Mengapresiasi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia di Masa Pandemi Covid-19
Oleh : Alfisyah Diansari )*
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia melesat ke level positif hingga 7,07 persen pada kuartal II 2021. Masyarakat pun mengapresiasi pertumbuhan positif ini yang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi sudah pada jalur yang benar.
Pandemi menghantan hampir semua sektor di Indonesia, terutama ekonomi. Namun ada kabar baik di tengah fase yang mengerikan ini, karena pertumbuhan finansial negara naik 7.07%. Hal ini wajib kita apresiasi karena menunjukkan keseriusan pemerintah dalam menaikkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Apa yang paling ditakutkan saat pandemi? Selain takut kena corona, masyarakat juga takut akan krisis ekonomi jilid 2 dan tak ingin kejadian ngeri seperti tahun 1998 berulang. Pandemi memang membawa efek negatif ke bidang perekonomian dan ini tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
Namun ada kabar yang menggembirakan dari sektor ekonomi sehingga kita tidak usah galau berkepanjangan. Badan Pusat Statistik menumumkan bahwa ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 7,07% selama kuartal kedua 2021. Hal ini sesuai dengan target pemerintah, yakni pertumbuhan ekonomi sebesar 7%. Ketika ada kenaikan maka kita akan selamat dari jeratan resesi yang mengerikan.
Pertumbuhan ekonomi ini patut diapresiasi karena berbanding terbalik dengan kuartal pertama tahun 2021, di mana malah minus 0,74 %. Saat itu Presiden Jokowi tidak menyerah, tetapi beaiu optimis bahwa di kuartal kedua akan naik 7%. Sehingga prediksi Presiden benar-benar tepat karena ada kenaikan dan amat menggembirakan karena bisa selamat dari angka minus.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini juga dipicu oleh kenaikan pertumbuhan ekspor, di mana pada kuartal kedua tahun 2021 meningkat sebanyak 10,36%. Di mana negara-negara yang berdagang dengan Indonesia mulai membuka pintu ekspor-impor lebar-lebar dan kerja sama ini jelas saling menguntungkan. Sehingga ekspor akan lancar dan keadaan finansial Indonesia jadi makin sehat.
Kita juga wajib mengapresiasi pemerintah karena memicu pertumbuhan ekonomi, dari minus jadi plus. Diharap pula pada kuartal ketiga dan selanjutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan lebih besar lagi sehingga kondisi finansial negara akan sehat kembali. Jika perekonomian sehat maka rakyat makmur dan bisa menjalani kehidupan tanpa keluhan.
Jika ekonomi bertumbuh maka tidak akan terperosok dalam lubang resesi yang mengerikan, karena jika terjadi chaos akibat finansial negara yang terpuruk, bisa memicu krisis ekonomi jilid 2. Kita wajib optimis agar perekonomian terus bertumbuh, bukannya murung dan menyerah begitu saja. Badai pasti berlalu, corona pasti akan hilang, dan kita bisa menjalani hidup seperti biasa serta semangat untuk bekerja.
Jika perekonomian bertumbuh maka pemerintah bisa mencicil hutang negara dan memakmurkan masyarakat, serta mengatasi pandemi dengan berbagai program. Tak bisa dipungkiri bahwa program-program untuk mengatasi pandemi tentu butuh uang sebagai modal dasar. Sehingga kegigihan pemerintah untuk menaikkan kembali finansial negara patut dipuji.
Kenaikan di bidang perekonomian terjadi karena beberapa program yang dibuat oleh pemerintah, di antaranya di bidang kesehatan. Mengapa harus kesehatan? Penyebabnya karena kesehatan dan perekonomian saling berkaitan. Jika masyarakat sehat maka otomatis perekonomian kuat, karena mereka semangat untuk bekerja.
Bayangkan jika tidak ada kebijakan untuk stay at home di awal pandemi tahun lalu atau PPKM level 4 tidak diperpanjang. Maka akan banyak yang bergelimpangan karena kena corona dan terjadi kematian massal. Sehingga perekonomian negara bisa terpuruk, karena fokus untuk mengatasi banyak warga negara yang sakit parah.
Oleh karena itu kita wajib untuk mengapresiasi pemerintah karena program-programnya jitu, sehingga baik di bidang kesehatan dan perekonomian sama-sama naik. Kita wajib optimis bahwa keadaan ini akan berlalu dan pandemi bisa diakhiri dengan lebih cepat.
Naiknya pertumbuhan perekonomian di Indonesia wajib diapresiasi karena pemerintah sudah berusaha keras agar tidak terperosok dalam resesi. Ketika keadaan finansial negara sehat, maka bisa digunakan untuk modal dalam menangani efek pandemi. Sehingga rakyat akan sehat, kuat, dan bisa bersama-sama membangun negara.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini