Mengapresiasi Kinerja 10 Tahun Presiden Jokowi di Bidang Konstruksi, Infrastruktur, dan Investasi
Oleh: Pratama Alfan )*
Selama 10 tahun terakhir, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo, Indonesia telah menyaksikan transformasi besar-besaran di bidang konstruksi, infrastruktur, dan investasi. Presiden Jokowi telah menempatkan pembangunan infrastruktur sebagai pilar utama dalam memacu pertumbuhan ekonomi dan memperkuat fondasi pembangunan nasional.
Sejak awal masa jabatannya, Jokowi menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur bukan sekadar proyek fisik, melainkan investasi jangka panjang untuk meningkatkan konektivitas, mendorong pertumbuhan daerah, dan menurunkan biaya logistik yang selama ini menjadi hambatan bagi perekonomian Indonesia.
Pada acara diskusi bertajuk “Refleksi dan Catatan 10 Tahun Pemerintahan Jokowi di Bidang Konstruksi, Infrastruktur dan Investasi” yang diselenggarakan oleh Gapensi (Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia), Presiden Jokowi mengatakan jika pembangunan infrastruktur tidak hanya terlihat bangunan secara fisiknya saja, namun juga dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Selain itu, Presiden Jokowi juga mengungkapkan jika dari pembangunan infrastruktur ini, world competitiveness ranking Indonesia naik dari angka 34 melompat ke 27. Sehingga Indonesia ingin meraih daya saing dari pembangunan-pembangunan yang ada, selain pemanfaatan infrastruktur itu untuk rakyat.
Pemerintahan Jokowi telah berhasil memperluas jaringan jalan tol secara masif. Salah satu proyek ikonik adalah Tol Trans Jawa, yang menghubungkan ujung barat hingga timur Pulau Jawa. Jaringan ini tidak hanya mempersingkat waktu perjalanan, tetapi juga menggerakkan perekonomian di sepanjang jalur tol dengan membuka akses ke pasar yang lebih luas. Proyek Trans Sumatra juga menunjukkan komitmen serupa untuk menghubungkan provinsi-provinsi di Sumatra, memperkuat konektivitas antarwilayah yang sebelumnya terisolasi.
Pada kesempatan yang sama, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi melalui paparan kinerja 10 tahun sektor perhubungan menyampaikan komitmen kementeriannya untuk melaksanakan 3 KPI (Key Performance Indicator) utama yaitu Meningkatkan Konektivitas Nasional, Meningkatkan Kualitas Pelayanan serta Meningkatkan Keselamatan Transportasi. Semua itu berorientasi pada prinsip Indonesia Sentris sebagai perwujudan hadirnya negara bagi masyarakat.
Menhub mengatakan jika indikator kinerja Kementrian Perhubungan (Kemenhub) telah sejalan dengan pesan Presiden RI yakni pembangunan infrastruktur yang bermanfaat bagi masyarakat. Kami juga secara konsisten melaksanakan arahan Presiden agar pengembangan dan pembangunan infrastruktur transportasi dapat menghubungkan antar-kawasan dan antar-wilayah.
Adapun pembangunan berfokus dalam mendukung pengembangan sarana dan prasarana transportasi di wilayah daerah tertinggal, terluar, terdepan dan perbatasan (3TP), mendukung destinasi pariwisata super prioritas (DPSP), mendukung Kawasan Industri (KI) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), serta mendukung pertumbuhan ekonomi wilayah.
Lebih lanjut, Menhub menyampaikan beberapa capaian pembangunan infrastruktur transportasi, baik di sektor darat, laut, udara dan perkeretaapian. Capaian transportasi darat, diantaranya terlaksana pengembangan pelabuhan penyeberangan, dermaga penyeberangan, angkutan umum perkotaan dengan program buy the service, serta terlaksananya sistem angkutan umum massal pada kota metropolitan.
Pada sektor transportasi laut, Kemenhub membangun pelabuhan non komersil, kapal perintis, subsidi tol laut hingga menciptakan rute-rute pelayaran yang saling terhubung. Sektor transportasi udara menorehkan sejumlah pencapaian, meliputi peningkatan on time performance penerbangan, tercapainya penyelenggaran jembatan udara; serta terbangunnya bandar udara baru.
Selanjutnya, capaian pada sektor transportasi perkeretaapian antara lain dibangunnya jalur kereta api secara nasional, kondisi jalur kereta api yang sudah sesuai standar Track Quality Index (TQI) kategori 1 dan 2, juga pembangunan LRT, MRT, Kereta Cepat Whoosh, dan kereta api perintis.
Di sisi lain, selama satu dekade terakhir, peningkatan investasi menjadi agenda utama dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Pemerintahan Presiden Jokowi fokus pada menciptakan lingkungan investasi yang lebih ramah dan kompetitif melalui reformasi regulasi dan penyederhanaan perizinan. Perubahan birokrasi yang dilakukan Presiden Jokowi melalui deregulasi dan peluncuran sistem Online Single Submission (OSS) telah mengurangi hambatan bagi investor dalam memulai bisnis di Indonesia. Langkah ini mendapatkan respon positif dari komunitas bisnis internasional dan meningkatkan peringkat Indonesia dalam berbagai indeks kemudahan berbisnis global.
Untuk lebih memacu investasi, pemerintah juga mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menawarkan insentif fiskal dan non-fiskal kepada investor. KEK ini telah menarik investasi besar dari berbagai sektor dan menjadi motor penggerak ekonomi regional di beberapa daerah di Indonesia.
Pembangunan infrastruktur yang masif dan meningkatnya investasi telah membawa dampak signifikan bagi ekonomi Indonesia. Konektivitas yang lebih baik antar wilayah telah mengurangi kesenjangan ekonomi, menurunkan biaya logistik, dan mempercepat pertumbuhan daerah tertinggal. Secara makro, Indonesia mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi yang stabil, meskipun menghadapi tantangan global seperti pandemi Covid-19.
Di sisi sosial, pembangunan infrastruktur dan peningkatan investasi telah menciptakan jutaan lapangan kerja baru, yang pada gilirannya meningkatkan taraf hidup masyarakat. Proyek-proyek besar yang digulirkan juga telah memberikan efek berkelanjutan yang positif terhadap ekonomi lokal, seperti peningkatan aktivitas bisnis di sekitar kawasan infrastruktur baru.
10 tahun kepemimpinan Presiden Jokowi telah membawa Indonesia ke era baru pembangunan di bidang konstruksi, infrastruktur, dan investasi. Melalui visi yang jelas dan pelaksanaan yang konsisten, Indonesia berhasil mencapai kemajuan yang signifikan, yang tidak hanya memperkuat perekonomian nasional, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Tantangan tetap ada, tetapi dengan strategi yang tepat, Indonesia siap melangkah menuju dekade berikutnya dengan optimisme dan keyakinan yang lebih besar.
)* Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Mataram