Mengapresiasi Komitmen Pemerintah Menanggulangi KST Papua
Oleh Dani Mulait )*
Berita tentang penangkapan anggota Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua di Puncak Ilaga, Papua, oleh Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz pada Minggu, 18 Februari 2024, menandai sebuah langkah penting dalam upaya pemerintah Indonesia untuk menanggulangi konflik di wilayah Papua. Tindakan ini merupakan bukti konkret dari komitmen yang kuat dalam menciptakan kedamaian dan keamanan bagi masyarakat Papua.
Satgas Operasi Damai Cartenz telah berhasil menangkap satu anggota KST di Puncak Ilaga, Papua. Kepala Operasi Damai Cartenz Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Faizal Ramadhani mengatakan penangkapan dilakukan usai pihaknya mendapatkan informasi tentang adanya sekelompok orang mencurigakan dari masyarakat setempat. Setelahnya, Faizal menyebut anggotanya melakukan penyisiran di sekitar Ibu Kota Distrik Ilaga dekat Koramil Ilaga, Papua. Ketika itu lah, kata dia, pihaknya mendapati anggota KST Papua Alenus Tabuni alias Kobuter di dekat Puskesmas Ilaga, Puncak.
Satgas Ops Damai Cartenz wilayah Puncak akhirnya mengamankan satu orang anggota KST Papua yaitu Alenus Tabuni alias Kobuter saat bergabung dengan masyarakat yang sedang berdiri di depan Puskesmas. Dalam proses penangkapan itu, Faizal mengatakan pihaknya juga turut menyita sejumlah barang bukti berupa uang tunai, satu buah kikir besi, dan juga satu unit HP merek Nokia. Faizal menyebut saat ini pelaku juga tengah diperiksa secara intensif di Polres Puncak. Dengan adanya kejadia ini, Faizal lantas meminta masyarakat untuk agar dapat segera melapor kepada petugas setempat apabila menemukan aktivitas mencurigakan demi menjaga keamanan di wilayah Puncak, Papua. Hal tersebut juga untuk mendukung aparat keamanan dalam memberikan jaminan keamanan di Kabupaten Puncak.
Papua telah lama menjadi sorotan internasional karena konflik bersenjata yang terus berlangsung antara pemerintah Indonesia dan sejumlah kelompok separatis, termasuk KST Papua. Konflik ini telah mengakibatkan penderitaan bagi masyarakat Papua dan menghambat pembangunan di wilayah tersebut. Oleh karena itu, penangkapan anggota KST Papua ini adalah langkah yang sangat positif dalam menjaga stabilitas dan mewujudkan perdamaian yang selama ini diidamkan oleh banyak pihak.
Satgas Operasi Damai Cartenz telah menunjukkan dedikasi dan profesionalisme yang luar biasa dalam menjalankan tugas mereka. Melalui operasi ini, mereka tidak hanya berhasil menangkap anggota KST Papua, tetapi juga mengirimkan pesan yang jelas bahwa negara tidak akan mentolerir tindakan kriminal dan kekerasan yang mengancam keamanan warga Papua maupun Indonesia pada umumnya.
Selain itu, tindakan pemerintah Indonesia dalam memberantas KST Papua juga mencerminkan komitmen untuk memperjuangkan hak asasi manusia dan keadilan bagi semua warga negara, termasuk warga Papua. Dengan menegakkan hukum dan ketertiban, pemerintah berusaha menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pembangunan dan kemajuan di Papua.
KST Papua tidak hanya menyebarkan teror kepada masyarakat, bahkan turut mengganggu pelaksanaan Pemilu 2024. KST Papua dilaporkan telah merampas logistik Pemilu di lapangan terbang Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua Tengah. Wakil Sementara Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Letkol Inf Candra Kurniawan, mengatakan, perampasan logistik Pemilu 2024 ini dilakukan pada Kamis 15 Februari lalu saat tiba menggunakan transportasi udara.
Letkol Candra menyebut ada 119 kotak suara logistik Pemilu yang dirampas oleh KST Papua. Sedangkan sisanya sebanyak 171 kotak suara belum terangkut dan masih berada di Kabupaten Nabire. Tidak hanya merampas kotak suara, KST Papua juga menganiaya petugas Pemilu bernama ZU yang mengawal pendistribusian logistik Pemilu. Selain merampas kotak suara, juga terjadi aksi pemukulan oleh KST Papua terhadap saudara ZU di bagian kepala yang merupakan perangkat Distrik Hitadipa. Yang menyebabkan saudara ZU tidak berani kembali ke Distrik Hitadipa. Letkol Candra mengungkapkan, pihaknya masih mendalami motif KST Papua merampas atau menyabotase logistik Pemilu. Selain itu, patroli keamanan dan kewaspadaan akan terus ditingkatkan, sehingga seluruh tahapan Pemilu di Kabupaten Intan Jaya dapat berjalan dengan aman dan lancar.
Namun demikian, penangkapan anggota KST Papua hanya merupakan bagian dari solusi yang lebih besar dalam menyelesaikan konflik di Papua. Selain tindakan militer, diperlukan juga pendekatan yang komprehensif, termasuk dialog antara pemerintah dan kelompok-kelompok yang terlibat, pembangunan ekonomi, pemberdayaan masyarakat, dan pemenuhan hak-hak asasi manusia.
Pemerintah Indonesia perlu terus mendorong upaya-upaya ini secara berkelanjutan, dengan melibatkan semua pihak yang terkait, baik di tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Kedamaian di Papua bukanlah tujuan yang mudah, tetapi dengan komitmen yang kuat dan kerja sama yang baik, hal itu bukanlah sesuatu yang tidak mungkin untuk dicapai.
Sebagai warga negara Indonesia, kita semua juga memiliki tanggung jawab untuk mendukung upaya pemerintah dalam menciptakan kedamaian di Papua. Kita perlu bersatu dan bekerja sama untuk mengatasi masalah yang telah mengganggu kedamaian dan keamanan di wilayah tersebut. Hanya dengan demikian, Papua dapat menjadi tempat yang aman dan sejahtera bagi semua orang yang tinggal di sana.
)* Penulis merupakan mahasiswa asal Papua di Surabaya