Mengapresiasi Tren Penurunan Kasus Kematian Covid-19
Oleh : Zakaria )*
Masyarakat mengapresiasi tren penurunan kasus kematian akibat Covid-19 yang terjadi belakangan ini. Masyarakat pun diimbau untuk terus meningkatkan Prokes dan mengikuti vaksinasi guna mencegah penularan kasus Covid-19.
Direktur Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML) Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan ada penurunan kasus kematian meski setiap harinya terlapor lebih dari 1000 kasus kematian.
Nadia mengatakan, penambahan kasus kematian terlihat tinggi karena ada beberapa daerah yang terlambat melaporkan kasus kematian harian. Hal tersebut menyebabkan kasus kematian kadang menumpuk pada satu hari.
Ia menuturkan pihaknya melihat bahwa trennya terus menurun, memang masih di angka 1000 kasus kematian dalam sehari, tetapi karena ada data rapelan dari perbaikan data kasus konfirmasi di daerah. Namun Nadia belum menjelaskan daerah yang masih merekapitulasi data kasus kematian tersebut. Berdasarkan data di laman Satgas Covid-19, memasuki Agustus penambahan kasus kematian berada di atas angka 1000 kasus.
Pada 1 Agustus kasus kematian bertambah 1.604 kasus, anggka tersebut terus fluktuatif meski penambahannya tetap di atas 1.000 kasus kematian sehari. Pada 10 Agustus kasus kematian bahkan bertambah hingga 2.048 kasus.
Penambahan angka kematian terlihat menurun memasuki akhir Agustus. Catatan penambahan kematian terendah sepanjang Agustus ini pada 23 Agustus dengan 842 kasus kematian sehari. Namun sehari setelahnya pada 24 Agustus, penambahan kematian kembali di angka 1.038 kasus dan 1.041 kasus pada 25 Agustus.
Sementara itu angka kasus kematian terus mengalami penambahan, rasio keterisian tempat tidur atau BOR di RS rujukan juga terus melandai. Dalam laman Kemenkes pada 25 Agustus 2021, angka BOR di 34 provinsi di Indonesia berada di bawah 60%. Artinya keterisian tempat tidur di RS Covid-19 di Indonesia berada di bawah ambang batas aman WHO 60%.
Provinsi tertinggi dengan BOR tertinggi yaitu Kalimantan Timur, namun itu pun hanya 51,1%, artinya masih dibawah 60%. Sementara itu di Pulau Jawa, angka BOR lebih rendah. Di antaranya DKI Jakarta hanya 37,6%, Jawa Barat 7,9 persen, Jawa Timur 16,7%, Banten 6,8 persen, Jawa Tengah 10,1 persen dan DIY 25,2%. Nadia mengaku pihaknya tidak memiliki cara khusus untuk menekan angka kasus kematian. Disamping itu, ia menilai kasus kematian sudah mengalami tren penurunan dan angka BOR juga rendah.
Sejauh ini Kemenkes tetap mengupayakan penguatan rumah sakit sebagai antisipasi jika terjadi lonjakan kasus pasien Covid-19 bergejala berat-kritis. Nadia juga mengatakan masih mengutamakan telemedisin untuk pasien Covid-19 dengan gejala ringan.
Saat ini Indonesia berada di urutan 8 untuk kasus kematian tertinggi karena Covid-19, dan telah melebihi Italia yang sebelumnya kasus kematiannya lebih tinggi. Sementara itu di urutan pertama ada Amerika Serikat, Brazil, India, Meksiko, Peru, Rusia dan Inggris.
Meski demikian, Indonesia masih di peringkat 3 dengan penambahan angka kematian tertinggi setelah Meksiko dan Rusia, yang masing-masing bertambah 835 orang dan 789 orang. Pada kesempatan berbeda, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengajak masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan seperti mengenakan masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak. Penerapan protokol kesehatan tersebut merupakan cara yang paling ampuh untuk mencegah penularan virus covid-19, khususnya sejumlah varian baru yang telah masuk ke Indonesia.
Untuk mengantisipasi agar varian baru virus corona tidak menyebar lebih luas, Kementerian Kesehatan akan lebih intens dalam melakukan genome sequencing di sejumlah daerah-daerah yang terpantau telah terdeteksi ditemukan varian baru tersebut. Sehingga pihaknya bisa melakukan langkah-langkah isolasi atau langkah-langkah karantina yang tepat agar virus mutasi baru tidak cepat menyebar ke daerah-daerah lain.
Kita tak dapat mengelak bahwa nyatanya ketertiban masyarakat dalam menaati protokol kesehatan akhir-akhir ini agak menurun. Kemungkinan turunnya kesadaran kepatuhan terhadap protokol kesehatan tersebut karena jenuhnya masyarakat saat terhadap pandemi.
Menurunnya angka kematian pada pasien Covid-19 merupakan prestasi yang patut diapresiasi, penurunan kasus ini tentu saja merupakan hasil kolaborasi antara kebijakan pemerintah, peran vital tenaga kesehatan dan kesadaran masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Penurunan angka kematian karena covid-19 tentu diharapkan akan menjadi pertimbangan bagi pemerintah untuk kembali menggerakkan roda perekonomian yang sempat tersendat, sehingga sektor kesehatan dan ekonomi dapat segera pulih.
)* Penulis adalah kontributor Lingkar Pers dan Mahasiswa Cikini