Mendukung Percepatan Program Vaksinasi Covid-19 Nasional
Oleh : Namira Rizkiana )*
Program vaksinasi nasional amat penting karena jadi salah satu usaha untuk mempercepat berakhirnya pandemi. Percepatan program ini dilakukan sesuai dengan instruksi Presiden Jokowi, agar bisa selesai dalam 12 bulan. Masyarakat juga mendukungnya karena mereka ingin bebas corona.
Naiknya jumlah pasien corona membuat miris karena RS nyaris full. Sehingga dikhawatirkan akan terjadi penularan lagi, pada OTG di luar sana. Untuk mengatasi hal ini dibutuhkan 2 hal yakni disiplin dalam menaati protokol kesehatan 5M dan vaksinasi. Sehingga program vaksinasi nasional harus sukses 100%, agar kita semua tak lagi dihantui oleh virus covid-19.
Pada awalnya, para dokter memperkirakan bahwa program vaksinasi nasional selesai dalam 18 bulan. Namun Presiden Jokowi merasa bahwa durasinya terlalu lama, sehingga targetnya selesai dalam 12 bulan saja. Percepatan dibutuhkan agar pemulihan dampak corona (terutama di bidang ekonomi) berlangsung dengan lebih lancar dan cepat selesai.
Untuk mempercepat program vaksinasi nasional, maka pemerintah mencanangkan program vaksinasi mandiri. Jadi, para pekerja bisa mendapatkan suntikan vaksin dengan dikoordinir dari kantor, tentu di bawah kendali Kementrian Kesehatan. Sehingga mereka bisa divaksin lebih cepat dan memperpendek antrian vaksin di Puskesmas pada program vaksinasi nasional.
Selain itu, didirikan sentra vaksinasi covid-19 pada bulan maret 2021 di Istora Senayan Jakarta. Sentra ini memberi daya dukung demi lancarnya proses vaksinasi. Sentra ini merupakan kolaborasi Kementrian Kesehatan, Kementrian BUMN, Indonesia Healthcare Corporation, dan Pemerintah Provinsi Jakarta.
Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan bahwa percepatan vaksinasi nasional harus dilakukan demi mewujudkan Indonesia sehat sesegera mungkin. Dalam hal ini, kolaborasi dan sinergi antara lembaga pemerintah dan daerah harus berjalan dengan cepat dan strategis. Ini momen krusial agar kita semua bisa mempercepat program Indonesia sehat.
Erick menambahkan, sentra vaksinasi covid-19 akan mempermudah akses publik serta mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi program pemerintah. Ke depannya, sentra vaksinasi bersama covid-19 akan hadir di kota-kota lain yang butuh percepatan. Data peserta akan diperoleh berdasarkan pendaftaran dan pendataan berbasis teknologi dari Kementrian BUMN, Kementrian Kesehatan, dan peserta umum yang berbasis komunitas.
Dalam artian, di daerah rawan seperti Kudus, Madura, dan kota/kabupaten lain yang berstatus zona merah, bahkan hitam, akan memiliki sentra vaksinasi dengan standar dan fasilitas yang sama. Sehingga mereka yang merupakan warga sipil yang tidak mendapatkan vaksinasi mandiri, bisa mendapatkan vaksin di sentra itu tanpa harus bingung mendaftar ke mana.
Selama ini warga sipil masih menunggu giliran vaksin dan biasanya baru berangkat ke Puskesmas terdekat, ketika ada undangan dari RT. Namun ketika belum ada undangan, mereka harus menunggu dan ketika proses, agak mengkhawatirkan. Karena siapa tahu berkontak dengan OTG dan akhirnya positif corona.
Namun ketika sudah ada sentra vaksinasi seperti di Jakarta, mereka bisa mendaftar dan datanya tercatat di digital saver, sehingga akan lebih mudah untuk mendapatkan vaksin. Selain itu, pendataan digital juga memudahkan pencatatan, agar tidak ada warga yang mendapatkan vaksin lebih dari 2 kali atau bahkan belum disuntik sama sekali.
Segala upaya mulai dari mendirikan sentra vaksinasi sampai program vaksinasi mandiri dijalankan oleh pemerintah, agar memperkecil jumlah pasien corona. Sehingga kita semua bebas dari kungkungan virus covid-19 dan masa pandemi dinyatakan berakhir. Pemercepatan program vaksinasi nasional wajib didukung oleh rakyat dan jangan sampai ada yang menolak divaksin.
Vaksin corona sangat aman dan halal, oleh karena itu kita semua wajib divaksin, agar mempercepat program vaksinasi nasional. Ketika semua sudah divaksin maka akan terbentuk kekebalan kelompok yang bisa mengakhiri masa pandemi. Kita bisa beraktivitas seperti biasa, tanpa takut akan corona.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini