereka.
Erin O’Toole sangat menekankan pengalaman profesionalnya di luar politik. Ia menghabiskan 12 tahun bersama Royal Cana¬dian Air Force sebagai navigator helikopter. Kemudian, ia 10 tahun di bidang hukum perusahaan.
Menurut jajak pendapat terbaru Abacus Data, Partai Liberal mendapat 37 persen dukungan. Sementara Partai Konservatif dan Partai Demokrat Baru yang berhaluan kiri – yang menopang kaum Liberal – masing-masing tertinggal 28 persen dan 20 persen.
Jagmeet Singh, yang mengepalai Partai Demokrat Baru (NDP), adalah saingan Trudeau lainnya dan berpotensi memenangkan suara untuk Partai Liberal di kalangan pemilih muda dan perkotaan.
Jika angka hasil survey terkait Pemilu Kanada tidak berubah, situasi Pemilu Kanada 2019 dapat terulang di mana partai raksasa Trudeau yang dulunya perkasa direduksi menjadi pemerintahan minoritas.
Trudeau sendiri memang masih unggulan di Pemilu Kanada, tetapi skandal dan penyimpangan etika menodai citra emasnya, sementara pemerintahannya menunjukkan tanda-tanda keausan setelah enam tahun menjabat.
Tugas Berat PM Kanada
Siapapun yang memenangkan Pemilu Kanada, maka masyarakat Kanada akan menagih sejumlah janji kampanye terkait dengan manajemen pandemi, program bantuan darurat pemerintah yang luas, dan rencana stimulus pascapandemi senilai US$80,9 miliar atau setara Rp1,136 triliun.
Perdana Menteri Kanada ke depan juga masih akan menghadapi permasalahan terorisme bahkan rasisme. Disamping itu, juga menjaga agar tingkat pengangguran di Kanada yang sudah berkurang menjadi memburuk entah karena Covid-19 atau faktor lainnya. Hal ini mengingat karena Kanada mencatatkan rekor kehilangan 1 juta pekerjaan pada Maret, dan peningkatan jumlah pengangguran menjadi 78 persen. Kebijakan lockdown disebut sebagai salah satu penyebab tingginya angka pengangguran, karena sejumlah bisnis telah ditutup untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona.
Saat ini, tingkat Pengangguran Kanada dilaporkan sebesar 7.50 % pada 2021-03. Rekor ini turun dibanding sebelumnya yaitu 8.20 % untuk 2021-02. Data Tingkat Pengangguran Kanada diperbarui bulanan, dengan rata-rata 7.70 % dari 1976-01 sampai 2021-03, dengan 543 observasi. Data ini mencapai angka tertinggi sebesar 13.70 % pada 2020-05 dan rekor terendah sebesar 5.40 % pada 2019-05. Data Tingkat Pengangguran Kanada tetap berstatus aktif di CEIC dan dilaporkan oleh Statistics Canada. Data dikategorikan dalam Global Economic Monitor World Trend Plus – Table CA.G018: Labour Force Survey: Unemployment.
*Penulis adalah penikmat masalah internasional. Alumnus pasca sarjana Universitas Indonesia (UI).