Mengapresiasi Pelaksanaan Pemilu, Saatnya Memperkuat Persatuan Bangsa
Oleh : Laura Agnesia*
Pemilu merupakan salah satu momen penting dalam demokrasi di mana rakyat memiliki kesempatan untuk memilih pemimpin dan wakilnya secara langsung. Proses ini bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga tentang menyatukan suara dan kepentingan masyarakat yang beragam. Lebih dari sekadar menciptakan pemerintahan yang baru, pemilu seharusnya menjadi momentum bagi kita untuk memperkuat persatuan bangsa.
Setiap pemilu pasti memiliki pemenang dan yang kalah. Penting bagi kita sebagai warga negara untuk menerima hasilnya dengan lapang dada. Ini adalah bentuk kematangan demokrasi di mana kita menghargai keputusan mayoritas, meskipun mungkin tidak selalu sejalan dengan preferensi pribadi kita. Dengan menerima hasil pemilu, kita menunjukkan komitmen kita pada prinsip dasar demokrasi.
Seperti halnya yang disampaikan oleh PWNU dan Muhammadiyah Jawa Timur yang sepakat meminta warga untuk fokus beribadah di bulan Ramadhan pasca pelaksanaan pemilu 2024. Ketua Majelis Ekonomi PW Muhammadiyah Jatim, Indra Nur Fauzi mengatakan agar bulan Ramadan menjadi momentum untuk semua pihak kembali bersatu. Secara khusus ia ingin roda perekonomian di masyarakat segera normal kembali usai hiruk pikuk tahun politik.
Pihak PWNU dan Muhammadiyah Jawa Timur juga berharap pemerintah terus turun tangan mengatasi sejumlah kenaikan harga bahan pokok, hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan memperbanyak pasar sembako murah sehingga masyarakat tidak kesulitan dalam mendapatkan bahan-bahan pokok yang murah dan berkualitas.
Pernyataan senada juga disampaikan Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab menyampaikan bahwa siapa pun pemenangnya rakyat harus menerima dengan lapang dada. Menurut Prof. Quraish, yang berpartisipasi dalam Pemilu adalah rakyat. Maka siapa pun yang menjadi presiden, itu adalah cerminan dari rakyat itu sendiri. Rakyat sudah ikut berdemokrasi, hasilnya pun perlu disikapi secara demokratis.
Pemilu seharusnya menjadi awal dari proses pembangunan yang lebih besar. Setelah pemilu berakhir, saatnya bagi kita untuk bersatu kembali sebagai bangsa dan berpartisipasi dalam upaya-upaya pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Ini bisa dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari mendukung program-program pemerintah hingga berkontribusi secara langsung dalam pembangunan masyarakat di tingkat lokal.
Dalam hal yang sama, berbagai pihak berupaya meredam suhu panas usai pemilu salah satunya berdiskusi dengan para mahasiswa di Jepara. Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat mengatakan pemilu sebagai bagian dari sistem demokrasi tiap 5 tahun sekali kerap kali menimbulkan berbagai polarisasi antar warga. Maka dari itu, semua pihak perlu segera bersatu kembali demi kepentingan bersama.
Mahasiswa sebagai generasi masa depan bangsa yang menjadi garda terdepan untuk mengawal persatuan serta menjadikan Pemilu sebagai suatu proses demokratis untuk memperkuat persatuan bangsa dan bukan menjadi alat pemecah belah bangsa.
Perselisihan ideologi dan kepentingan politik sering kali memecah belah masyarakat, meningkatkan ketegangan antargolongan dan meningkatkan retorika konfrontatif. Mendorong dialog antarberbagai kelompok masyarakat untuk membangun pemahaman yang lebih baik antara satu sama lain dan menciptakan kesepahaman bersama.
Pemilu seringkali memunculkan polarisasi politik di antara berbagai kelompok masyarakat. Namun, setelah pemilu berakhir, penting bagi partai politik dan masyarakat untuk membangun dialog yang konstruktif. Dengan berkomunikasi secara terbuka dan saling mendengarkan, kita dapat menciptakan ruang untuk memahami perspektif orang lain dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak.
Perbedaan pilihan merupakan suatu hal yang wajar, namun sikap kesatria dan semangat persatuan harus di junjung tinggi oleh semua elemen bangsa. Setelah Pemilu para calon terpilih memiliki tanggung jawab untuk kembali mempersatukan visi misi bersama demi kesejahtaraan masyarakat. Hal ini perlu dilakukan sebagai wujud menumbuhkan solidaritas antar warga negara.
Selain para calon terpilih, masyarakat juga harus berperan aktif dengan menghormati pemilu sebagai konsekuensi logis dari sebuah proses demokrasi. Ndengan memprioritaskan persatuan bangsa setelah pemiu, sebuah negara dapat mengatasi perbedaan dan menciptakan fondasi yang kuat untuk kemajuan bersama.
Dengan berkomunikasi secara terbuka dan saling mendengarkan, masyarakat dapat menciptakan ruang untuk memahami perspektif orang lain dan mencapai kesepakatan yang menguntungkan semua pihak. Di tengah dinamika politik pasca-pemilu, tetap selalu mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Persatuan bangsa harus menjadi prioritas utama dalam setiap keputusan dan tindakan yang diambil serta dengan mengutamakan kepentingan bersama dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Di tengah dinamika politik pasca-pemilu, kita harus selalu mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Persatuan bangsa harus menjadi prioritas utama dalam setiap keputusan dan tindakan yang kita ambil. Dengan mengutamakan kepentingan bersama, kita dapat menciptakan fondasi yang kuat untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.
Dengan memperkuat persatuan bangsa setelah pemilu, kita tidak hanya menghormati proses demokrasi, tetapi juga mengukuhkan fondasi Indonesia sebagai negara yang kuat dan berdaulat. Inilah saatnya bagi kita untuk bersatu sebagai satu bangsa, melampaui perbedaan politik, dan bekerja bersama-sama menuju masa depan yang lebih cerah.
Kesuksesan penyelenggaraan Pemilu 2024 akan memperkuat legitimasi institusi pemerintahan. Pemerintah yang dipilih secara demokratis akan memiliki otoritas yang lebih kuat untuk mengimplementasikan kebijakan-kebijakan strategis yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas bangsa Indonesia.
)* Mahasiswa Universitas Terbuka