Mendukung Pelaksanaan PON Papua yang Aman dari Covid dan KST
Oleh : Saby Kossay )*
Masyarakat Papua mendukung pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) ke XX. Acara tersebut akan diharapkan dapat berjalan aman dari dua hal, pertama adalah Covid-19 dan ancaman Kelompok Separatis Teroris (KST).
Pelaksanaan PON XX di Papua sudah tinggal menghitung hari. Marciano yang merupakan Ketua KONI mengatakan, kesiapan atlet yang kini mengikuti pemusatan latihan daerah di 33 Provinsi. Sesuai arahan Presiden, para atlet juga telah mendapatkan prioritas untuk divaksin di daerahnya masing-masing.
Selain itu, KONI juga akan melaksanakan sejumlah uji coba di beberapa tempat pertandingan di Kabupaten Merauke dan Kabupaten Jayapura. Kegiatan tersebut bertujuan untuk menguji tempat pertandingan sebelum pelaksanaan PON dimulai.
Marciano juga memastikan bahwa KONI Pusat mendukung penuh penyelenggaraan PON XX di Papua dan akan memberika pengalaman terbaik dalam penyelenggaraan beberapa PON sebelumnya. Pihaknya berharap agar PON Papua ini bisa lebih baik dari sebelumnya dan kita juga berharap agar situasi Covid juga membaik, sehingga PON di Papua bisa terlaksana serta menjadikan kebangkitan bangsa Indonesia dari massa pandemi Covid-19.
Pada tanggal 23 April 2020, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali mengumumkan bahwa PON Papua akan ditunda hingga Oktober 2021. Keputusan tersebut diambil berdasarkan hasil rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo.
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo telah memberikan instruksi terkait percepatan vaksinasi bagi atlet dan masyarakat di sekitar venue. Kementerian Kesehatan, melalui Kepala Seksi Kesehatan Olahraga Prestasi, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Harry Papilaya, mengatakan bahwa pihaknya terus menyiapkan kebutuhan kesehatan selama PON. Pada Juni dan Juli, mereka sudah melakukan pelatihan untuk tenaga kesehatan khusus yang bertugas mengawal PON.
Pada kesempatan berbeda, Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengatakan, Pemerintah Provinsi Papua berencana untuk memvaksinasi sekitar 2/3 masyarakat di sekitar venue PON. Pihaknya juga mengharapkan bantuan dan asistensi dari Kementerian Kesehatan untuk program vaksinasi kepada masyarakat di sekitar venue. Apabila masyarakat sudah divaksin, mereka tentu dapat ikut memeriahkan pesta olahraga tersebut.
Sementara itu, vaksinasi telah berjalan sesuai standar, kepada atlet maupun masyarakat umum. Alasannya jelas, kala itu kasus covid-19 meningkat dan pembangunan venue ikut terhambat. Pemerintah tentu saja tidak ingin mengorbankan kesehatan dan keselamatan seluruh atlet. Setahun pandemi telah berlalu, pemerintah tetap mempersiapkan PON dengan Papua sebagai tuan rumah di tengah pandemi Covid-19.
Tantangan juga tidak terbatas sampai pada pandemi saja, isu keamanan juga menjadi sesuatu yang patut menjadi perhatian. Apalagi PON Papua juga sempat diragukan oleh masyarakat di tengah isu keamanan antara aparat TNI-Polri dengan kelompok kriminal bersenjata di Papua.
Meski demikian Panitia Besar atau PB PON Papua telah berani menjamin bahwa Papua sebagai tuan rumah sangat aman untuk menggelar pesta olahraga nasional empat tahunan tersebut. Lagi pula menurutnya lokasi insiden baku tembak yang terjadi belakangan ini jauh dari lokasi arena pertandingan maupun tempat tinggal kontingen.
Sementara itu Wakil Kepala Badan Intelijen Negara (Wakabin) Letjen TNI (purn) Teddy Laksmana Widya Kusuma mengatakan, kelompok separatis di Papua memanfaatkan pelaksanaan PON XX Papua untuk menciptakan instabilitas. Dirinya menduga Veronica Koman dan Benny Wenda yang berada di luar negeri sedang menarik perhatian dunia.
Badan Intelijen Negara telah melakukan pemetaan potensi kerawanan keamanan pada PON XX Papua mendatang. Setidaknya terdapat 4 wilayah yang melaksanakan pertandingan. Diantaranya ialah Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Mimika dan juga Merauke.
Dari pemetaan tersebut ditemukan beberapa potensi kerawanan, namun sudah dilakukan operasi gabungan untuk mencegah serta memotong potensi-potensi tersebut agar tidak menjadi gangguan yang nyata. PON XX di Papua merupakan hajat besar dan menjadi kebanggaan bagi Papua serta Indonesia, sehingga keamanan pada pagelaran event tersebut haruslah dijaga.
Untuk menjaga stabilitas keamanan, BIN telah berkolaborasi dengan TNI dan Polri untuk melaksanakan sejumlah operasi intelijen, operasi pemulihan keamanan, maupun menjaga stabilitas keamanan.
Pelaksanaan PON tidak hanya sekadar formalitas penyelenggaraan event saja, melainkan sebuah hajat yang menunjukkan kebangkitan dan kemajuan suatu bangsa, di tengah pandemi dan isu keamanan dari kelompok separatis, tentu saja diperlukan koordinasi antar jajaran agar hajat ini dapat terselenggara dengan baik.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Yogyakarta