Mengapresiasi Kartu Prakerja di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi Global
Oleh : Tyas Permata Wiyana )*
Keberadaan program kartu Prakerja dianggap sebagai sebuah solusi konkret untuk mengembangkan potensi angkatan kerja dan kesejahteraan rakyat. Program ini layak diapresiasi masyarakat di tengah ancaman resesi global yang berimbas pada banyaknya angka pemutusan hubungan kerja.
Resesi 2023 menjadi ancaman karena naiknya suku bunga, ditambah pandemi Covid-19 yang belum selesai meski sudah hampir 3 tahun. Meski baru sekadar ramalan tetapi peringatan tentang prediksi resesi wajib diperhatikan. Jangan sampai masyarakat terpuruk di masa resesi, atau kolaps seperti pada tahun 1998 (gara-gara krisis moneter).
Untuk mengatasi ancaman resesi maka salah satu jurus pemerintah adalah dengan kartu prakerja. Kartu prakerja adalah program yang dijanjikan oleh Presiden Jokowi, kala beliau berkampanye untuk pemilu tahun 2019 (periode kedua). Saat menjabat sebagai Presiden, janji itu benar-benar langsung dikabulkan. Kartu prakerja di-launching dan menolong banyak orang, karena mereka akan mendapat bantuan berupa pelatihan dan uang saku.
Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari menyatakan bahwa program kartu prakerja membantu para pekerja agar memiliki daya lentur dalam menghadapi masa sulit, termasuk resesi. Dengan naik-turunnya ekonomi dan situasi yang belum stabil, maka para pekerja harus punya skill. Caranya dengan mengikuti kartu prakerja.
Dalam artian, keterampilan yang diberikan kepada para pemegang kartu prakerja sangat berarti. Mereka tak hanya bisa belajar bahasa inggris. Namun juga ada kelas otomotif, pengembangan adsense, dll. Dengan kelas-kelas tersebut maka keterampilannya akan bertambah dan jadi modal besar untuk memulai wirausaha. Skill yang didapat juga jadi nilai plus sehingga mereka bisa mendapatkan pekerjaan lebih cepat.
Keberadaan kartu ini sangat cocok untuk bersiap sebelum masa resesi. Walau awalnya kartu prakerja ditujukan untuk para lulusan SMA atau perguruan tinggi yang masih menganggur, tetapi kartu ini juga bisa digunakan oleh orang yang baru saja dipecat atau di- PHK gara-gara efek pandemi. Memang saat pandemi banyak perusahaan yang mengurangi jumlah karyawan, demi efisiensi, karena keuntungannya menurun drastis.
Dengan modal skill dari kartu prakerja maka masyarakat bisa membuka usaha baru. Jika usahanya terus berkembang, apalagi pengurusan NIB (nomor induk berusaha) dipermudah dan digratiskan oleh pemerintah. Dengan memiliki usaha sendiri maka peluang untuk mendapatkan pendapatan lebih besar, akan terbuka lebar. Jika uangnya banyak maka masyarakat akan terbebas dari resiko resesi 2023.
Masyarakat mengapresiasi pemerintah yang memberikan program kartu prakerja, karena yang diberi adalah kail, bukan ikan. Dalam artian, pemerintah ingin agar masyarakat berusaha sendiri dengan modal skill yang didapatkan dari pelatihan prakerja. Yang diberi adalah modal untuk bekerja (berupa skill), bukan sekadar uang saku senilai 2,4 juta rupiah. Modal sangat penting karena akan berguna sampai puluhan tahun ke depan.
Jika hanya diberi uang maka khawatir akan dihabiskan untuk barang konsumtif, bukan untuk memperbaiki hidup. Kartu prakerja mencerminkan etos kerja Presiden Jokowi yang selalu kerja, kerja, dan kerja. Dengan rajin bekerja maka masyarakat akan terbebas dari resiko dan dampak resesi tahun depan.
Sementara itu, menurut Yose Rizal Damuri, Kepala Departemen CSIS, program kartu prakerja sudah berjalan dengan baik. Dalam artian, selama beberapa tahun program ini dijalankan maka program ini lancar dan tepat sasaran. Yang mendapatkan kartu prakerja benar-benar seorang pengangguran dan membutuhkan bantuan dari pemerintah.
Para pengangguran akan mendapat manfaat kartu prakerja dan ini bukanlah bantuan cuma-cuma yang dinyinyiri oleh banyak orang. Karena uang yang diberikan tidak ditransfer begitu saja. Melainkan digunakan untuk menebus kelas yang harus diikuti oleh pemilik kartu prakerja.
Kelas-kelas yang disediakan oleh program kartu prakerja bermacam-macam, mulai dari digital marketing, kelas bahasa, wirausaha, dll. Pemilik kartu ini bisa memilih kelas mana yang paling mereka minati, dan bisa dilakukan via online. Sehingga aman untuk mengikutinya, karena tidak usah berdesakan di ruang kelas, dan menghindari kemungkinan penularan corona saat ada kerumunan.
Resesi memang mengerikan dan pemerintah berusaha agar Indonesia selamat dari ancaman resesi, dan tidak terpuruk seperti negara lain. Salah satu jurusnya adalah dengan memberikan kartu prakerja. Di mana penerimanya menerima 2,4 juta rupiah (dalam 4 termin) dan bisa dibelanjakan untuk mengikuti kelas-kelas yang akan meningkatkan skill mereka.
Kartu prakerja sangat baik untuk digunakan di masa pandemi dan jelang resesi. Meski belum tentu ada resesi tahun depan tetapi masyarakat sudah bersiap-siap. Dengan perlindungan dari kartu prakerja maka mereka bisa selamat dari jerat resesi. Penyebabnya karena sudah mengikuti pelatihan prakerja dan bisa membangun usaha, dan kondisi keuangannya makin membaik meski masih pandemi.
)* Penulis adalah kontributor Persada institute