Mendorong Partisipasi Pemuda Wujudkan Pemilu Demokratis
Mendorong Partisipasi Pemuda Wujudkan Pemilu Demokratis
Oleh : Dwi Cahya Alfarizi )*
Pada tahun 2024, Indonesia akan kembali menghadapi momen penting dalam sejarah demokrasinya dengan pelaksanaan Pemilihan Umum. Menyadari peran strategis generasi muda, bukan hanya sebagai calon pemimpin masa depan, melainkan sebagai pemilih dominan, tantangan untuk meningkatkan partisipasi aktif mereka dalam proses demokratis menjadi lebih mendesak.
Sebagai pemegang suara terbanyak, generasi muda memiliki potensi besar untuk membentuk arah kebijakan dan masa depan negara. Oleh karena itu, adalah tugas bersama untuk mendorong mereka agar tidak hanya hadir dalam jumlah besar, tetapi juga memberikan suara mereka secara bijak dan cerdas.
Pemilu bukan hanya sekadar ritual lima tahunan, melainkan fondasi utama bagi keberlanjutan demokrasi Indonesia. Pada dasarnya, pemilu adalah panggung di mana suara rakyat menjadi penentu utama arah kebijakan dan kepemimpinan negara.
Sejak pelaksanaan pemilihan presiden dan wakil presiden di Indonesia dimulai pada tahun 2004, proses ini telah menjadi tonggak penting yang mencerminkan esensi demokrasi. Menurut penjelasan Moertopo, pemilu adalah sarana bagi rakyat untuk menjalankan kedaulatannya sesuai dengan azas yang tertera dalam Pembukaan UUD 1945.
Dalam konteks demokrasi, pemilu menjadi fondasi utama yang menghubungkan rakyat dengan pemerintah. Suara rakyat menjadi instrumen paling kuat untuk mengungkapkan kehendak dan aspirasi, serta menentukan arah kebijakan yang dianggap sesuai dengan nilai-nilai demokrasi. Pemilu adalah cermin bagi kesehatan demokrasi suatu negara dan menjadi panggung di mana prinsip-prinsip demokratis diwujudkan.
Generasi muda, yang tidak hanya merupakan kelompok yang berpotensi menjadi pemimpin masa depan, tetapi juga menjadi pemilih terbanyak pada Pemilihan Umum tahun 2024, memiliki tanggung jawab besar dalam mengukir masa depan bangsa.
Keterlibatan mereka dalam proses demokratis bukan sekadar hak, melainkan juga kesempatan berharga untuk memberikan kontribusi nyata dalam pembentukan kebijakan. Pentingnya partisipasi aktif generasi muda terletak pada dampak langsungnya pada kehidupan sehari-hari, termasuk upaya mengatasi ketimpangan dan menciptakan keadilan sosial.
Generasi muda tidak hanya memiliki potensi, tetapi juga memiliki tantangan besar untuk mengatasi. Salah satu tantangan utama adalah kurangnya kesadaran politik dan pemahaman tentang peran mereka dalam membangun negara.
Oleh karena itu, perlu ada upaya serius untuk meningkatkan literasi politik di kalangan generasi muda agar mereka dapat mengambil keputusan yang bijak dan dapat memahami konsekuensi dari setiap pilihan yang mereka buat.
Pemilihan umum atau pemilu memainkan beberapa peran penting dalam kemajuan suatu negara. Pertama, pemilu adalah salah satu pilar utama demokrasi, memungkinkan rakyat untuk memilih pemimpin mereka.
Dalam sistem demokratis, suara rakyat menjadi cermin kehendak mayoritas. Kedua, pemilu memberikan kesempatan aktif kepada warga negara untuk terlibat dalam proses politik. Partisipasi tinggi dapat merangsang diskusi dan debat sehat mengenai isu-isu relevan. Ketiga, pemilu memberikan peluang bagi individu berpotensi dengan visi dan kepemimpinan yang baik untuk maju dan terpilih.
Pentingnya pemilu tidak hanya terletak pada hasil akhir, tetapi juga pada seluruh prosesnya. Kampanye pemilu, debat antar kandidat, dan pendidikan pemilih adalah elemen-elemen yang menciptakan atmosfer demokratis yang sehat. Oleh karena itu, mendorong partisipasi generasi muda dalam seluruh rangkaian kegiatan pemilu menjadi kunci untuk memastikan bahwa suara mereka diakui dan dihargai.
Dalam menghadapi Pemilu 2024, peran aparat kepolisian menjadi sangat vital dalam menjaga kondusifitas dan keamanan. Sebagai contoh, di desa Salawangi, Bantarujeg, Kabupaten Majalengka, anggota kepolisian, seperti Bhabinkamtibmas Polsek Bantarujeg, Bripka Andryana, bersama dengan Kanit Binmas Aiptu D. Yusup, dan Kanit Reskrim Bripka H. Rohendi, terlibat langsung dalam upaya menjaga stabilitas situasi.
Mereka turun ke lapangan untuk memberikan himbauan kepada para pemilih pemula, menekankan pentingnya berdedikasi kepada bangsa dan negara dengan cara memberikan suara secara bijak, serta menghargai nilai-nilai etika dan budi pekerti yang luhur.
Semangat yang diusung oleh Bhabinkamtibmas Andryana Mutakin adalah untuk mendorong para remaja agar terlibat secara aktif dalam proses demokratis, menyadari bahwa memberikan suara adalah cara yang efektif untuk menyuarakan aspirasi dan memiliki dampak positif terhadap kemajuan negara.
Generasi muda, sebagai dominator pemilu 2024, seharusnya memahami bahwa tanggung jawab mereka tidak berhenti pada memberikan suara saja. Mereka memiliki peran penting dalam membangun dan memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam tindakan dan pemikiran mereka.
Dalam menghadapi kompleksitas tantangan global, menjaga rasa nasionalisme dan kepedulian terhadap komunitas adalah kunci. Kampanye, sebagai salah satu upaya, dapat menjadi sarana efektif untuk mengajarkan generasi muda tentang meningkatkan kesadaran politik dan melibatkan mereka dalam pemilu.
Mendorong keterlibatan generasi muda dalam proses demokratis bukan hanya tugas pemerintah atau lembaga-lembaga terkait. Semua elemen masyarakat, terutama generasi muda itu sendiri, perlu bersatu untuk menciptakan budaya partisipasi yang kuat.
Dengan menanamkan nilai-nilai demokrasi dan Pancasila, generasi muda dapat menjadi kekuatan positif yang membawa Indonesia ke arah masa depan yang lebih baik. Pemilu 2024 bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang membangun fondasi kuat untuk kemajuan dan kesejahteraan bersama. Mari bersama-sama kita wujudkan Indonesia yang lebih baik melalui keterlibatan aktif dalam proses demokratis.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute