Mengapresiasi Bansos Pemerintah Kepada Masyarakat Terdampak Covid-19
Oleh : Edi Jatmiko )*
Pandemi Covid-19 melemahkan ekonomi masyarakat. Namun pemerintah langsung cepat tanggap dengan memberi bantuan sosial berupa sembako dan uang tunai. Masyarakat pun mengapresiasi bantuan Pemerintah tersebut karena banyak memberikan manfaat.
Virus corona masih enggan pergi dari Indonesia. Makhluk kecil itu mampu memporakporandakan mulai dari bidang pariwisata hingga ekonomi. Banyak restoran yang tutup karena pelanggan berkurang, penyebabnya adalah lebih banyak orang yang stay at home dan masak sendiri. Akibatnya para pegawainya terpaksa dirumahkan. Begitu juga dengan karyawan hotel yang banyak dipecat, karena tamu yang menginap tidak ada, karena banyak yang takut bepergian di tengah pandemi ini.
Banyaknya pengangguran baru ini membuat tingkat kemiskinan di negeri ini jadi naik. Pemerintah melalui kementrian sosial langsung bertindak cepat dengan memberi bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Bantuan itu berupa sembako berisi beras, sarden, mi instan, teh celup, dan lain-lain, dan diberikan langsung ke masyarakat di daerah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sebanyak 4,2 juta paket sembako sudah disalurkan sejak 20 april 2020, secara bertahap.
Sementara untuk masyarakat miskin di luar Jabodetabek mendapat dana bansos sebanyak 600.000 rupiah, yang ditransfer melalui bank BUMN. Orang yang menerimanya sudah dipastikan benar-benar layak untuk mendapatkannya, dan tidak akan salah sasaran. Dengan mentransfer langsung ke rekening, maka akan menghindarkan dari permainan birokrasi dan kemungkinan adanya penyunatan dana bansos oleh oknum nakal.
Bantuan yang diberikan oleh pemerintah tidak hanya berupa sembako dan uang, namun juga ilmu. Masyarakat yang kehilangan pekerjaan akan diberi skill baru sebagai bekal untuk mencari kerja atau membuka usaha, dengan cara mengikuti workshop via online. Jadi bekal berbentuk skill itu tidak akan habis dan malah bisa dibuat modal untuk memulai bisnis baru.
Namun tentu mereka harus mendaftar dulu dan memiliki kartu pra kerja, baru bisa menikmati fasilitasnya. Selain mendapat ilmu, pemegang kartu pra kerja juga mendapat uang tunai sebanyak 2,4 juta rupiah yang akan ditransfer bertahap sebanyak 4 kali. Diharapkan uang itu bisa berguna sebagai modal usaha, jadi jangan dihabiskan secara konsumtif.
Masyarakat menyambut gembira karena mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Sembako yang diterima sangat meringankan beban mereka, apalagi harga beras, gula, dan keperluan lain mulai merangkak naik beberapa bulan ini. Pemerintah menunjukkan kepedulian kepada rakyatnya dan mengimplementasikan pasal 34 UUD 1945, yang berbunyi ‘fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.’
Sementara masyarakat yang berada di luar jabodetabek juga senang karena mendapat uang tunai yang langsung ditransfer ke rekening. Nominal uang itu lumayan, dan bisa menolong mereka untuk bertahan hidup, sambil menunggu lowongan kerja yang ada. Bantuan sosial itu menunjukkan kepedulian pemerintah terhadap rakyatnya. Jadi tidak hanya rakyat di sekitar Jakarta yang mendapat bansos, tapi juga seluruh rakyat Indonesia yang membutuhkan.
Pemerintah juga mengajukan perpu corona berupa permintaan tambahan dana pada APBN. Uang itu nanti akan dirupakan sembako dan dana bansos tahap selanjutnya. Jadi, bantuan pemeritnah tidak hanya dilakukan sekali, namun dalam beberapa tahap ke depan. Penyebabnya karena pandemi Covid-19 ini masih berlangsung dan belum tahu kapan akan berakhir.
Sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya kita mengapresiasi langkah pemerintah untuk memberikan bantuan berupa sembako, uang bansos, dan kartu pra kerja. Bantuan itu juga diberikan kepada mereka yang benar-benar membutuhkannya. Presiden benar-benar memikirkan nasib rakyatnya. Lantas, bantuan berupa sembako itu sebaiknya digunakan untuk konsumsi sendiri, jangan malah dijual lagi. Hal ini untuk menghargai usaha pemerintah yang ingin membantu rakyatnya.
)* Penulis aktif dalam Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini