Mengecam Serangan Teror KST Papua
Masyarakat mengecam serangan teror yang dilakukan Kelompok Separatis dan Teroris (KST) Papua. Masyarakat mendukung TNI/ Polri untuk menindak tegas gerombolan ini yang telah merusak kedamaian di Papua.
Kedamaian di Papua bisa rusak gara-gara KST karena mereka terlalu sering membuat kekacauan dan membahayakan masyarakat. Oleh karena itu di Bumi Cendrawasih ada Satgas Nemangkawi yang ditugaskan untuk memburu pasukan KST dan juga anggota kepolisian yang menjaga keamanan warga sipil. Masyarakat sudah tidak kaget ketika ada polisi yang patroli karena memang itu jadi tugas mereka.
Kehadiran polisi di Papua tentu untuk menjaga ketertiban, agar masyarakat selamat dari amukan KST. Akan tetapi KST malah membuat ulah dengan menyerang Polsek Sugapa, tanggal 18 November 2021 jam 07.52 WITA. Penembakan berasa dari tower sebanyak 4 kali, juga ada tembakan dari bagian belakang Polsek. Hal ini dinyatakan oleh Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan.
Petugas melakukan penyisiran menggunakan drone (untuk alasan keamanan) dan ditemukan 5 orang yang membawa 3 buah senjata api. Setelah itu dilakukan pemeriksaan lanjutan. Meski tidak ada korban jiwa atau luka-luka tetapi tetap dilakukan pengusutan karena KST tentu berbahaya dan jangan sampai tingkahnya merugikan, baik ke masyarakat sipil maupun aparat.
Pengejaran dilakukan oleh Satgas Nemangkawi dan aparat gabungan TNI dan Polri, agar pelaku penembakan segera tertangkap. Mereka harus mempertanggungjawabkan perbuatannya. Jangan sampai KST berkeliaran lalu menembak warga sipil dan mengacaukan keamanan di Papua.
Pengamanan juga dilakukan oleh kepolisian Sugapa di berapa tempat umum agar masyarakat terjaga, terutama di Bandara, karena merupakan titik vital. Jangan sampai anggota KST ketahuan kabur via pesawat terbang atau malah melakukan teror pada penumpang di sana.
Masyarakat mengecam serangan KST karena mereka nekat sekali menembaki kantor polisi. Padahal tentu saja aparat memiliki senjata yang lebih lengkap, tetapi malah menyerang dengan sombongnya. Aparat keamanan memang sering diserang duluan karena merepresentasikan pemerintah Indonesia yang dibenci oleh anggota KST.
Warga sipil juga heran mengapa KST segitu bencinya sampai menyerang duluan. Padahal jika memang ada one on one shoot, mereka pasti kalah, karena kurangnya pengalaman dan senjata. Namun malah menembak dengan brutal.
KST memang harus diberantas karena tidak mendapatkan simpati sama sekali oleh masyarakat. Mereka tidak mau diajak untuk membelot karena setia dan cinta kepada NKRI. Untuk apa mendirikan negara sendiri jika menjadi bagian dari Indonesia sudah sejahtera? Apalagi di bawah pemerintahan Presiden Jokowi, masyarakat Papua amat diperhatikan dan berbagai infrastruktur dibangun demi kesejahteraan bersama.
KST sudah buta mata hatinya karena menganggap Papua dijajah oleh Indonesia padahal saat ini Bumi Cendrawasih sudah dimakmurkan oleh pemerintah pusat. Buktinya otonomi khusus (Otsus) diperpanjang tahun 2021 ini dan dana yang diberikan jauh lebih besar. Saat ada Otsus jilid 2, hak warga untuk bersuara juga diperhatikan, dan orang asli Papua (OAP) boleh memimpin daerahnya sendiri karena gubernur, wagub, walikota, dan wakilnya harus OAP.
Warga sipil di Bumi Cendrawasih mendukung penangkapan KST karena mereka sudah lelah dengan berbagai teror yang dilakukan oleh kelompok separatis tersebut. Selain ada teror secara fisik (yang membuat takut kena peluru nyasar) juga ada teror secara mental, baik di dunia nyata maupun dunia maya. Sungguh meresahkan.
Serangan KST ke Polsek Sugapa langsung dikecam oleh masyarakat Indonesia, khususnya warga Papua, karena polisi adalah sahabat rakyat. Akan tetapi malah diserang dengan brutal oleh KST. Kelompok separatis itu terus diburu agar tidak lagi mengacaukan perdamaian di Bumi Cendrawasih.
Oleh : Rebecca Marian
Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Jakarta