Mengapresiasi Tindakan Tegas TNI AU Terhadap Oknum Penganiaya Warga Papua
Oleh : Moses Waker )*
Masyarakat mengapresiasi tindakan tegas TNI AU terhadap oknum yang melakukan penganiayaan terhadap warga Papua. Masyarakat di Bumi Cendrawasih diminta untuk tidak terprovokasi, karena permasalahan ini sudah ditangani oleh TNI AU dan tersangkanya sudah pasti akan mendapatkan hukuman yang setimpal.
Ketika ada kasus penganiayaan di Merauke terhadap penyandang tunawicara, maka masyarakat langsung heboh, karena pelakunya adalah seorang oknum tentara. Mereka langsung teringat kasus serupa di Amerika. Penyebabnya karena pelakunya sama-sama dari aparat, meski penyebab penganiayaannya berbeda.
Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak terprovokasi, apalagi menghujat TNI AU. Penyebabnya karena 2 orang dalam video tersebut adalah oknum, dan yang jelas mereka sudah mempermalukan TNI AU. Kelakuan oknum tersebut memang tidak berperikemanusiaan, tetapi jangan disangkutpautkan dengan TNI AU pada umumnya, karena mereka mungkin sedang khilaf.
Marsma Indan Gilang Buldansyah, Kepala Dinas Penerangan TNI AU menyampaikan permintaan maaf secara resmi atas kasus ini. Ia sangat menyesali peristiwa ini. Dalam artian, beliau sudah meminta maaf dan tidak berusaha melindungi anak buahnya, karena memang ia yang melakukan kesalahan besar. Kita wajib mengapresiasi langkah beliau yang mengakui kesalahan dan bersikap kesatria.
TNI AU sebagai aparat adalah sahabat rakyat, dan akan selalu setia bersama rakyat. Ketika ada oknum yang mencemarkan nama TNI karena menyakiti warga sipil, maka ia akan mendapat hukuman yang setimpal. Para oknum juga sudah ditahan oleh POM AU dan tidak dibiarkan begitu saja. Bahkan, Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Fadjar Prasetyo mencopot Komandan Pangkalan Udara Johanes Abraham Dimara (Lanud Dma) Kolonel Pnb Herdy Arief Budiyanto dan Komandan Satuan Polisi Militer Lanud Dma. Oleh sebab itu, tidak usah lagi ada kontroversi yang mewarnai kasus ini. Penyebabnya karena dikhawatirkan akan memperkeruh suasana dan akan membuat pihak oposisi memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan.
Jika kasus ini terus ‘digoreng’ maka akan berbuntut panjang dan akan mempermalukan nama Indonesia di mata dunia. Penyebabnya karena bisa saja ada pihak asing yang membuat image seolah-olah semua aparat di negeri ini tidak ramah kepada kaum disabilitas. Padahal yang bersalah hanya 2 orang tetapi yang kena getahnya banyak prajurit, bagaikan kena nila setitik rusak susu sebelanga.
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto amat marah saat mengetahui ada kasus di Merauke. Beliau meminta Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal Fadjar Prasetyo untuk mencopot 2 pejabat paling lambat malam ini. Yakni Komandan Pangkalan Udara dan Komandan Satuan Polisi Militer.
Konsekuensi dari kasus ini memang sangat berat dan mereka sudah mendapatkan hukumannya. Sehingga sebagai masyarakat sipil, kita diminta untuk tidak membuat suasana makin panas. Penyebabnya karena percuma saja menghujat karena tidak akan menambah hukuman bagi para pelaku, mereka mendapatkan pengadilan intern dan tidak bisa dicampuri oleh kalangan sipil.
Masyarakat juga diminta untuk tidak terprovokasi, karena jika ada kasus semacam ini akan dimanfaatkan oleh kelompok kepentingan yang bertujuan politis. Nanti bisa saja berita kasus ini ditambah-tambahkan lalu dibelokkan, seolah-olah pemerintah saat ini tidak bersikap humanis. Padahal tidak seperti itu.
Penganiayaan yang dilakukan oleh 2 orang oknum TNI AU memang sangat disesalkan dan pelakunya sudah langsung mendapatkan hukuman yang setimpal. Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan tidak menyebarkan video tersebut, karena akan memperkeruh suasana.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Surakarta