Mengapresi Aparat Keamanan Pukul Mundur OPM dari Yahukimo
Oleh : Alfred Jigibalom )*
Pasukan OPM (Organisasi Papua Merdeka) dan KST (Kelompok Separatis dan Teroris) dipukul mundur oleh TNI, di daerah Yahukimo, Papua. Keberhasilan ini membuat masyarakat lega, sehingga diharapkan Papua akan kembali damai.
Selama ini keamanan di Papua sediki terusik oleh KST, yang merupakan kaki tangan OPM. Mereka sengaja menyerang baik warga sipil maupun aparat, dengan tujuan menunjukkan kekuatan dan memperjuangkan referendum. Padahal sebenarnya yang mereka perjuangkan adalah sebuah kesalahan besar, karena masyarakat Papua sendiri tidak mau diajak membelot dan membuat republik federal papua barat.
Untuk memberantas KST maka ada pasukan khusus bernama Satgas Nemangkawi yang ditugaskan untuk memberantas mereka. Tanggal 27 november 2021 Satgas Nemangkawi berhasil menangkap pentolan KST bernama Demius Magayang alias Temius Magayang di Jalan Gunung Distrik Dekai Kabupaten Yahukimo.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal menyatakan bahwa Demius Magayang merupakan komandan operasi KST kodap XVI wilayah Yahukimo dan masuk dalam daftar pencarian orang karena terlibat dalam rentetan kasus pembunuhan di wilayah Dekai, Yahukimo.
Kombes Pol Ahmad Musthofa melanjutkan, salah satu kasus yang melibatkan Demius Magayang adalah pembunuhan terhadap 2 anggota satgas Pamrahwan 432/SWJ. Demius juga terlibat di pembunuhan di jalan bandara tanggal 18 mei 2021, penyerangan terhadap aparat dan ada korban luka-luka, dan masih banyak kasus lainnya.
Saat Demius Magayang dibekuk maka ditemukan barang bukti berupa senjata api rakitan, 8 butir amunisi, handy talkie (HT), dompet, pisau, kalung, dan rokok. Dari barang bukti ini maka bisa ditelusuri dan akhirnya dilakukan penyelidikan dan penyidikan. KST juga akhirnya diketahui punya sistem operasi karena punya handy talkie dan dari situ bisa ditelusuri mana HT lain, yang sedang dipegang oleh anggota KST lainnya.
Keberhasilan Satgas Nemangkawi dalam memukul mundur pasukan KST dan OPM adalah sebuah prestasi besar. Pasalnya, jelang ulang tahun OPM, mereka memang turun gunung dan selalu membuat kerusuhan dan berakhir pada peristiwa berdarah. Namun Satgas Nemangkawi berhasil membekuk pentolan KST dan mencegah pembunuhan berikutnya.
Saat Demius Magayang tertangkap hidup-hidup maka ia bisa diintrogasi dan akhirnya mendapat informasi, misalnya di mana markas KST selanjutnya? Pasalnya, markas KST ada banyak dan letaknya tersembunyi, karena mereka biasa bergerilya di hutan dan pegunungan. Jika ada pentolan KST yang tertangkap maka ia bisa jadi informan, dan dilakukan penyerangan ke markas mereka oleh Satgas Nemangkawi.
Demius juga bisa diinterogasi bagaimana ia bisa mendapatkan senjata api rakitan? Padahal di Indonesia, warga sipil tidak boleh memegang pistol atau senjata api jenis lain, karena melanggar hukum. Jika ia punya senjata api tentu dari pasar gelap dan bisa ditelusuri siapa yang menjualnya, dan black market senjata bisa dibongkar habis-habisan, karena menyuplai senjata ke kelompok teroris juga melanggar hukum.
Kesigapan Satgas Nemangkawi sangat dipuji oleh masyarakat. Pasalnya, KST sudah melanggar batas dengan menembak tak hanya aparat tetapi juga warga sipil, padahal mereka tidak bersalah. Jika ada penangkapan anggota KST oleh satgas maka masyarakat optimis KST akan cepat bubar.
Ketika pentolan KST tertangkap maka masyarakat bergembira karena mereka tak lagi takut akan teror dari kelompok separatis tersebut. Warga sipil juga mengapresiasi kerja keras Satgas Nemangkawi dalam memberantas KST, agar Papua lebih damai tanpa OPM dan KST. Semoga semua anggota KST tertangkap dan mereka bubar dengan sendirinya.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali