Mengapresiasi Inisiasi Indonesia Rangkul Negara Kepulauan Dunia Lewat KTT AIS 2023
Oleh : Mujirazak Davesta )*
Archipelagic and Island States (AIS) Forum adalah forum global yang akan mengundang puluhan negara pulau dan kepulauan di dunia yang didasari kesepakatan dari Deklarasi Bersama Manado bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP) dari Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB). Forum ini berfokus pada tantangan bersama yang dihadapi negara-negara pulau dan kepulauan yaitu pemberdayaan lautan untuk perkembangan ekonomi yang berkesinambungan, daya tahan terhadap perubahan iklim, polusi laut, serta manajemen darurat dan pengembangan perikanan yang berkelanjutan.
Sejarah AIS Forum sendiri dimulai dari diskusi pada Konferensi Kelautan 2017 di Kota New York. Kemudian dilanjutkan dengan konferensi pada Konferensi Negara-Negara Kepulauan dan Pulau pada tahun 2017 di Jakarta, yang kemudian diresmikan melalui Deklarasi Bersama Manado pada Pertemuan Tingkat Menteri pertama dari negara-negara yang berpartisipasi pada 1 November 2018. AIS telah melaksanakan berbagai program serta kegiatan Pertemuan Pejabat Senior dan Pertemuan Tingkat Menteri. Hingga kini direncanakan akan dilaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) AIS pertama pada 11 Oktober 2023 di Bali.
Ayodhia G. L. Kalake, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI menyatakan Indonesia telah menginisiasi pembentukan AIS Forum sejak 2017. AIS Forum ini dibentuk untuk mendorong kolaborasi antar negara pulau dan kepulauan di seluruh dunia untuk bersama-sama mengatasi tantangan dan permasalahan yang dihadapi, khususnya pada sektor pembangunan kelautan dan mitigasi perubahan iklim serta penanggulangan pencemaran di laut.
Ayodhia Kalake juga menyampaikan secara umum topik yang akan dibicarakan terkait empat hal, yaitu mengenai implementasi ekonomi biru, adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, sampah laut yang masuk ke penanggulangan polusi laut, serta tata kelautan dan kemaritiman yang sesuai dengan fokus permasalahan dari pendirian Forum AIS itu sendiri.
Sementara itu, Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan Kemenko Marves, Sora Lokita menyatakan bahwa dalam KTT AIS Forum yang dilaksanakan di Bali, salah satu target utamanya adalah leaders declaration dimana berisi harapan-harapan dari para pemimpin negara, bagaimana KTT AIS Forum ini kedepannya terus berkembang menjadi sebuah international organization yang dapat membantu kemaslahatan para islanders atau penduduk di negara pulau dan kepulauan, serta memperbaiki dan meningkatkan berbagai program dan kerja yang selama ini telah dilakukan oleh AIS Forum.”Marves Sora juga menegaskan target KTT AIS Forum adalah sebagai wadah aspirasi dan harapan-harapan yang mengutamakan kepentingan masyarakat di negara itu sendiri.
Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Chusmeru mengatakan Penyelenggaraan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Archipelagic and Island States (AIS) Forum 2023 di Bali sangat penting untuk menjaga keberlangsungan laut Indonesia di masa depan yang penuh tantangan. Sebab, salah satu ancaman terkini yang perlu diantisipasi adalah eksploitasi pesisir dan pencemaran laut.
Dirinya menambahkan bahwa dengan adanya tantangan tersebut, maka prinsip-prinsip Our Ocean Our Future menjadi penting untuk dibahas dalam KTT yang menghadirkan puluhan negara kepulauan dan pulau dan digelar pada 10-11 Oktober 2023 di Nusa Dua, Bali tersebut.
Tidak hanya ancaman eksploitasi pesisir dan pencemaran laut, menurut Chusmeru, konflik seperti yang terjadi di Natuna juga menjadi salah satu contoh tantangan yang dihadapi Indonesia. Oleh sebab itu konsepsi Solidarity dalam KTT AIS perlu diimplementasikan dalam bentuk penyelesaian konflik yang saling menguntungkan.
Dari segi ekonomi, Penyelenggaraan KTT AIS Forum 2023 juga dapat mendatangkan manfaat bagi pengembangan wisata pesisir di Indonesia karena akan tercipta kolaborasi dan inovasi di antara anggota forum. Dari kerja sama tersebut, pengembangan ekonomi yang berorientasi kesejahteraan dapat terjalin.
Chusmeru menambahkan bahwa sudah saatnya wisata pesisir tersebut a diserahkan kepada desa wisata karena memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang tahu persis tentang potensi wisata di daerahnya. Pengelola desa wisata juga dinilai sangat mengetahui betul bagaimana menjaga kelestarian lingkungan di daerahnya.
Dalam pelaksanaannya, KTT AIS ini akan dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi yaitu Bapak Luhut Binsar Panjaitan berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 20 Tahun 2023 tentang Panitia Nasional Penyelenggara KTT AIS. Bapak Luhut beserta beberapa menteri lainnya menjadi bagian dari Panitia tersebut.
AIS Forum memiliki peranan penting sebagai wadah bagi negara-negara pulau dan kepulauan untuk berkontribusi dalam menghadirkan resolusi bagi masalah global serta menggaungkan suara dan perhatian bagi negara-negara kepulauan. Pelaksanaan KTT ini nantinya akan menjadi platform yang strategis untuk memperkuat program konkret AIS Forum di berbagai bidang di seluruh negara pulau dan negara kepulauan. AIS Forum terus berdedikasi untuk memfasilitasi kerja sama dan inovasi antar negara pulau dan kepulauan. Dengan diadakannya KTT Pertama di Bali pada bulan Oktober, hal ini akan menandai momen bersejarah dalam perjalanannya sebagai sebuah forum global.
)* Penulis adalah Kontributor Kumparan