Mengoptimalkan Potensi Generasi Milineal Dalam Mensukseskan Kebijakan Nasional Demi Pembangunan Nasional
Oleh : Anwar Ibrahim )*
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi informasi yang kian pesat, media sosial telah bertransformasi sebagai salah satu sumber informasi yang digemari masyarakat. Kehadiran media sosial yang digunakan sebagai sumber informasi nyatanya juga telah mengubah pola interaksi sosial masyarakat dimana, kapan, dengan siapa, dan berbagi informasi apa saja.
Media sosial memberikan kemerdekaan seluas-luasnya bagi para pengguna untuk mengekspresikan dirinya, pendapatnya, apa yang baru diketahuinya, atau mungkin sekadar mencurahkan suka dukanya. Semakin aktif seseorang menggunakan media sosial maka ia akan dianggap gaul dan kekinian. Sedangkan yang tidak bermedia sosial akan dianggap kuno, ketinggalan jaman, atau tidak kekinian.
Secara positif dengan adanya media sosial, komunikasi dan interaksi antar individu menjadi semakin mudah, efektif, dan cepat. Namun kenyataan lain menunjukkan banyaknya jumlah pengguna Internet di Indonesia, serta tingginya frekuensi mengakses konten informasi dan media sosial, tidak serta-merta menjamin ‘kedewasaan’ pengguna media sosial atau netizen Indonesia.
Selain itu, berbagai kasus penyalahgunaan internet juga marak, mulai dari internet fraud, adiksi atau kecanduan, pelanggaran privasi, bias realitas, hingga yang sedang marak adalah meluasnya berita bohong atau hoaks. Kesengajaan penyebaran hoaks bahkan digunakan untuk keuntungan dan kepentingan oknum-oknum tertentu. Secara konstitusi pemanfaatan teknologi informasi hingga sanksi pidana bagi yang melanggar telah diatur sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Berdasarkan temuan Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemkominfo) terdapat 1224 konten hoaks yang tersebar hingga Maret 2019. Beberapa diantaranya tentu masih tersimpan dalam ingatan kita semua, ruang media sosial pernah dihebohkan dengan berita bohong tentang adanya ribuan tenaga kerja asing asal tiongkok, berita bohong tentang penganiayaan seorang aktivis oleh sekelompok orang, berita hoax guna menggiring opini masyarakat yang berpotensi menimbulkan keresahan, perselisihan, dan kegaduhan.
Kegaduhan yang timbul akibat berita bohong yang tersebar di media sosial dinilai dapat berdampak dalam kehidupan riil, karena media sosial juga membentuk konstruksi pemaknaan tentang asumsi sosial kita. Kegaduhan yang terjadi di media sosial tidak jarang menggunakan sentimen identitas yang bermuara pada hujatan ataupun ujaran kebencian, dan karenanya dapat melunturkan semangat multikulturalisme yang menjadi landasan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Pada akhirnya konsep tentang kebhinekaan mengalami dekonstruksi oleh argumen-argumen yang dibentuk melalui media sosial. Berita bohong juga ditengarai dapat mengancam stabilitas sosial politik maka melawan Hoax harus sampai ke akar-akarnya guna terwujudnya persatuan indonesia.
Sinergitas Kaum Melineal Lawan Hoax Demi Stabilitas Pembangungan Nasional
Media sosial sebagai salah satu media komunikasi dapat membentuk opini publik yang menumbuhkan semangat optimisme terhadap kebijakan pemerintah kedepan. Media sosial pada hakikatnya dapat menciptakan iklim yang mendukung pembangunan agar masyarakat dapat memahami, menerima, dan berpartisipasi dalam pembangunan diperlukan sinergitas Warganet demi mendukung pembangunan nasional secara merata.
Kemunculan hoax secara bertubi-tubi yang tidak mendapat respons cepat secara proporsional oleh pemerintah dibanding berita negatifnya, akan menimbulkan asumsi pertanda bahwa peristiwa tersebut benar dan dibiarkan terjadi, hal ini tidak boleh terjadi. Salah satu aspek yang dapat terdampak dari terpaan hoax adalah kepercayaan publik. Kepercayaan publik merupakan variabel penting demi terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Kepercayaan akan menghasilkan legitimasi publik yang sangat memberikan semangat dan optimisme bagi masyarakat untuk ikut membantu pemerintah menjalankan berbagai kebijakannya agar dapat mewujudkan Indonesia maju yang diidamkan selama ini, Kaum milemial Siap Kerja Sama Melawan Hoax Untuk Indonesia Maju!. Potensi Generasi Milineal harus dioptimalkan Dalam Mensukseskan Kebijakan Nasional Demi Pembangunan Nasional.
)* Santri – Pegiat Medsos