Mendukung Prokes Ketat saat Libur Akhir Tahun
Oleh : Dwi Cahya Alfarizi)*
Libur akhir tahun tiba dan masyarakat menyambutnya dengan gembira karena bisa sejenak melepaskan diri dari rutinitas ketat. Walau saat ini pandemi sudah mulai mereda tetapi harus waspada. Masyarakat wajib untuk menerapkan protokol kesehatan (prokes) ketat agar tidak terkena corona saat libur akhir tahun. Jangan sampai pulang traveling malah tertular virus Covid-19 dan menderita karenanya.
Akhir tahun ada liburan selama hampir 14 hari. Dulu hal ini terasa menyenangkan tapi sekarang sebaliknya. Penyebabnya karena di masa pandemi, keramaian saat kerumunan bisa membentuk klaster corona baru. Lantas apakah berarti tidak boleh traveling? Sebenarnya boleh, asal mematuhi protokol kesehatan alias prokes, terutama memakai masker.
Masdalina Pane, Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, menyatakan bahwa menyatakan bahwa peningkatan mobilitas masyarakat saat akhir tahun perlu diimbangi dengan protokol kesehatan. Penyebabnya karena saat ini masih masa pandemi. Penerapanya dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan.
Masdalina melanjutkan, edukasi mengenai protokol kesehatan harus diperkuat untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat. Tujuannya untuk menjaga diri dan keluarga dari kemungkinan tertular corona. Jangan lupa pula vaksinasi lengkap (3 dosis) agar meminimalisir penularan virus Covid-19.
Dalam artian, saat ini sudah ada orang yang melanggar prokes dan liburan seenaknya di akhir tahun. Padahal masih masa pandemi dan pelanggaran prokes berbahaya, karena bisa menyebabkan lonjakan pasien corona. Jangan sampai angka pasien Covid-19 naik lagi gara-gara libur panjang di akhir tahun.
Oleh karena itu prokes harus dijaga ketat sekalipun masih liburan. Pakailah masker walau dalam perjalanan, karena bisa jadi ada orang yang tak sengaja berkontak dan ia berstatus OTG (orang tanpa gejala).
Sebenarnya yang ditakutkan dari masa liburan akhir tahun adalah adanya keramaian. Saat melanggar prokes physical distancing dan dikhawatirkan bisa membentuk klaster corona baru. Jadi, liburan boleh saja, karena memang banyak orang stress akibat terlalu lama di rumah. Namun harus sesuai protokol kesehatan, sehingga semua aman.
Beberapa hari sebelum liburan, sebaiknya masyarakat melakukan tes agar tahu hasilnya reaktif Covid atau tidak. Lebih baik tes swab daripada rapid, karena lebih akurat. Lagipula sekarang banyak laboratorium atau klinik swasta yang mematok harga tes swab yang terjangkau.
Setelah itu, sebaiknya masyarakat cari informasi tempat wisata mana yang masih sepi, sehingga jauh dari kerumunan. Biasanya yang ramai adalah kawasan yang sudah terkenal, jadi pilih yang masih baru diresmikan atau pantai yang perawan. Jika memang tidak ada alternatif lain, maka pilih hotel dan tempat wisata yang benar-benar mematuhi protokol kesehatan.
Pilih hotel yang mematuhi protokol kesehatan. Seluruh staf juga pakai masker (bukan hanya faceshield). Juga menyediakan hand sanitizer untuk semua tamu. Selain itu, demi keamanan maka layanan sarapan diantar ke kamar, agar tamu tidak menumpuk dan akhirnya melanggar physical distancing.
Sebagai tamu hotel juga siap bawa hand sanitizer sendiri, dan bawa masker minimal selusin. Jika makernya adalah jenis maker bedah tentu hanya sekali pakai dan langsung dibuang setelah kotor. Selain itu hindari masker buff dan scuba karena tak efektif menahan droplet. Demi keamanan, hindari juga acara berenang jika ragu akan kesterilannya.
Setelah istirahat di hotel maka datangilah tempat wisata yang juga mematuhi protokol kesehatan. Semua pengunjung dan pegawai wajib pakai masker dan saat masuk harus diperiksa pakai thermal gun. Ada tempat cuci tangan di bagan dalam dan luar. Lebih baik datang saat kawasan baru buka. Walau pengunjung dibatasi namun tetap waspada akan keramaian.
Jika semua disiplin saat liburan maka tidak akan mudah kena corona. Demi keamanan, maka lakukan tes swab sekali lagi, setelah liburan. Jadi dipastikan Anda benar-benar sehat dan bebas corona. Setelah lelah traveling, sisakan 1 hari untuk istirahat di rumah. Juga makan buah dan sayur agar stamina terjaga.
Sementara itu Sekda DI Yogyakarta K Baskara Aji menyatakan bahwa jika ada pelaku usaha yang melanggar prokes maka akan dikenai sanksi. Oleh karena itu mereka wajib mematuhi prokes agar mengurangi potensi penyebaran corona.
Sanksi yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DIY didukung oleh masyarakat. Tujuannya agar pelaku usaha lebih disiplin dalam menerapkan prokes di dalam usahanya. Kemudian, saat hotel atau losmen yang dikelola taat prokes, maka akan menaikkan jumlah tamu. Penyebabnya karena mereka mencari penginapan yang steril dan taat prokes.
Libur akhir tahun boleh-boleh saja tetapi harus taat prokes, terutama pakai masker. Penggunaan masker wajib dilakukan apalagi di tengah keramaian yang tak bisa dihindari misalnya saat berada di stasiun atau terminal. Masyarakat boleh berlibur asal menjaga kesehatan dan taat prokes, serta selalu menghindari potensi kerumunan.
)* Penulis adalah kontributor Persada Institute