Polemik Politik

Mengapresiasi Stimulus Ekonomi Pemerintah Atasi Dampak Covid-19

Oleh : Alfisyah Kumalasari )*

Penyebaran Virus Corona atau Covid-19 tidak hanya berimplikasi pada kesehatan, namun juga berimplikasi pada perekonomian masyarakat. Menyiasati kondisi tersebut, Pemerintah  telah menyebar stimulus ekonomi hingga Rp405,1 triliun.

Perhatian pemerintah akan realisasi percepatan penanganan bencana global akibat Covid-19 sudah mulai kentara. Keterbatasan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari direspon oleh Presiden Jokowi dengan menyediakan anggaran dana sebesar Rp405,1 T. Dengan diterapkannya stimulus ini, maka diharapkan bakal mampu membantu rakyat yang kini sedang dalam kondisi darurat akibat COVID-19.

Kebijakan Pemerintah diambil menyusul pemberlakuan physical distancing atau Pembatasan sosial Berskala besar (PSBB) dalam hal ini pelaksanaannya akan lebih diperketat lagi. Mengingat potensi penyebaran virus ini sudah sedemikian tinggi. Data terbaru menyebutkan angka kematian  wilayah DKI Jakarta meningkat di angka 85 jiwa, belum lagi di daerah lainnya.

Maka dari itu pelaksanaan PSBB akan disertai dengan sejumlah bantuan dari pemerintah. Alokasi anggaran tersebut pun digunakan untuk beberapa kegiatan. Anggaran sebesar Rp 75 triliun khusus dana kesehatan, Rp 110 triliun bagi jaring pengaman sosial atau sosial safety net (SSN), Rp 70,1 triliun khusus insentif perpajakan, beserta stimulus kredit usaha rakyat (KUR). Anggaran ini termasuk Rp150 triliun akan dialokasikan untuk pembiayaan bagi program pemulihan ekonomi skala nasional.

Jokowi merincikan, sekitar Rp 75 triliun ini rencananya akan digunakan untuk penyediaan  APD (alat pelindung diri), alat kesehatan lain, seperti rest kit, Reagen, ventilator hingga hand sanitizer. Sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh kementerian kesehatan. Termasuk upgrade sampai 132 rumah sakit rujukan untuk menangani pasien Corona.

Selain itu, anggaran kesehatan ini juga akan dialokasikan bagi insentif tenaga medis. Seperti dokter spesialis, dokter umum, perawat beserta tenaga medis lainnya. Jokowi juga menambahkan akan memberikan santunan kematian pada keluarga tenaga medis hingga Rp300 juta.

Dana khusus Social safety net akan dimanfaatkan untuk menyalurkan program keluarga harapan (PKH) kepada setidaknya 10 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang nilai bantuannya bakal dinaikkan 25% dalam kurun waktu setahun. Yakni dengan rincian dari jumlah awal 15,2 juta meningkat jadi 20 juta penerima. Dengan Besaran manfaat Rp200 ribu selama kurang lebih 9 bulan. Persentase ini ditengarai naik 33 persen dari jumlah sebelumnya.

Demikian pula dengan kartu Prakerja yang turut dinaikkan dari nilai awal Rp 10 triliun menjadi Rp 20 triliun agar mampu meng cover sekitar 5,6 juta bagi pekerja informal, dan juga pelaku usaha mikro dan kecil.  Ada pula stimulus untuk pembebasan biaya listrik 3 bulan bagi 24 juta pelanggan listrik dengan besaran 450VA.

Sementara pemberlakuan diskon hingga 50 persen bagi 7 juta pelanggan untuk daya 900VA bersubsidi. Hal ini berlaku juga untuk pengadaan dukungan logistik sembako beserta  kebutuhan pokok dengan nominal sebesar Rp 25 triliun. Yang mana akan didistribusikan secata merata serta dikoordinasikan dengan para pemangku kepentingan

Sedangkan, insentif KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang dimaksud ialah, penundaan pembayaran pokok plus bunga untuk semua skema KUR yang telah terdampak COVID-19 hingga 6 bulan.

Berdasarkan fakta diatas, harapan masyarakat untuk menghadapi pandemi ini akan lebih tenang. Sehingga penerapan PSBB-pun juga akan dapat dimaksimalkan dan menekan angka ekspansi virus Corona hingga titik akhir.

Tak menampik, jika faktor ekonomi merupakan salah satu hal yang paling mendominasi. Apalagi hal tersebut berkaitan langsung dengan masalah “perut”. Namun, memang bukan hanya urusan perut saja, deretan masalah lain seperti cicilan kredit, biaya kontrakan, biaya listrik, atau rincian biaya lainnya yang membuat rakyat makin semrawut.

Dengan pernyataan Presiden Jokowi ini tentunya makin memantapkan mental masyarakat untuk menggantungkan penghidupan mereka kepada pemerintah, khususnya saat menghadapi wabah Corona ini. Sinergitas yang dibutuhkan saat ini memang dirasa cukup besar, pasalnya kesolidaritasan inilah yang mampu membuat kita semua bisa melawan pandemi COVID-19 hingga akhir. Marilah kiranya, saling memberikan dukungan agar semua masalah lekas terpecahkan. Pun dengan Corona yang tengah melanda. Ayo Lawan COVID-19 bersama-sama.

) *Penulis adalah pengamat sosial ekonomi, aktif dalam Lembaga Studi Informasi Strategis (LSISI)

Show More

Related Articles

Back to top button

Adblock Detected

Kami juga tidak suka iklan, kami hanya menampilkan iklan yang tidak menggangu. Terimakasih