Mendukung Pembangunan SDM di Papua
Oleh : Yeremia Kogoya )*
Dalam pertemuannya dengan 61 tokoh asal Papua dan Papua Barat, mereka telah menyampaikan aspirasinya kepada Presiden Jokowi. Abisai Rollo yang mewakilinya berharap agar mereka mendapatkan kesempatan untuk meningkatkan kapasitas diri yang lebih baik sehingga mereka dapat berpartisipasi dalam pembangunan.
Abisai sendiri telah menganggap Jokowi sebagai sobat masyarakat Papua, kedatangan mereka ke Istana negara juga membawa harapan dengan adanya investasi di bidang Sumber Daya Manusia, maka stigma negatif tidak lagi diletakkan kepada masyarakat Papua.
Pertemuan antara tokoh masyarakat Papua dan Papua Barat dengan Presiden Jokowi tersebut, menghasilkan beberapa permintaan, dimana salah satunya adalah meminta lebih banyak orang Papua dan Papua Barat yang menjadi pejabat eselon 1 dan 2. Kemudian, mereka juga meminta agar Jokowi menerbitkan Inpres tentang pengangkatan honorer di Papua dan Papua Barat menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS).
Presiden pun menyambut aspirasi para tokoh yang disampaikan Abisai yang sebagian besar berfokus pada peningkatan Sumberdaya Manusia (SDM). Ia juga mengatakan bahwa SDM bisa menjadi kunci.
Mantan walikota Surakarta tersebut juga mengungkapkan pengalamannya saat beberapa kali bertemu dengan para mahasiswa asal Papua di Luar Negeri. Ia mengakui mahasiswa asal Papua memiliki kualitas kemampuan yang tidak diragukan.
Jokowi mengaku bangga ketika dirinya berkesempatan ke California Amerika, saat itu ia bertemu dengan 12 Mahasiswa yang berasal dari Papua, mereka bukan hanya pintar tapi sangat pintar. Selain itu ketika dirinya bertandang ke Selandia Baru, Jokowi juga sempat bertemu dengan lebih dari 10 Mahasiswa dari Tanah Papua yang ternyata juga pintar – pintar semuanya.
Terkait usulan tersebut, Jokowi juga berjanji akan menggunakan wewenangnya untuk mendorong BUMN dan Perusahaan lainnya untuk mempekerjakan tenaga – tenaga muda Papua.
Pada tahap pertama, Jokowi berjanji akan mengalokasikan kesempatan kerja bagi 1000 Sarjana Muda Papua. Selain itu, Kepala Negara juga akan membuka kesempatan yang lebih luas bagi para ASN Papua untuk dapat berkontribusi lebih bagi pembangunan dengan menempatkan putra dan putri Papua di tingkatan eselon sejumlah kementrian dan lembaga negara.
Adanya Mahasiswa Asal Papua yang menempuh studi di luar negeri tentu menjadi bukti bahwa pemuda Asal Papua siap berkontribusi untuk negara berdasarkan disiplin ilmunya.
Jika usulan tersebut disetujui, artinya kita harus menghapus stigma bahwa orang Papua lebih inferior daripada orang yang ada di pulau Jawa, justru semestinya kita harus yakin bahwa setiap wilayah di Indonesia pasti memilik bibit unggul yang siap untuk bekerja dan mengabdi untuk NKRI, tanpa memandang Suku, Bangsa, Ras dan Agama.
Tenaga honorer di Papua tentu saja berharap akan kesejahteraan bagi kehidupannya, apalagi jika ada yang mengabdi lebih dari 10 tahun tentu saja harapan untuk memiliki Nomor Induk Kepegawaian sudah semakin mendarah daging.
Tentu bukan tidak mungkin, dengan adanya penguatan SDM di Papua, maka secara intelektual rakyat Papua akan dapat bersaing dan menunjukkan performa yang bagus di berbagai lini pembangunan.
Tentu saja Papua memiliki sisi kelam, dimana isu – isu terkait pemutusan hubungan kerja, membuat masyarakat Papua kesulitan untuk menyekolahkan anaknya.
Sementara itu, Kepala dinas kesehatan Kabupaten Mimika Alfred Douw mengatakan, sebagian besar honorer yang bekerja pada Puskesmas yang ada di Mimika merupakan honorer yang tidak memiliki SK kolektif namun hanya ber-notakan Dinas, alias diangkat hanya berdasarkan keputusan kepala Dinas.
Harapannya, jika ditemukan tenaga honorer ber-notakan dinas, hal tersebut bukan merupakan urusan dinas kesehatan (dinkes), jika kepala dinas yang mengangkatnya harus bayar.
Sementara itu, permintaan terkait penerbitan Inpres pengangkatan honorer di Papua dan Papua Barat menjadi ASN, termasuk jabatan di posisi eselon 1, 2 dan 3, Jokowi mengatakan akan diproses kemudian bersamaan dengan provinsi lain di luar Jawa.
Dengan adanya peningkatan SDM di Papua, tentu akan menambah peluang bagi masyarakat Papua untuk mendapatkan posisi yang strategis dalam jabatannya, bukan tidak mungkin peningkatan SDM juga turut serta meningkatkan pendapatan mereka.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta