Mengantisipasi Lonjakan Covid-19 Pasca Lebaran
Oleh : Muhammad akbar )*
Setelah lebaran, kita patut mewaspadai lonjakan pasien covid, karena ada sebagian masyarakat yang nekat mudik. Padahal mobilitas massal bisa menyebarkan virus corona. Untuk mengantisipasinya, maka wajib mematuhi protokol kesehatan 5M. Juga tetap menjaga kebersihan badan dan lingkungan serta imunitas tubuh.
Saat ramadhan, masyarakat sudah mendapat larangan keras untuk mudik dan wilayah perbatasan dijaga ketat oleh aparat. Akan tetapi, sebagian orang nekat untuk pulang kampung dan mereka memakai akal kancil, melewati perbatasan di jam dekat maghrib atau sebelum subuh. Karena saat itu petugas sedang istirahat, sehingga pos perbatasan agak longgar.
Terbukti prediksi tim satgas covid-19 benar-benar terjadi, karena setidaknya 7% masyarakat nekat untuk pulang kampung, Lantas mereka dites rapid secara acak dan hasilnya mengejutkan karena setidaknya 4.000 orang positif corona, sehingga harus menyingkir dari jalan dan diisolasi di klinik. Hal ini bisa menyebabkan kenaikan jumlah pasien covid di berbagai wilayah.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta seluruh kepala daerah untuk mengantisipasi sekaligus mencegah kenaikan kasus corona setelah libur panjang hari raya. Salah satu langkah yang bisa dilakukan adalah mereka harus memperhatikan ketersediaan fasilitas kesehatan di wilayah masing-masing.
Dalam artian, jangan sampai ada Rumah Sakit di suatu wilayah tapi ventilator, APD, dan alat kesehatan lain jumlahnya kurang. Karena pasien corona yang parah tidak bisa disuruh untuk hanya isolasi mandiri di rumah. Ia butuh perawatan yang intensif di Rumah Sakit dan obat-obatan serta alat penunjang harus lengkap.
Budi melanjutkan, Kementrian Kesehatan akan memantau ketersediaan alat kesehatan, kapasitas tempat tidur pasien corona, dan ruangan ICU RS di seluruh daerah. Hal ini akan membantu mengantisipasi penanganan lonjakan kasus corona yang tinggi sekali, yang mungkin terjadi di daerah. Dalam artian, Menteri Kesehatan sudah memprediksi bahwa ada kenaikan pasien corona karena ada yang nekat mudik, lalu berusaha mengantisipasinya.
Mengapa tetap ada kenaikan jumlah pasien covid padahal sudah ada tes rapid di jalanan? Penyebabnya adalah bagi mereka yang tidak kena tes acak dan ternyata OTG, akan menularkan corona di kampung halaman. Mereka tidak sadar kalau sakit dan tahu-tahu keadaannya sudah parah saat terinfeksi.
Begitu juga dengan orang tua dan kerabat di kampung. Jika tidak disiplin pakai masker dan berkontak terus dengan OTG yang datang dari kota, akan bisa tertular juga. Akhirnya ada kenaikan jumlah pasien corona. Hal ini terbukti dari angka pasien covid yang terus naik di seluruh wilayah Indonesia, dan menurut data tim satgas covid-19, jumlah totalnya adalah 1,7 juta orang.
Kita tentu tidak mau jadi pasien corona, bukan? Walau sudah tidak mudik lebaran, akan tetapi jangan lengah untuk pencegahan penularan virus covid-19. Pertama, harus menaati protokol kesehatan 5M secara ketat: memakai masker (sesuai standar WHO), mencuci tangan atau memakai hand sanitizer, menjaga jarak, plus menghindari keramaian serta mengurangi mobilitas.
Yang harus diutamakan adalah protokol menghindari keramaian. Kita harus dengan tegas menolak segala bentuk undangan halal bi halal dan tidak mengadakan open house. Semua rekanan dan tetangga pasti memahami karena saat ini masih masa pandemi. Jadi, walaupun rumahnya bersebelahan, silaturahmi masih via via virtual call.
Kita harus berhati-hati dan jangan sampai terbentuk klaster corona baru pasca lebaran. Karena ada sebagian masyarakat yang nekat mudik dan akhirnya menaikkan jumlah pasien covid. Selain itu, tetaplah berdisiplin pakai masker dan menaati protokol kesehatan lainnya, serta menghindari kerumunan atau tidak membuat keramaian di rumah.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi institute