Menengok Kesiapan Asian Para Games 2018
Oleh : Aditya Nugroho )*
Setelah sukses menyelenggarakan Asian Games 2018 lalu, dan diakui sebagai pesta olahraga yang mampu membangkitkan semangat positif, serta menuai banyak pujian baik dalam negeri maupun luar negeri, kini Indonesia akan kembali menjadi tuan rumah dalam pagelaran Asian Para Games pada 6-13 Oktober 2018 mendatang. Apa bedanya Asian Games dengan Asian Para Games?
Asian Para Games merupakan acara multi olahraga internasional yang pertama kali diselenggarakan di Asia. Jika atlet Asian Games melibatkan atlet normal, maka Asian Para Games melibatkan atlet penyandang disabilitas. Difabel atau disabilitas sendiri merupakan keterbatasan seseorang baik fisik, mental, emosional, atau perkembangan.
Dengan demikian, maka tujuan dari awal dari penyelenggaraan Asian Para Games adalah untuk menyejahterakan penyandang difabel dengan melalui ajang olahraga, yang tentunya agar dapat memperdalam nilai pengertian serta persahabatan antar penyandang disabilitas.
Selain itu, dengan adanya ajang besar ini tentunya juga memberikan kesempatan kepada penyandang difabel, sebagaimana pada orang-orang yang memiliki anggota tubuh lengkap.
Ajang Asian Para Games sendiri merupakan ajang multisport yang digelar 4 tahun sekali. Dan Asian Para Games 2018 di Jakarta ini merupakan pagelaran yang ketiga, dimana yang pertama dilaksanakan di Guangzhou Cina pada tahun 2010 dan yang kedua di Incheon Korea Selatan pada tahun 2014.
Untuk mengulang kesuksesan kembali dalam ajang Asian Games 2018 lalu, tentunya pemerintah Indonesia mempersiapkan dengan matang penyelenggaraan Asian Para Games. Jika panitia pelaksanaan Asian Games disebut dengan Inasgoc, maka panitia pelaksanaan dari Asian Para Games disebut dengan Inapgoc, yang artinya Indonesia Asian Para Games 2018 Organizing Community.
Lalu, siapa yang diamanatkan untuk menjadi ketua dalam ajang ini? Beliau ialah Raja Sapta Oktohari, yang merupakan Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia pada periode 2011-2014 lalu.
Bagaimana dengan kesiapan pemerintah dalam penyelenggaraan Asian Para Games 2018? Menurut Wakil Presiden Jusuf Kalla, karena ajang besar ini hanya berlangsung selama 1 minggu saja, maka tidak terlalu banyak investasi yang disediakan untuk menambah fasilitas dan infrastruktur. Hal tersebut karena Inapgoc diminta agar bekerja sama dengan Inasgoc dalam menyukseskan ajang bergengsi ini.
Selain itu, menurut Ketua Inapgoc sendiri, persiapan juga telah dilakukan sejak setahun yang lalu. Kesiapan yang dilakukan tentunya meliputi aksesibilitas bagi atlet-atlet difabel baik berupa tempat tinggal atlet, transportasi maupun administrasi, bahkan pengelolaan tiket masuk.
Dan hingga September ini, persiapan telah mencapai 96,84%, atau hanya tinggal menunggu kehadiran atlet dan ofisial. Sedangkan fase akhir yang dibutuhkan hanya penambahan sarana fiksi yang bersifat harian, yang akan diselesaikan ketika telah mendekati penyelenggaraan.
Sebenarnya, Inapgoc sendiri melanjutkan konsep Asian Para Games yang dilakukan di area publik kawasan GBK atau Gelora Bung Karno. Namun konsep yang diusung lebih humanis, karena mempertimbangkan faktor aksesibilitas. Bahkan menurut Ketua Inapgoc, anggaran yang akan dikeluarkan dalam penyelenggaraan Asian Para Games mencapai 1,6 Triliun.
Ketua Penyelenggara juga menyebutkan bahwa kesiapan arena telah mencapai 95% secara keseluruhan, termasuk dalam pembenahan peralatan arena menembak yang akan dilaksanakan di Senayan. Dan diharapkan sisanya dapat diselesaikan H-2 sebelum penyelenggaraan.
Keberhasilan ini tentunya mengalami kendala atau tantangan. Menurut Penyelenggara sendiri, tantangan utama dalam pengerjaan sarana fisik pendukung arena pertandingan adalah pemasangan ramp dan toilet difabel.
Sedangkan tantangan terberatnya adalah dalam waktu 7 jam saja penyegaran sudah harus merampungkan arena yang ada di Sentul. Sehingga untuk menangani masalah tersebut, pihak penyelenggara mendekatkan semua peralatan ke sana.
Lalu dengan anggaran sebesar 1,6 Triliun tersebut, sebenarnya bagaimana proses pagelaran Asian Para Games 2018?
Rencananya, Asian Para Games 2018 akan diselenggarakan di Jakarta International Velodrome dan JIExpo, mulai 6 hingga 13 Oktober 2018. Untuk pesertanya sendiri, hingga saat ini tercatat sekitar 3.886 atlet dari 42 negara yang telah terdaftar sebagai peserta. Dan dari jumlah tersebut, 300 atlet diantaranya berasal dari Indonesia.
Rangkaian acara yang akan diselenggarakan sendiri dimulai pada Hari Rabu, 5 September 2018 dengan melakukan Kirab Obor. Yakni sebuah kegiatan yang mengambil api dari sumber Api Abadi Marpen yang ada di Grobogan, Jawa Tengah. Kemudian, dari Grobogan obor tersebut akan dibawa berkeliling ke 8 kota besar yang ada di Indonesia hingga akhirnya tiba di Jakarta.
Sedangkan pembukaan Asian Para Games sendiri akan digelar pada Sabtu, 6 Oktober 2018 mendatang, mulai pukul 19.00 hingga 21.00 WIB. Lalu, acara penutupan akan dilakukan pada 16 Oktober 2018. Untuk temanya sendiri, jika Asian Games mengusung tema konser musikal, maka Asian Para Games lebih menggunakan tema sentimen sosial yang dikemas secara kreatif dan semenarik mungkin.
Sedangkan untuk anggarannya, menurut ketua penyelenggara, untuk pembukaan akan menghabiskan anggaran 200 miliar, atau 12% dari total anggaran sebesar 1,6 Triliun. Dan ditargetkan ketika pembukaan akan ada penonton sebanyak 44.000 orang.
Berbeda dengan Asian Games 2018 yang mempertandingkan 20 cabang olahraga dengan 463 nomor, maka Asian Para Games 2018 mempertandingkan 18 cabang olahraga dengan 568 nomor. Dimana banyaknya nomor tiap cabang dipengaruhi oleh para games yang memiliki nomor berbeda dalam mengklasifikasikan atlet sesuai dengan latar belakang fisiknya.
Untuk cabang olahraga yang dipertandingkan sendiri, yakni panahan, badminton, balap sepeda, bowling, boccia, renang, atletik, shooting, tenis meja, angkat besi, catur, goal ball, judi, voli duduk, boling lapangan, panahan kursi roda, tenis kursi roda dan basket kursi roda.
Tiket yang akan dijual di Asian Para Games tentunya lebih mudah dibandingkan pada Asian Games 2018. Untuk jenis tiketnya sendiri terdapat 3 macam, yaitu Tiket Pembukaan dan Tiket Penutupan, serta tiket untuk menyaksikan pertandingan.
Untuk tiket menyaksikan pertandingan sendiri terdapat 3 kategori, yang pertama untuk masuk ke kawasan Gelora Bung Karno dan mengakses seluruh area publiknya. Kedua tiket terusan di venue-venue yang digunakan untuk menyaksikan pertandingan, dan yang ketiga yakin tiket final untuk melihat pertandingan babak akhir.
Menurut ketua penyelenggara, tiket pertandingan akan menggunakan sistem siapa cepat dia dapat. Dimana dengan sistem tersebut akan dijual tanpa nomor kursi. Selain itu, penggunaan tiket terusan juga berfungsi agar penonton lebih fleksibel.
Misalnya jika penonton telah menyaksikan pertandingan basket, maka bisa menggunakannya untuk menyaksikan cabang olahraga lainnya. Untuk penjualan tiket juga bisa dibeli baik secara online maupun offline.
Dengan berbagai kesiapan yang telah dilakukan Inapgoc yang dibantu Inasgoc, persiapan ini sudah hampir 100%. Sebagai tuan rumah, sudah saatnya kita berpartisipasi memeriahkan dan mendukung atlet-atlet dari seluruh Asia terutama dari Indonesia agar dapat memberikan performa yang baik dalam ajang bergengsi ini.
)* Penulis adalah Mahasiswa IKIP Mataram