Mengapresiasi Perpanjangan PPKM Level 4 Tekan Kasus Covid-19
Oleh : Putri Fitria )*
PPKM level 4 diperpanjang lagi sampai 2 Agustus 2021. Masyarakat mengapresiasinya karena sadar bahwa program ini dibuat untuk menekan laju kasus corona.
Pandemi yang sudah dijalani selama lebih dari setahun, membuat kita merasa campur-aduk. Ada rasa takut karena ganasnya corona varian Agustus yang merupakan hasil mutasi. Namun terselip juga sedikit rasa jenuh karena kehidupan yang monoton. Akan tetapi, semua harus dijalani dengan ikhlas, dan menuruti segala program yang dibuat oleh pemerintah seperti PPKM, agar selamat dari corona.
PPKM darurat awalnya diberlakukan pada awal Juli dan diperpanjang jadi PPKM level 4, dan rencananya hanya akan berlaku sampai tanggal 25 Juli 2021. Akan tetapi Presiden Jokowi berpidato pada malam terakhir di PPKM level 4 dan memutuskan bahwa program ini akan diperpanjang lagi sampai tanggal 2 Agustus 2021. Penyebabnya karena kasus corona masih cukup tinggi.
Menurut data dari Tim Satgas Covid, jumlah pasien corona per tanggal 24 Juli 2021 masih lebih dari 45.000 orang, sementara angka kematian di atas 1.500 orang. Angka ini tentu mengkhawatirkan, karena penyebaran virus covid-19 masih tinggi. Dikhawatirkan akan terus naik jika PPKM level 4 dihentikan begitu saja.
Masyarakat tidak kaget dengan perpanjangan PPKM level 4 karena sudah memprediksi sejak awal. Mereka malah mengapresiasi karena perpanjangan program ini menunjukkan perhatian pemerintah, agar tidak terjadi kematian massal akibat ganasnya corona. Pemerintah sangat menjaga kesehatan rakyatnya, oleh karena itu PPKM level 4 diperpanjang.
Aturan dalam PPKM level 4 yang diperpanjang agak sedikit dilonggarkan, sehingga kita semua lega. Jika sebelumnya benar-benar tidak boleh dine in di restoran atau warung, sekarang diperbolehkan tetapi maksimal 20 menit. Tentu dengan menjaga protokol kesehatan seperti mencuci tangan dan menjaga jarak antar pengunjung, dan maksimal daya tampung 50%.
Selain itu, pabrik boleh dibuka lagi tapi shift maksimal 50%. Pasar rakyat yang menjual sembako boleh dibuka lagi, dengan protokol kesehatan yang ketat. Sementara pasar jenis lain buka sampai pukul 3 sore saja. Pedagang kaki 5, warung, dan usaha kecil boleh buka sampai jam 9 malam.
Semua aturan ini dibuat untuk mengatur agar jangan sampai ada pelonggaran tetapi malah meningkatkan kasus corona. Dengan pembatasan jam buka pasar, shift pekerja, dan pembatasan durasi makan di warung, maka diharap jumlah pasien corona akan menurun. Penyebabnya karena pembatasan ini bisa mengurangi kerumunan yang menyebabkan klaster baru.
Memang agak dilema ketika kesehatan dibenturkan dengan ekonomi, tetapi yang paling penting tentu mengutamakan kesehatan. Jangan sampai gara-gara alasan ekonomi, pasar dan warung dibuka full tanpa batasan, tetapi banyak orang yang kena corona. Akhirnya finansial negara akan kolaps dan akan benar-benar fatal akibatnya.
Masyarakat menyambut baik aturan dalam perpanjangan PPKM level 4 karena agak dilonggarkan, sehingga mereka bisa berdagang lagi di jalanan atau di dalam pasar. Roda perekonomian akan bergerak walau pelan-pelan, dan yang paling penting, mereka bisa berjualan lagi untuk mendapatkan sesuap nasi. Serta tidak takut kena corona karena selalu menaati protokol kesehatan.
Perpanjangan PPKM level 4 tidak ditentang, justru diapresiasi oleh masyarakat. Mereka sadar bahwa program ini diperpanjang demi kesehatan bersama, karena mobilitas yang dibatasi bisa menurunkan kasus corona di Indonesia. Jangan sampai PPKM level 4 dihentikan, ada pelonggaran besar-besaran, dan membuat kematian massal.
)* Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute