Mengapresiasi Pembangunan Rumah Sakit Penyakit Menular di Pulau Galang
Oleh : Deka Prawira)*
Pemerintah terus mempercepat pengerjaan Rumah Sakit (RS) untuk penyakit menular di Pulau Galang, Batam, Kepri, terutama di tengah Pandemi Virus Corona. Masyarakat pun mengapresiasi pembangunan Rumah Sakit tersebut yang diharapkan mampu segera beroperasi.
Presiden Jokowi mengunjungi Rumah Sakit untuk penyakit menular di Pulau Galang, Batam, Kepulauan Riau pada Rabu (1/04). Dalam kesempatan tersebut, Presiden menginstruksikan agar RS dapat segera beroperasi pada pekan depan. Jokowi mengatakan, sebelumnya, pengoperasian RS Corona ini agak molor dari waktu yang ditentukan. Hal itu disebabkan terhambatnya distribusi material yang masuk karena kendala cuaca.
Inisiasi Pemerintah membangun Rumah Sakit (RS) di Pulang Galang, Batam patut diacungi jempol. Fasilitas ini memanfaatkan lokasi bekas tempat penampungan atau kamp pengungsi Vietnam. Komplek ini sebelumnya difungsikan sejak tahun 1979 hingga 1996 di pulau Galang.
Pulau Galang sendiri memiliki luas sekira 250 ha. Sejarahnya, dari luas pulau ini diambil 80 Ha untuk kawasan pengungsian masyarakat Vietnam yang menampung 250.000 jiwa oleh UNHCR. Di kampung Vietnam ini terdapat gereja tua, vihara, barak pengungsian, penjara, hingga Buddha tidur, kemudian bangunan bekas rumah sakit.
Rumah sakit khusus penyakit menular ini akan memiliki kapasitas tampung sebanyak 1.000 tempat tidur. Sebanyak 340 tempat tidur akan diselesaikan di tahap pertama. Sedangkan 640 lainnya akan diselesaikan dalam tahap kedua.
Bangunan tersebut dibangun bertingkat dua, yang terdiri dari 30 tempat tidur Intensive Care Unit (ICU) dan 20 tempat tidur Non ICU dengan peralatan sesuai standar yang berlaku. Selain itu di sekitar fasilitas utama juga akan dilengkapi sarana olahraga, ruang terbuka hijau serta sarana pengolahan sampah padat dengan insinerator khusus, serta Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
Untuk insinerator limbah padat, pihaknya akan bekerjasama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Pihaknya mengatakan, bekas bangunan rumah sakit di lokasi masih bisa dimanfaatkan.
Menteri pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan, strukur bekas kamp penampungan tersebut masih bagus, dinding dengan double cover asbes masih kuat, tinggal plafon dan kayu kusen yang lapuk yang perlu diganti. Intinya masih bisa dipakai untuk pendukung seperti ruang administrasi, dokter, tenaga medis, dapur dan laundry.
Pihaknya mengatakan, anggaran pembangunan seluruh sarana dan prasarana kesehatan tersebut dilakukan melalui kerjasama operasi (KSO) antara PT. Wijaya Karya (Persero) dan PT Waskita dengan Konsultan Manajemen Konstruksi PT. Virama Karya.
Lebih lanjut Menteri Basuki mengatakan untuk menyediakan air baku, telah disiapkan empat alternatif tampungan air, yakni waduk monggak rempang dengan debit 232 liter/detik berjarak 16 km, embung camp vietnam (0,11 liter/detik) berjarak 1,6 km, embung setotok (1,5 liter/detik) berjarak 35 km, dan waduk sel Gong (400 liter/detik) berjarak 4,1 km.
Untuk menunjang fasilitas observasi dan isolasi, pihaknya membangun instalasi pengolahan air (IPA) dengan kapasitas 5 liter/detik yang bersumber dari waduk monggak rempang.
Pihaknya juga akan meningkatkan askes keluar masuk pulau dengan membangun helipaddan disiapkan penataan dermaga di Pelabuhan Pulau Galang yang dikelola UPT Dinas Perhubungan Pemkot Batam.
Upaya pemerintah tentu patut diapresiasi, rumah sakit corona di Batam tersebut, rencananya selain menangani pasien positif virus corona, tempat layanan kesehatan ini juga akan dipakai untuk pencegahan virus tersebut.
Pemerintah juga berencana bahwa bangunan rumah sakit tersebut akan dibangun dengan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dimana ada skema dan struktur yang diatur oleh WHO mengenai rumah sakit penanganan wabah seperti covid-19.
Keberhasilan dalam mengendalikan penyakit ini terletak pada bagaimana memutus rantai penularan dengan mengisolasi kasus positif. Langkah pemerintah sekarang tidak semata melakukan protokol pengobatan pada penderitanya.
Sebelumnya, unit alat kesehatan untuk Rumah Sakit Khusus Corona telah tiba di Bandara Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau. Sejumlah alat kesehatan yang diangkut dengan pesawat Hercules C-130 TNI AU dari Bandara Halim Perdana Kusuma tiba di Batam dan langsung dibawa menuju RS Khusus Corona (COVID-19) di Pulau Galang.
Pada kesempatan yang sama, juga dilakukan simulasi pemindahan pasien COVID-19 dari pesawat Hercules C-130 untuk dibawa ke rumah sakit yang sama.
Rumah Sakit Khusus Corona di Pulau Galang khususnya di EX Camp Vietnam ini nantinya diperkirakan bisa menampung hingga 1.000 pasien.
Tentu saja langkah ini patut diapresiasi, hal ini menjadi bukti bahwa dengan keterbatasan yang ada, pemerintah tetap berupaya dalam menangani pandemik virus corona atau covid-19 di Indonesia.
)* Penulis adalah pengamat sosial politik, aktif dalam Lembaga Studi Informasi Strategis (LSISI)