Mengecam Aksi Sadis KST Bunuh Aktivis Perempuan Saat Bantu Para Pengungsi Papua
Kekejian terus dilakukan oleh KST Papua, kali ini mereka melakukan pembunuhan secara sangat sadis kepada seorang aktivis perempuan bernama Michelle Kurisi, padahal dirinya sangat ingin membantu para pengungsi di Papua sendiri, namun alih-alih disambut dengan baik, akan tetapi justru dia dituding sebagai intel dan nyawanya langsung dihabisi.
Keberadaan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua memang telah sangat meresahkan segenap warga masyarakat orang asli Papua (OAP) sendiri karena sudah banyak sekali sederetan aksi yang sangat keji mereka lakukan sejauh ini, termasuk bagaimana tatkala mereka melakukan penyanderaan kepada masyarakat sipil, yakni Pilot maskapai penerbangan Susi Air hingga adanya penembakan kepada beberapa jajaran aparat keamanan dari personel gabungan TNI dan Polri yang terus terjadi belakangan ini.
Diketahui pula bahwa gerombolan separatis tersebut memiliki persenjataan dan amunisi yang cukup banyak. Kemudian pengikut rata-rata mereka ternyata adalah para pemuda di Papua. Catatan kekejaman yang selama ini dilakukan pun cukup panjang, beberapa diantaranya yakni mereka telah melakukan perampasan senjata, pembantaian warga sipil, pembantaian karyawan Istaka Karya di Nduga, penyerangan markas marinir dengan pelontar granat dan masih banyak lagi.
Sebagai senjata tempur yang digunakan untuk melawan jajaran aparat keamanan dari personel gabungan Tentara Nasional Indonesia (TNI) dan Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), KST Papua kerap kali menggunakan senjata mematikan berjenis AK-47, yang mana senjata itu juga digunakan mereka untuk membantai prajurit TNI saat melakukan kontak senjata dengan gerombolan separatis di Pegunungan Nduga Papua dalam operasi pencarian Pilot Susi Air bernama Philips Mark Mehrtens.
Pada suatu kesempatan, Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti juga membeberkan berbagai macam aksi dari gerombolan makar dari Bumi Cenderawasih tersebut yang selama ini memang telah merugikan banyak sekali orang. Mereka telah melakukan pemerasan dengan membakar pesawat, kemudian tidak sampai di sana, namun mereka bahkan menyandera dan menembak orang-orang yang tidak berdosa.
Di sisi lain, Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Dudung Abdurachman menyebutkan bahwa memang selama ini KST Papua hanya merupakan kelompok kriminal yang mencari makan dengan cara memeras. Karena dengan berbagai macam aksi keji tersebut, tentunya kemudian pihak TNI menjamin bahwa kegiatan politik yang mereka miliki sangat terbatas, bahkan pihak luar neger pun sama sekali enggan untuk merespon mereka.
Baru-baru ini, Kelompok Separatis dan Teroris di Papua itu kembali melancarkan aksi keji mereka dengan membunuh seorang aktivis perempuan asal Bumi Cenderawasih bernama Michelle Kurisi Ndoga secara sangat sadis di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua Pegunungan.
Gerombolan separatis itu menembak Michelle hingga dirinya tewas saat hendak mengumpulkan data tentang para pengungsi perang masyarakat Nduga. Mengetahui adanya kasus tersebut, Kepala Penerangan Daerah Militer (Kapendam) XVII / Cenderawasih Letnan Kolonel Infanteri (Letkol Inf) Johanis Parinussa dalam keterangannya menyebutkan bahwa aktivis perempuan tersebut merupakan murni masyarakat sipil yang justru memiliki niatan untuk bisa membantu para pengungsi di Nduga.
Dengan hal itu, Kapendam juga memastikan bahwa Michelle bukanlah seorang mata-mata atau Intel dari TNI sebagaimana yang sempat dituduhkan oleh gerombolan separatis tersebut. Alih-alih niatan baik yang dilakukan oleh seorang aktivis perempuan itu didukung dan disambut dengan sangat baik pula, namun justru niatan baiknya harus dibayar dengan mahal karena dirinya tewa dibunuh oleh KST Papua secara sadis.
Sementara itu, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah (Kabid Humas Polda) Papua, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Ignatius Benny Ady Prabowo juga mengaku bahwa pihaknya telah menerima adanya laporan terkait kematian dari aktivis kemanusiaan itu dan kini jajarannya tengah melakukan penyelidikan mendalam atas kasus tersebut.
Lebih lanjut, Kabid Humas Polda Papua itu meminta dan mengajak serta mengimbau kepada seluruh masyarakat di Papua untuk tidak mudah terpancing atau tidak mudah terprovokasi mengenai kasus pembunuhan terhadap seorang aktivis perempuan tersebut. Pasalnya bukan hanya melakukan tindak yang sangat keji saja, namun mereka juga memanfaatkan media sosial atau ruang digital untuk terus mempropagandakan banyak isu hingga berita bohong atau hoaks yang bersifat sangat adu domba dengan banyaknya narasi serta framing menyesatkan.
Harapan besar agar masyarakat tidak mudah untuk mempercayai apapun framing atau berita sesat yang disebarluaskan oleh pihak propagandis KST Papua, terlebih memang segala pemberitaan yang mereka sebarkan tersebut belum terbukti kebenarannya. Kasus pembunuhan aktivis perempuan padahal dirinya sangat ingin untuk memberikan bantuan dengan mengumpulkan data warga masyarakat pengungsi di Nduga memang merupakan sebuah kasus yang sangat memprihatinkan. Banyak sekali kekejian terus disajikan oleh pihak KST Papua dan telah merugikan masyarakat secara luas.