Mendukung Pengungkapan Ormas Terlarang Terlibat Jaringan Teror
Teroris makin meresahkan masyarakat dengan membuat kejutan buruk berupa pengeboman dan penembakan. Densus 88 berusaha keras mengusut jaringan teroris, agar kedamaian di Indonesia tidak terusik lagi. Salah satu yang dicurigai terlibat terorisme adalah ormas terlarang yang baru dibubarkan oleh pemerintah, karena mereka punya tujuan serupa yang merugikan pemerintah.
Jaringan terorisme berusaha keras diungkap oleh Densus 88 dan BNPT. Mereka beroperasi secara diam-diam dan bekerja dengan mengejutkan. Tiba-tiba ada pengeboman di Makassar dan dilanjutkan dengan penembakan di Mabes Polri. Semuanya membuat aparat pusing karena mereka melakukan teror secara rahasia dan meresahkan masyarakat.
Untuk mengusut siapa saja yang menjadi anggota jaringan teror, maka butuh usaha khusus. Pasalnya, mereka bekerja secara gerilya dan belum terungkap siapa gembong teroris yang sebenarnya. Ketika ada teroris yang tertangkap, maka anak buahnya akan muncul, dan hal ini sangat memusingkan. Karena ternyata jumlah mereka melebihi perkiraan.
FPI diduga kuat sebagai anggota jaringan teroris. Ini bukanlah fitnah, karena ada beberapa bukti yang menyertai. Pertama, saat ada penangkapan teroris di daerah Condet, Jakarta, ditemukan kartu anggota FPI dan juga atributnya. Mereka juga mengaku sebagai anggota FPI, jadi kartu itu bukanlah palsu.
Kedua, ada bukti berupa video pendek yang menunjukkan bahwa Rizieq Shihab yang saat itu menjabat sebagai pemimpin FPI, mendukung ISIS. Padahal kita tahu sendiri bahwa ISIS adalah organisasi teroris dan memiliki jaringan internasional. Ketika Rizies sendiri mengaku simpatisan ISIS, maka ia mengungkap fakta bahwa ormas terlarang ini masuk dalam jaringan teroris.
Sedangkan yang ketiga, FPI sejak dulu berusaha agar mengubah ideologi Indonesia dan membuat negara khilafiyah. Padahal kita adalah negara demokrasi dan memiliki pancasila sebagai dasar negara. Khilafiyah sangat bersebrangan dengan prinsip-prinsip di Indonesia dan tidak cocok dengan negeri yang pluralis dan punya semangat bhinneka tunggal ika. Karena mereka menolak adanya keberagaman.
Terakhir, saat ada penangkapan terduga teroris sekaligus anggota FPI di Makassar bernama Ahmad Aulia, ia mengaku melihat sosok Munarman saat pembaiatan. Acara itu berada di bawah jaringan ISIS, sehingga kita bisa mengambil kesimpulan bahwa FPI adalah simpatisan ISIS. Buat apa Munarman datang kalau tidak diundang sebagai tamu kehormatan?
Dari sini kita bisa menyimpulkan bahwa FPI terlibat jaringan teroris. Untuk menancapkan pengaruhnya di Indonesia, maka ISIS mengutus para anggota FPI untuk bekerja di lapangan. Merekalah yang akhirnya membuat propaganda dan narasi bahwa pemerintah itu toghut, negeri khilafiyah itu sempurna, dll. Padahal itu semua hanya mimpi di siang bolong.
Meskipun Munarman dan eks pengurus FPI mengelak bahwa mereka terlibat jaringan teroris, tetapi sudah banyak bukti yang disodorkan. Apalagi saat rekening FPI dibekukan oleh pemerintah. Terungkap fakta bahwa ada transferan masuk dari rekening luar negeri, dan ketika ditelusuri, pengirimnya adalah donatur dari berbagai kelompok teroris.
Densus 88 antiteror dan BNPT masih terus berusaha untuk mengungkap semua anggota teroris di Indonesia dan apakah benar pengurus dan anggota FPI termasuk jaringan mereka. Bukti-bukti dan saksi diberikan, agar mereka mau mengakui dan akhirnya bertobat, serta mengakui perbuatannya karena nekat masuk dalam jaringan teroris.
Pengungkapan hubungan antara FPI sebagai ormas terlarang dan organisasi teroris seperti ISIS masih terus dilakukan. Masyarakat mendukung penuh kinerja Densus 88, agar mereka bekerja lebih giat untuk menangkap anggota teroris. Tujuannya agar masyarakat bisa hidup dengan damai, tanpa ada ketakutan teror bom atau serangan teroris yang lain.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini