Polemik Politik

Generasi Muda Berperan Menciptakan Pemilu Damai

Oleh : Janu Farid Kesar )*

Pemilu 2024 nanti akan menjadi kontestasi politik di mana 60% suara berasal dari kalangan anak muda. Harapannya anak muda saat ini harus aktif untuk terlibat dalam memberikan suaranya untuk menentukan nasib bangsa. Kesadaran politik harus ditumbuhkan pada anak muda apalagi mereka yang menyandang status pemilih pemula (first voters), kesadaran ini penting guna mencegah kampanye yang tidak sehat.

Banyak cara untuk bisa memengaruhi anak muda untuk menyemarakkan pemilu 2024, di era serba digital ini, kampanye tidak melulu pasang baliho atau bagi-bagi kaos, tetapi juga bisa melalui media sosial di mana mayoritas penggunanya adalah kalangan milenial dan pemilih pemula.

          Anak muda sudah sepantasnya turut ambil bagian untuk aktif dalam seleksi kepemimpinan nasional yang akan datang. Anak muda sudah tidak lagi waktunya hanya menjadi objek tetapi juga harus berkontribusi dalam menyemarakkan semangat kampanye pemilu yang damai dan adil.

          Salah satu gerakan guna mendukung terciptanya pemilu yang berkualitas adalah dengan menggelar diskusi publik seperti yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum (FH) Universitas Sahid dan Komunitas Anak Bangsa (ABAS) menggelar diskusi Menguji Reformasi dengan tema “Sudahkah Partai Politik Menjadi Ruang yang Inklusif Bagi Regenerasi Kepemimpinan”.

          Geandra Kartasasmita selaku Chairman Anak Bangsa mengatakan, Inilah saatnya anak muda selaku pemilik 60% suara pada pemilu nanti untuk mengambil bagian. Turun tangan dan mau maju bersama dengan menawarkan gagasan demi Indonesia yang lebih baik dari hari ini. Komunitas tersebut juga mengajak generasi muda untuk terlibat aktif dalam pesta demokrasi yang akan datang. Geandra menilai bahwa keterlibatan anak muda sangat penting demi terwujudnya Indonesia yang lebih baik.

          Dirinya menuturkan bahwa ABAS akan bergerak mengajak anak muda untuk melek politik. ABAS juga berupaya mengampanyekan pemilu yang adil dan damai. ABAS berharap bahwa negara bisa netral dalam Pemilu 2024 dan membiarkan para calon untuk berkontestasi secara adil. Geandra menambahkan bahwa ABAS akan terus mengkampanyekan kesadaran politik di kalanan anak muda khususnya para firs voters, jangan sampai banyak yang golput karena hal tersebut rawan membuka peluang bagi kecurangan pada pemilu.

          Sementara itu, Inisiator gerakan ABAS Gusti Arief menyambut baik progresifitas yang dilakukan oleh Geandra dan juga struktur secara keseluruhan. Apalagi kolaborasi ABAS tersebut rupanya mendapatkan sambutan baik oleh jajaran Universitas Sahid. Dekan FH Universitas Sahid,  memberikan arahan kepada ABAS untuk menjadi agen-agen perubahan yang mampu membuat terobosan-terobosan baru.

          Dekan FH Usahid menuturkan, organisasi anak-anak muda yang mau membicarakan dan memikirkan bangsa ini harus diperbanyak dan didukung. Pihaknya berharap agar Gerakan ABAS harus ditanamkan sebagai panggilan. Gerakan tersebut juga harus dilakukan berdasarkan pada kerja sama demi kepentingan bersama.

          Pada kesempatan berbeda Anggota KPU Mochammad Afifudin menyampaikan pentingnya generasi muda untuk didorong partisipasinya, karena bagaimanapun juga, anak muda merupakan pemangku kepentingan yang sesungguhnya. Oleh karena itu, para generasi muda juga diharapkan lebih selektif terhadap segala pemberitaan demi memfilter hoaks.

          Afifudin juga berujar, bahwa KPU juga membutuhkan energi dari kalangan anak muda untuk menjaga toleransi atas persaingan politik dan memberikan nilai-nilai objektif, kritik yang baik terhadap penyelenggaraan pemilu.  Hal tersebut tentu saja sejalan dengan visi utama yang telah disosialisasikan oleh KPU, yakni Pemilu sebagai sarana integrasi bangsa, bukan pemecah belah bangsa.

          Perlu diketahui bahwa terdapat 4 masalah besar yang melingkupi penyelenggaraan pemilu, yakni politik uang, politisasi SARA, Politik Identas dan hoax. Masalah itulah yang harus ditangani secar serius agar penyelenggaraan Pemilu dapat berjalan dengan lancar. Padahal Pemilu sendiri merupakan tahapan yang sudah tidak asing bagi sebagian masyarakat Indonesia. Tinggal nanti bagaimana pelaksanaan pesta demokrasi ini dapat terwujud dengan damai, tidak hanya dibebankan pada penyelenggara serta peserta pemilu.

          Pemilu 2024 merupakan topik yang sangat erat kaitannya dengan masa depan dan kemajuan Bangsa. Sehingga generasi muda juga harus mengambil perannya demi terpilihnya pemimpin yang kelak akan membawa bangsa Indonesia kepada 5 tahun kedepan. Energi positif dari generasi milenial tentu bisa dimanfaatkan untuk bisa berkolaborasi dengan pihak yang berkepentingan dalam penyelenggaraan pemilu 2024.

          Selain itu, anak muda juga harus paham bahwa pengawasan terhadap pemilu bukan hanya tugas pemerintah, KPU dan Bawaslu saja, tetapi juga seluruh masyarakat termasuk anak muda juga memiliki peran dalam mengawasi jalannya kampanye menuju pemilu 2024. Anak muda yang kritis tidak akan mau menggadaikan pilihan nurani hatinya untuk mendukung wakil rakyat maupun pemimpin yang dikehendaki.

          Anak muda dengan segenap energi dan kreativitasnya tentu saja perlu didukung jika mereka hendak terlibat aktif dalam menyukseskan Pilpres 2024. Anak muda juga memiliki pengaruh yang kuat untuk mengajak teman-temannya turut serta dalam hajat nasional bernama Pemilu.

)* Penulis adalah kontributor Ruang Baca Nusantara

Show More

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih