Mendukung Misi Pemerintah dalam Menyelamatkan Pilot Susi Air
Oleh : Ferdy Mawirampakel )*
Misi penyelamatan pilot Susi Air, Capt. Phillips M, masih dilakukan. Masyarakat mendukung misi tersebut agar sang pilot segera diselamatkan dan drama penyanderaan dapat segera berakhir.
Sampai saat ini, pilot Susi Air masih disandera oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) pimpinan Egianus Kogoya. Namun pemerintah tidak diam saja karena misi penyelamatan masih berlangsung. Masyarakat dan pihak-pihak lain mendukung penuh misi ini, agar sang pilot segera dibebaskan.
Presiden Jokowi menyatakan bahwa negara akan mengerahkan segala cara untuk membebaskan sandera. Namun, terkait cara apa yang ditempuh, beliau enggan berbicara banyak. Misi penyelamatan masih dirahasiakan. Tujuannya agar upaya penanganan dilakukan sempurna dan tidak membahayakan sandera.
Dalam artian, pemerintah akan terus berupaya sampai Capt Phillips dibebaskan oleh KST. Walau misi penyelamatan masih dirahasiakan, bukan berarti sang pilot dibiarkan begitu saja. Keselamatannya akan dinomorsatukan, meski strategi pembebasannya tidak diungkap ke hadapan publik.
Ketika misi penyelamatan pilot Susi Air dirahasiakan maka ada respon bagus dari masyarakat karena takutnya ketika cara penyelamatannya dipublikasikan, akan terbaca oleh KST. Mereka akan takut ditemukan lalu berpindah-pindah tempat agar tidak diburu oleh aparat keamanan. Oleh karena itu lebih baik strategi penyelamatannya dirahasiakan saja, agar 100% berhasil.
Walau misi penyelamatannya dirahasiakan bukan berarti pemerintah lepas tangan, karena peristiwa penculikan Capt. Phillips oleh KST dilakukan di wilayah Indonesia. Ia adalah seorang WNA tetapi nyawanya harus diselamatkan dan dijauhkan dari keganasan KST.
Pemerintah juga meminta ke beberapa tokoh adat dan tokoh agama di Papua untuk melakukan komunikasi dan negosiasi ke KST, dengan tujuan agar mereka segera membebaskan Capt. Phillips. Dengan cara ini diharap mereka mau melepaskan sang pilot dan ia bisa kembali ke negerinya (New Zealand) dengan selamat.
Negosiasi yang dilakukan oleh tokoh adat dan tokoh agama biasanya berhasil karena KST menghormati para tokoh yang dituakan di Papua. Apalagi jika beliau memiliki marga yang sama, maka KST akan menurut dan akhirnya memenuhi permintaan mereka untuk membebaskan sandera (Capt. Phillips).
Sementara itu, Kapolda Papua Inspektur Jenderal Mathius D. Fakhiri menyebut ada permintaan tebusan dari KST. Dia mengatakan permintaan itu akan dipenuhi asal tak berkaitan dengan kemerdekaan Papua. Kemudian, untuk uang yang juga diminta akan disiapkan dan diserahkan kepada Egianus Kogoya asal sandera yang berkebangsaan Selandia Baru dibebaskan dan diserahkan ke aparat keamanan.
Jika mereka masih meminta uang atau barang maka masih bisa diberikan, asal sandera segera dibebaskan. Namun kemerdekaan Papua tidak akan pernah terjadi karena secara hukum internasional dan nasional, Papua adalah bagian dari Indonesia. Lagipula KST salah sasaran karena sang pilot adalah warga negara asing, bukan WNI.
Walau permintaan KST ditolak bukan berarti pemerintah tinggal diam. Aparat keamanan terus diterjunkan dalam rangka misi pemberantasan KST sekaligus perburuan anggota mereka, demi menyelamatkan Capt. Phillip.
Salah satu pimpinan KST, Jefri Pagawak masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Keberadaan Jefri diketahui ada di Papua Nugini (PNG). Hal ini diungkap oleh Kepala Operasi Damai Cartenz 2023, Kombes Pol Faizal Ramadhani.
Di samping itu, pilot Susi Air kabarnya masih disandera KST pimpinan Egianus Kogoya dan ia dalam kondisi sehat. Aparat terus melakukan pencarian dan penangkapan KST sampai berhasil menangkap anak buah Egianus Kogoya berinisial YL. Ia bertugas sebagai mata-mata yang mengawasi apakah ada aparat yang melakukan pengejaran terhadap KST.
Dengan ditangkapnya YL maka adalah sebuah hal yang bagus karena ia bisa diinterogasi, agar mengaku di mana markas-markas KST. Ia juga dipaksa memberi tahu lokasi tempat penyanderaan Capt. Phillip agar bisa segera ditemukan dan dibebaskan.
KST harus ditindak tegas agar tidak seenaknya melakukan penculikan dan pembakaran pesawat. Terlebih yang dibakar adalah pesawat komersial, bukan milik pemerintah (perusahaan BUMN) sehingga tidak ada hubungannya sama sekali dengan pemerintah pusat.
Tim Gabungan dari Operasi Damai Cartenz terus mencari di daerah Nduga dan sekitarnya dan mereka bertekad untuk menemukan markas KST, yang diduga jadi tempat persembunyian Egianus Kogoya cs.
Ketika nantinya bertemu dengan KST maka aparat diperbolehkan untuk melakukan tindakan tegas terukur. Penyebabnya karena mereka adalah teroris yang tega membakar pesawat dan menculik penumpang serta pilotnya dengan kejam. Hanya dengan tindakan tegas maka KST bisa diberantas dan tidak akan mengulangi kejahatannya.
Presiden Jokowi mengupayakan berbagai cara agar pilot Susi Air yang diculik oleh KST segera dibebaskan. Strateginya masih dirahasiakan, tetapi masyarakat tak usah khawatir karena keselamatan sang pilot akan selalu diprioritaskan. Sementara itu, aparat keamanan terus memburu KST agar tertangkap dan memberi informasi di mana Capt. Phillips disembunyikan. Aparat juga masih melakukan negosiasi agar penyanderaan segera berakhir.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Medan