Mengapresiasi Pengembangan Bandara Demi Tingkatkan Perekonomian Papua
Oleh : Angelica Kaloke )*
Pembangunan infrastruktur sering kali menjadi katalis utama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sebuah wilayah. Begitu pula yang sedang berlangsung di Papua Tengah, di mana pengembangan Bandara Douw Aturue di Kabupaten Nabire diharapkan mampu membawa angin segar bagi perekonomian lokal.
Pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) bekerja sama dengan Pemerintah Papua Tengah, telah menyepakati pembangunan ini guna meningkatkan pelayanan transportasi udara bagi masyarakat setempat.
Langkah strategis ini bukan hanya soal memperbaiki fasilitas bandara, tetapi lebih pada bagaimana meningkatkan konektivitas dan aksesibilitas yang akan membuka lebih banyak peluang ekonomi. Ini adalah kesempatan bagi Papua Tengah untuk bertransformasi menjadi wilayah dengan mobilitas tinggi, sehingga mampu bersaing dan tumbuh bersama daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Bandara Douw Aturue yang diresmikan oleh Presiden RI pada November 2023, kini memiliki landasan pacu sepanjang 1.600×30 meter dan bisa mengakomodasi pesawat jenis ATR-72 seri 600. Bandara ini sudah melayani beberapa rute penting seperti Nabire-Timika, Nabire-Manokwari, dan Nabire-Jayapura dengan frekuensi penerbangan yang cukup tinggi setiap minggunya.
Namun, ambisi untuk mengembangkan bandara ini tidak berhenti di situ. Ada rencana besar untuk memperpanjang runway menjadi 2.500×45 meter, memungkinkan pesawat jenis Boeing untuk mendarat, serta memperluas terminal penumpang hingga 11.000 meter persegi dengan kapasitas penumpang mencapai 573.700 per tahun.
Langkah ini bukan sekadar simbolis, tetapi nyata dan penuh harapan. Sebagai daerah otonom baru, Papua Tengah sedang giat-giatnya membangun di berbagai sektor. Pengembangan Bandara Douw Aturue ini adalah bagian dari upaya tersebut, untuk menjadikan Nabire sebagai hub penting bagi transportasi udara di wilayah tersebut.
Dengan infrastruktur yang memadai, diharapkan tidak hanya arus penumpang yang meningkat, tetapi juga arus barang dan jasa yang akan berdampak positif pada perdagangan dan pariwisata lokal.
Komitmen Pemerintah Papua Tengah, seperti yang disampaikan oleh Penjabat Gubernur Ribka Haluk, sangat jelas. Bandara ini diharapkan bisa selesai pada November 2024, menjadikannya hadiah Natal yang luar biasa bagi masyarakat Papua Tengah.
Hal ini bukan sekadar mimpi, tapi visi yang sedang diwujudkan. Bahkan, pemerintah daerah aktif mendorong maskapai lain untuk beroperasi di bandara ini dengan pesawat yang lebih besar seperti Boeing, yang tentunya akan meningkatkan keterisian penumpang (load factor) dan memperkuat posisi bandara ini dalam peta transportasi udara nasional.
Lebih dari sekadar fisik bandara, pengembangan ini juga menyiratkan pentingnya koordinasi dan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Kristi Endah Murni, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub, menekankan pentingnya koordinasi dengan pemda setempat untuk menjamin keselamatan dan keamanan operasional penerbangan.
Hal ini adalah tanggung jawab bersama, di mana perencanaan tata ruang dan pengawasan yang ketat akan memastikan bahwa pengembangan ini berjalan sesuai dengan standar keselamatan internasional.
Di sisi lain, promosi pariwisata dan pengembangan sektor industri menjadi fokus berikutnya. Pemerintah daerah diharapkan untuk aktif mempromosikan destinasi wisata unggulan di Papua Tengah, sehingga bisa menarik lebih banyak wisatawan domestik maupun mancanegara.
Pariwisata yang berkembang akan memberikan multiplier effect bagi ekonomi lokal, mulai dari peningkatan pendapatan masyarakat, penciptaan lapangan kerja baru, hingga berkembangnya sektor-sektor terkait seperti perhotelan, kuliner, dan kerajinan tangan.
Sektor perdagangan juga tidak kalah pentingnya. Dengan bandara yang memadai, distribusi barang akan lebih efisien dan cepat, mengurangi biaya logistik dan meningkatkan daya saing produk lokal. Ini adalah peluang emas bagi para pelaku usaha di Papua Tengah untuk memperluas jangkauan pasar mereka, baik secara nasional maupun internasional.
Selain itu, sektor industri juga diharapkan bisa tumbuh dengan adanya infrastruktur yang mendukung, menjadikan Papua Tengah sebagai pusat pertumbuhan ekonomi baru yang potensial di Indonesia Timur.
Namun, tantangan tentu tetap ada. Pembangunan infrastruktur seperti ini memerlukan dana yang tidak sedikit dan koordinasi yang baik antara berbagai pihak. Pemerintah pusat dan daerah harus terus berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk swasta, untuk memastikan bahwa proyek ini bisa berjalan lancar dan selesai tepat waktu. Di sisi lain, masyarakat juga harus mendukung upaya ini dengan menjaga dan memanfaatkan fasilitas yang ada secara maksimal.
Optimisme harus terus dijaga, karena pengembangan Bandara Douw Aturue adalah bukti nyata bahwa Papua Tengah sedang bergerak maju. Ini adalah simbol harapan dan masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat setempat. Dengan infrastruktur yang semakin baik, diharapkan Papua Tengah bisa lebih cepat berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian nasional.
Pengembangan Bandara Douw Aturue bukan hanya tentang membangun fisik bangunan, tetapi juga membangun harapan dan masa depan yang lebih baik bagi Papua Tengah. Hal ini adalah ajakan untuk semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pelaku usaha, untuk bersama-sama mewujudkan visi besar ini.
Dengan semangat kebersamaan dan kerja keras, Papua Tengah bisa menjadi contoh sukses dari pengembangan infrastruktur yang membawa manfaat nyata bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakatnya. Mari kita dukung dan kawal bersama, demi Papua Tengah yang lebih maju dan sejahtera.
)* Mahasiswa Papua Tinggal di Surabaya