Mengapresiasi Komitmen Pemerintah Optimalkan Penggunaan Energi Terbarukan
Oleh : Edy Saptaji )*
Masyarakat mengapresiasi komitmen Pemerintah yang mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan. Penggunaan energi terbarukan diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dalam rangka mengatasi dampak perubahan iklim.
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menunjukkan komitmennya untuk meninggalkan energi fosil seperti minyak hingga batubara untuk beralih ke energi terbarukan (EBT). Komitmen tersebut ditunjukkan dengan diresmikannya Pabrik Biodiesel milik PT Jhonlin Agro Raya.
Jokowi berujar dirinya secara tegas memegang teguh komitmen dalam meninggalkan energi fosil dan beralih ke energi baru terbarukan. Karena itu produksi B30 tersebut, produksi biodiesel kita tingkatkan. Tujuan pilihan untuk memperkuat biodiesel di Tanah Air sehingga dapat meningkatkan ketahanan energi nasional dan kualitas lingkungan. Menurut Jokowi langkah-langkah strategis seperti ini memerlukan dukungan dari semua pihak, baik dari hulu sampai akhir.
Jokowi mengatakan, di hulu ada industri sawit dan CPO. Di tengah ada industri biodiesel. Baik itu industri transportasi, kemudian pembangkit listrik dan industri-industri lainnya.
Wakil Presiden Uni Eropa Frans Timmersmans menyebut Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang luar biasa. Efek optimisme dari hal ini adalah banyaknya negara di dunia yang akan sangat positif pada Indonesia. Itu sebabnya, dirinya ingin memberikan perhatian besar pada hubungan bilateral antara Uni Eropa dan Indonesia.
Menurut Timmermans, dengan adanya potensi energi terbarukan, maka Indonesia perlu mencari solusi yang konstruktif dan berkomitmen untuk menghindari bencana iklim dan keanekaragaman hayati. Indonesia pun diharapkan bisa bekerja sama demi masa depan yang lebih baik dan lebih kuat dengan negara-negara di dunia serta lembaga internasional.
Timmermans mengatakan, Bank Investasi Eropa sekarang sudah menjadi bank hijau. Mereka telah membuat komitmen ini dengan sangat kuat dalam beberapa tahun terakhir. Mereka akan segera membuka kantor di Jakarta. Dan dirinya bisa membayangkan dengan pengalaman dan ambisinya, Bank Investasinya Eropa bisa bekerja sama dengan Bank Pembangunan Asia dan melihat apa yang bisa dilakukan bersama. Dan saya akan mendorong mereka untuk meningkatkan kerja sama ini.
Situs ebtke.esdm.go.id pada Januari 2021 mengungkap, Indonesia sedang dalam proses mempersiapkan pengembangan jangka panjang sektor energi, kelistrikan dan rencana usaha penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2021 – 2030 telah rampung dan ditekan oleh Menteri ESDM Arifin Tasrif.
RUPTL PLN bakal menjadi acuan bagi pemerintah dalam penyediaan tenaga listrik 10 tahun ke depan. Roadmap itu, juga akan lebih mengedepankan pengembangan energi terbarukan.
Berdasarkan pencapaian energi terbarukan sepanjang 2020, Indonesia masih berkomitmen mencapai target yang ditetapkan pada Paris Agreement 2015 lalu. Indonesia memiliki semua potensi energi terbarukan, seperti surya, air, angin, panas bumi dan bioenergi.
Untuk panas bumi, total potensi panas bumi Indonesia ada lebih dari 400 GW dan implementasi sampai dengan 2020, mencapai 176 MW. Sedangkan untuk pembangkit tenaga matahari, ada tambahan 11 MW untuk panel surya atap. Adapun potensi angin dan hidro memiliki potensi yang sama, yaitu 150 GW.
Perlu kita ketahui Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Utara, Sumatra Selatan dan Papua adalah 10 Provinsi dengan potensi energi terbarukan terbesar di Indonesia.
Pada kesempatan berbeda, PT Energy Management Indonesia (Persero) atau EMI, perusahaan yang fokus pada energi baru terbarukan, resmi menjadi anak usaha PT PLN (Persero). Target penggabungan ini, EMI bisa meraup pendapatan sebesar Rp 8 triliun di tahun 2025.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan, pengalihan saham EMI ke PLN dilakukan berdasarkan PP No. 65 tahun 2021 tentang penambahan penyertaan modal negara (PMN) ke dalam modal saham persero PT PLN.
Zulkifli mengatakan, dengan bergabungnya EMI ke PLN dan bertransformasi sebagai ing energy service company (ESCo), maka diproyeksikan pada tahun 2025 EMI bisa mencapai pendapatan sebesar Rp 8 triliun, atau secara kumulatif dalam 5 tahun mencapai Rp 13 triliun.
Pemerintah memiliki target mengurangi karbon dioksida sebesar 29 persen pada 2030 dan berkontribusi pada lebih dari 300 juta ton. Tentu saja untuk mencapai target tersebut dibutuhkan kerja keras salah satunya dengan mengoptimalkan penggunaan energi terbarukan.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute