Mendukung pemberantasan kelompok separatis di Papua
Oleh : Sabby Kosay )*
Pergerakan Kelompok Separatis Bersenjata di Papua dinilai cukup meresahkan,sehingga diperlukan adanya pemberantasan hingga ke akarnya.
Masyarakat kembali dikejutkan dengan adanya insiden berdarah di wilayah Papua beberapa waktu lalu. Banyak pihak menyayangkan kejadian demi kejadian berulang seolah tak ada habisnya. Bukan karena pemerintah membiarkannya, namun memang diperlukan penanganan yang khusus. Mengingat penyebaran kelompok radikal dan separatis ini mendiami banyak tempat serta berpindah-pindah. Meski telah tertangkap, selalu ada sebagian lainnya yang mencuat dan kembali berulah.
Komitmen pemerintah guna menanggulangi kelompok ini juga tak kurang-kurang. Pengerahan personel hingga titik paling pedalaman turut dilakukan. Bak peribahasa, mati satu tumbuh seribu, itulah kelompok separatis yang kini kian meresahkan warga Papua. Beragam simpati dan cara juga diutarakan oleh banyak pihak, salah satunya ialah datang dari Sukamta selaku Anggota Komisi I DPR. Yang menyarankan 5 langkah melawan kaum separatis ini.
Pertama, ialah pemerintah harus bersegera membenahi pelaksanaan otonomi khusus di Papua, agar secara nyata bisa menyejahterakan rakyat Papua. Pemerintah haruslah bisa mengatasi kesenjangan dan ketidakadilan di Bumi Cendrawasih. Yang Kedua, pemerintah dinilai perlu menguatkan peran intelijen di daerah tersebut guna mengungkap serta memutus mata rantai organisasi separatis. Yang terpenting mampu mematikan alur pasokan senjata. Ketiga, pemerintah melalui TNI perlu mempersempit ruang gerakan separatis agar lebih mudah untuk ditanggulangi.
Cara Keempat ialah agar TNI mampu memaksimalkan pelaksanaan tugas, pemerintah harus segera mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) sebagai amanat UU No 5 Tahun 2018 berkenaan dengan Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme serta yang mengatur keterlibatan TNI guna melakukan operasi militer selain perang atau yang biasa disebut OMSP.
Pihaknya menilai, selain dapat dikategorikan gerakan separatis, kejadian di Papua ini juga masuk dalam kategori terorisme. Sebab, para pelaku menggunakan kekerasan dan menimbulkan suasana teror atau ketakutan secara meluas, timbulnya korban massal, serta menyebabkan kerusakan obyek vital.
Langkah Kelima ialah, pemerintah harus menempuh jalur diplomasi, baik di tingkat regional maupun secara internasional, karena langkah diplomasi akan menjamin dan memastikan bahwa tuntutan OPM untuk memisahkan diri dari NKRI tidak memiliki dasar dan bersifat sangat lemah. Dirinya juga berharap semoga keberhasilan resolusi konflik separatis kembali berulang dalam kasus separatisme di Bumi Cendrawasih ini. Mengingat, pemerintah juga telah berhasil menyelesaikan kasus semacam ini pada GAM (Gerakan Aceh Merdeka) beberapa waktu silam.
Salah satu upaya nyata pemerintah dalam menghadapi polemik ini ialah dengan pendekatan kesejahteraan. Yakni, dengan membangun ratusan kilometer ruas jalan yang mampu menghubungkan daerah-daerah pedalaman beserta pegunungan di seluruh wilayah Papua. Implikasinya ialah dapat mempermudah transportasi dan distribusi yang akan bermuara pada peningkatan pembangunan kesejahteraan masyarakat Bumi Cendrawasih. Meski masih banyak pekerjaan rumah, berbagai kebijakan pemerintah juga turut diterapkan.
Diantaranya yaitu, melaksanakan pendidikan politik, memperbaiki situasi keamanan, menguatkan sistem kelembagaan pemerintah, hingga upaya diplomasi dan yang lainnya. Hal ini bertujuan agar hasil yang didapat bisa semaksimal mungkin. Oknum separatis harus dijadikan sebagai musuh utama yang wajib dihadapi bersama-sama. Maka dari itu, diharapkan jangan sampai ada pihak manapun yang mendukung tindakan menyimpang ini untuk kepentingan kelompok tertentu. Sebab, di banyak kasus dukungan justru datang kepada pihak separatis yang ingin melancarkan tujuan pribadi maupun kelompoknya.
Tak lupa masyarakat Indonesia wajib ikut mendukung upaya-upaya yang dilakukan oleh aparat keamanan untuk menjaga serta meningkatkan situasi keamanan yang kondusif di wilayah Poros timur itu. Dengan begitu, seluruh masyarakat Indonesia akan dapat melakukan tugas guna membangun bangsa Indonesia menjadi negara yang merdeka, berdaulat adil dan makmur.
Meski tak semudah membalikkan telapak tangan, mari bersatu padu mendukung dan ikut melawan separatisme dimanapun itu. Termasuk kawasan timur, Papua. Agar rakyat disana juga mendapatkan kemerdekaan secara nyata dari rasa takut, ancaman dan juga intimidasi oknum-oknum tak bertanggungjawab. Harapan kedepan ialah, seluruh elemen masyarakat dan peran serta pemerintah akan segera mampu memberantas kaum separatis hingga ke akar-akarnya. Dan tak ada lagi intervensi yang mampu menghancurkan dan memecah belah NKRI. Mari bersatu lawan separatisme, sekarang juga!
)* Penulis adalah mahasiswa Papua Tinggal di Yogyakarta