Mengapresiasi Penegakan Hukum kepada KST Papua di Ilaga
Oleh : Alvaro Hukubun )*
Apresiasi sangat tinggi patut diberikan kepada bagaimana upaya dan aksi akan penegakan hukum secara sangat tegas dan terukur kepada Kelompok Separatis dan Teroris Papua (KSTP) di Ilaga oleh aparat keamanan dari personel gabungan. Pasalnya diketahui bahwa gerombolan separatis itu telah melakukan pembakaran kepada perumahan untuk Tenaha Kesehatan (Nakes), yang mana sebenarnya diperuntukkan demi semakin menjamin peningkatan sektor kesehatan di Bumi Cenderawasih.
Kelompok Separatis dan Teroris di Papua (KSTP) memang selama ini terus saja dan selalu melancarkan berbagai macam aksi kriminalnya bahkan dengan sangat keji dan biadab tanpa mengenal hak asasi manusia (HAM). Mereka terus-menerus menebarkan berbagai macam aksi terornya hingga sangat mengkhawatirkan dan mengancam keselamatan bahkan nyawa dari masyarakat sipil orang asli Papua (OAP) di Bumi Cenderawasih sendiri.
Bahkan tidak jarang pula mereka selalu melakukan pengrusakan kepada berbagai macam fasilitas umum serta fasilitas yang telah dibangun oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI), padahal itu sebenarnya demi kebaikan dan demi peningkatan kesejahteraan dari masyarakat di provinsi paling Timur di Tanah Air itu sendiri.
Alhasil, upaya yang selama ini terus dilakukan oleh pemerintah yakni melakukan percepatan peningkatan kesejahteraan dan juga percepatan upaya untuk pemerataan di seluruh wilayah dan seluruh pelosok negeri menjadi sangat terhambat akibat banyaknya ulah yang dilakukan oleh KSTP.
Kasus terbaru ini, gerombolan separatis tersebut melakukan pembakaran kepada kawasan perumahan Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kompleks Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kampung Kibogolome, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua Tengah.
Diketahui bahwa pembakaran tersebut dilakukan oleh KSTP di Puncak, wilayah Kepala Air pada hari Senin, tanggal 11 September 2023 lalu. Jelas saja bahwa adanya peristiwa pembakaran itu merupakan sebuah hal yang sangat ironi karena sebenarnya di tengah semangat dari berbagai pihak dan berbagai kalangan untuk bisa menyediakan adanya perumahan nakes yang aman dan tenang, sehingga konsentrasi bisa dengan sepenuhnya demi bisa membantu dalam menjaga dan meningkatkan kesehatan seluruh masyarakat di Papua sendiri, namun harus terganggu.
Terlebih, bahwa sebenarnya perumahan nakes itu juga baru saja dibangun dan bahkan belum sempat dihuni sama sekali oleh para tenaga kesehatan di Indonesia yang ditugaskan di Bumi Cenderawasih. Akan tetapi sangat nahas karena kompleks perumahan untuk nakes itu kini sudah diamuk oleh si jago merah lantaran dibakar oleh KSTP.
Meski begitu, namun beruntungnya dengan adanya Patroli Gabungan dari pihak Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan (Satgas Pamtas) Mobile Yonif Raider 300 / BJW dan juga pihak Satgas Elang di wilayah Ilaga yang sedang melintas dan mampu untuk sesegera mungkin langsung membantu proses pemadaman.
Lebih lanjut, diketahui pula bahwa sebanyak 2 (dua) orang anggota gerombolan separatis di Bumi Cenderawasih itu juga sempat terlihat di lokasi kejadian, namun mereka kabur ke wilayah kampung Kepala Aor saat akan ditangkap oleh para aparat keamanan. Kemudian pada akhirnya pihak petugas pun langsung melepaskan tembakan kepada mereka.
Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kapen Kogabwilhan) III Kolonel Czi GN, Suriastawa membenarkan akan kejadian pembakaran perumahan nakes dan juga adanya kontak tembak tersebut. Selain itu, dari pihak Satgas Bais wi wilayah Ilaga juga memberikan informasi bahwa memang ada satu korban KSTP yang tewas.
Kronologi dari adanya tindakan tegas dan terukur yang dilakukan oleh aparat keamanan dari personel gabungan tersebut adalah, sebelum terjadinya pembakaran perumahan nakes dan juga kontak tembak dengan gerombolan teroris berlangsung, petugas Gabungan Satgas Pamtas Mobile Yonif Raider 300 / BJW dengan pihak Satgas Elang di wilayah Ilaga menemukan 2 (dua) orang KSTP yang membawa senjata dekat di Tower Telkomsel, Kampung Nipuralome, Distrik Ilaga.
Kemudian kedua pelaku itu langsung dikejar ke arah Kampung Arumaga. Pada saat melakukan penyisiran di sekitaran rumah, honai hingga gereja di Kampung Arumaga, Praka Lutfi Sniper 300 / BJW melihat adanya sebanyak 3 (tiga) orang dari anggota KSTP yang membawa dua pucuk laras panjang berlari ke atas ketinggian, maka mereka langsung melakukan tembakan peringatan namun justru dengan adanya tembakan peringatan itu, malah dibalas dengan tembakan pula oleh pihak gerombolan separatis tersebut, sehingga terjadi kontak tembak tidak bisa dihindari. Dari hasil pemantauan drone diketahui terdapat satu orang dari anggota KSTP tewas dan diseret oleh temannya ke arah lembah.
Pada kesempatan lain, para pemuda di Papua yang tergabung ke dalam Barisan Mera Putih (BMP) mendukung penuh upaya dari aparat keamanan personel gabungan TNI dan Polri untuk bisa melakukan penegakan hukum dengan sangat tegas dan terukut kepada KSTP karena memang mereka kerap kali melakukan berbagai aksi kekerasan yang telah mencederai masyarakat di Bumi Cenderawasih sendiri.
KST merupakan gerombolan separatis yang telah menyebabkan rakyat Papua menjadi semakin sengsara. Masyarakat Papua tanpa terkecuali pun mendukung upaya penegakan hukum kepada kelompok tersebut, agar kedamaian Papua dapat selalu terjaga.
)* Penulis adalah Mahasiswa Papua Tinggal di Jakarta