Menghadirkan Pancasila di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
Oleh: Yogi Utama (Mahasiswa Ilmu Politik Universitas Bung Karno)
Pancasila sebagai dasar negara, ideologi bangsa, dan pandangan hidup bangsa sejatinya harus mampu memandu dan menjawab segala macam tantangan dinamika kehidupan bangsa. Termasuk saat menghadapi pandemi Covid-19, yang telah membawa perubahan drastis dan dramatis dalam segala aspek kehidupan bangsa, tidak hanya kesehatan, melainkan juga ekonomi, pendidikan, dan sosial.
Agar NKRI tidak “ambyar” oleh pandemi Covid-19, maka seluruh komponen bangsa wajib memahami, menghadirkan, menginternalisasi, serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam semua aspek kehidupan termasuk dalam memasuki peradaban baru, yang disebut era Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB). Namun, secara umum nilai-nilai Pancasila mampu mengantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang tangguh menghadapi berbagai tantangan dan hambatan.
Di era AKB ini, kebiasaan dan nilai baru bakal menggantikan kebiasaan lama setelah perubahan dramatis itu terjadi. Setiap individu memiliki peran dan tanggung jawab masing-masing sehingga tidak bisa hanya satu atau sekelompok masyarakat saja yang menjalaninya. Diperlukan kerja sama dan gotong royong dari seluruh elemen bangsa Indonesia.
Maka dari itu, perlu kehadiran strategi kebangsaan yang didasari nilai Pancasila dalam wujud nilai gotong-royong segenap komponen bangsa untuk bersama-sama menghadapi setiap masalah yang ada. Gotong royong telah menjadi cara yang ampuh dan terbukti dapat mengalahkan berbagai macam tantangan yang menimpa negeri ini.
Semua itu merupakan tugas kita bersama, mengaktualisasikan nilai gotong royong dalam semua dimensi kehidupan, agar Pancasila mampu hadir disetiap dinamika perkembangan zaman. Pancasila juga dapat menjadi tonggak kekuatan bangsa sebagai pegangan hidup memasuki era penuh hambatan dan keluar sebagai pemenang sejati.
Gotong-royong juga harus menjadi paradigma AKB yang merupakan cara berpikir dalam rangka memandu perilaku untuk menanggulangi masalah dengan mengadaptasi nilai baru, realitas baru yang senantiasa berubah terus menerus.
Dalam konteks perang melawan Covid-19, seluruh bangsa perlu memiliki cara berpikir yang sama, bahwa pandemi harus diatasi bersama-sama bukan semata-mata hanya sekedar tugas pemerintah. Nilai Pancasila harus menjadi kekuatan modal sosial yang mampu menjadi pengikat, perekat, penyambung, dan pengait seluruh komponen kekuatan bangsa untuk bergotong-royong dan bersinergi dalam mengatasi masalah besar bangsa secara efisien dan efektif.
Pancasila mampu menghasilkan energi positif seperti rasa tanggung jawab, kepedulian, kejujuran, kerja sama, solidaritas, dan transparansi untuk mewujudkan empati dan ikatan sosial antarmasyarakat, juga dengan pemerintah guna mengantisipasi dampak buruk pandemi Covid-19, seperti krisis ekonomi ataupun krisis di bidang lainnya.
Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 sesungguhnya tidak dapat bekerja sendiri tanpa mendapat dukungan dan kedisiplinan dari seluruh masyarakat. Sehingga strategi ke depan yang masih harus terus dilakukan ialah bagaimana meningkatkan stamina dan imunitas masyarakat, disiplin diri, dan kesadaran kolektif masyarakat mencegah penyebaran Covid-19.
Maka dari itu, perlu kekuatan bersama untuk saling mengingatkan dan mengedukasi untuk patuh norma hidup baru dengan mengacu kepada protokol kesehatan. Mari menjadi pahlawan untuk melindungi diri kita sendiri, keluarga, dan lingkungan. Dengan semangat kemerdekaan dan Pancasila bersama kita tingkatan disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk suksesnya pelaksanaan AKB karena berdamai bukan berarti menyerah, melainkan beradaptasi menghadirkan peluang terbaik guna bertahan hidup, kemudian bangkit, dan menang melawan Covid-19.