Mendukung Rencana Pendirian Pos Pengamanan di Agandugume Cegah Gangguan KST Papua
Pangdam XVII Cenderawasih akan mendirikan pos pengamanan diwilayah Distrik Agandugume. Hal tersebut bertujuan untuk bisa memastikan agar penyaluran atau pendistribusian bantuan logistik bisa seluruhnya aman sampai ke tangan warga tanpa mempedulikan keberadaan dari KST Papua.
Pemerintah Republik Indonesia (RI) sama sekali tidak pernah berhenti untuk mempedulikan seluruh warga masyarakat orang asli Papua (OAP) bahkan dalam keadaan dan kondisi apapun. Hal tersebut tercermin tatkala masyarakat di Kabupaten Puncak sedang mengalami sebuah bencana kekeringan.
Mengetahui adanya bencana itu, Pemerintah langsung menggerakkan banyak elemen untuk membantu dalam proses pemberian dan penyaluran atau pendistribusian bantuan bahan pangan serta logistik kepada seluruh masyarakat terdampak dan bahkan memastikan supaya bantuan itu bisa tersampaikan dengan selamat dan diterima oleh mereka.
Meski sebenarnya juga terdapat beberapa kendala dalam proses pendistribusian bantuan logistik itu, seperti adanya cuaca dingin yang ekstrem, termasuk pula medan di sana yang sangat sulit untuk dijangkau secara langsung sehingga membutuhkan bantuan dari transportasi jalur udara.
Kemudian, Panglima Daerah (Pangdam) XVII Cenderawasih, Mayor Jenderal Tentara Nasional Indonesia (Mayjen TNI) Izak Pangemanan juga membenarkan bahwa diwilayah Kabupaten Puncak, khususnya pada Distrik Agandugume dan juga Lambewi ternyata merupakan daerah perlintasan yang kerap kali dilewati oleh Kelompok Separatis dan Teroris (KST) sehingga juga terdapat risiko tersendiri di sana.
Namun, meski mengetahui adanya risiko itu, pihak aparat keamanan di Tanah Air dari personel gabungan yang terdiri dari TNI, Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) serta Badan Intelijen Negara (BIN) terus saja mengutamakan dan memprioritaskan kepentingan masyarakat di Papua agar mereka bisa mendapatkan bantuan dengan selamat.
Kondisi terkini di Distrik Agandugume sendiri oleh Pangdam kemudian langsung ditegaskan bahwa pihaknya ke depan akan langsung menempatkan beberapa prajurit dan melakukan pendirian pos diwilayah tersebut. Hal ini juga dikarenakan pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membangun sebuah gudang logistik di sekitaran lapangan terbang Agandugume.
Sehingga ketika gudang logistik sudah dibangun, tentunya juga akan sangat penting untuk bisa memastikan keamanan serta kondusifitas diwilayah sana, termasuk dari ancaman apapun hingga keberadaan Kelompok Separatis dan Teroris di Bumi Cenderawasih tentu juga akan sangat diperhatikan dan dilakukan penjagaan sangat ketat.
Banyak pihak pula sangat berharap supaya pihak maskapai penerbangan mau melayani penerbangan menuju ke Agandugume sehingga aktivitas dari seluruh warga masyarakat orang asli Papua (OAP) di wilayah itu bisa terbantu. Pihak maskapai penerbangan tidak perlu khawatir dan takut lagi akan adanya ancaman keamanan karena pengamanan langsung diperkatat di sana.
Terlebih, karena memang insiden berupa bencana kekeringan yang terjadi di Distrik Agandugume dan sekitarnya itu sendiri merupakan sebuah bencana tahunan yang memang seringkali melanda kawasan pengunungan di Papua. Maka dari itu upaya untuk bisa mencarikan solusi akan adanya bencana tahunan tersebut langsung dilakukan oleh Pemerintah RI dan seluruh pihak lain.
Dengan adanya pembangunan gudang logistik yang dilakukan oleh BNPB tentunya diharapkan pula dapat membantu dalam mengatasi apabila ternyata kembali terjadi bencana alam serupa akibat dari adanya cuaca ekstrem sehingga tanaman warga menjadi mati karena kering dan bahan pangan mereka pun menjadi sangat menipis.
Sementara itu, selama ini ternyata memang kendala terbesar dari adanya upaya penyaluran bantuan pangan atau logistik dari Pemerintah RI kepada masyarakat di Kabupaten Puncak, khususnya warga terdampak bencana kekeringan tersebut adalah masalah transportasi, cuaca ekstrem dan juga medan yang sulit untuk dijangkau.
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam RI), Mahfud MD menjelaskan bahwa hanya pesawat kecil saja yang bisa masuk sampai ke Distrik Agandugume. Meski sebenarnya dari Ibu Kota Jakarta untuk menuju ke Papua mudah, namun untuk bisa masuk sampai ke distrik yang dituju merupakan hal yang sulit.
Hal tersebut lantaran untuk bisa masuk ke sana, bukan hanya harus menggunakan pesawat kecil saja karena landasan yang terdapat hanya 600 meter, namun juga sangat bergantung kepada bagaimana kondisi cuaca pada hari tersebut. Sedangkan untuk cuaca sendiri memang kadang kala bisa saja langsung berubah secara mendadak. Setelah pesawat kecil itu mendarat, bantuan pun perlu diantarkan secara langsung ke kampung-kampung warga, yang mana juga merupakan medan sangat sulit karena terjal.
Semua kendala dan persoalan yang terjadi dalam hambatan penyaluran bantuan pangan atau logistik dari Pemerintah RI kepada seluruh masyarakat terdampak bencana kekeringan di Puncak, Distrik Agandugume dan Lambewi ternyata sama sekali tidak menyurutkan semangat jajaran aparat keamanan untuk menyalurkannya. Termasuk pula, bagaimana keberadaan KST Papua yang bukan merupakan ancaman serius disana karena Pangdam hendak mendirikan pos pengamanan untuk menjaga ketat keamanan masyarakat serta menjaga gudang logistik yang hendak dibangun oleh BNPB.