Mengungkap Jaringan Pemasok Senjata Separatis Papua
Oleh : Alfred Jjigibalom )*
Masyarakat mengapresiasi penangkapan pemasok senjata bagi kelompok Separatis dan Teroris (KST) di Papua. Kendati demikian, Publik terus mendesak kepolisian dan instansi keamanan lainnya untuk mengungkap jaringan pemasok senjata tersebut, termasuk yang melibatkan oknum pemerintahan setempat.
Ketua MPR Bambang Soesatyo meminta aparat kepolisian untuk tetap melakukan investigasi jaringan pengadaan senjata api dan amunisi kepada Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Kabupaten Puncak.
Dirinya mengaku mengapresiasi kinerja Satgas Ops Nemangkawi yang berhasil mengamankan terduga pelaku penjual senpi dan amunisi ke KKSB, dan meminta aparat untuk terus menginvestigasi sehingga diketahui latar belakang dan pelaku intelektual dibelakangnya serta menindak tegas pelaku sesuai dengan hukum positif yang berlaku.
Pendalaman terhadap jaringan penjual senjata api dan amunisi tersebut mutlak dilakukan termasuk menggali informasi mulai dari sumber dana hingga aktifitas pengiriman uang untuk membeli senjata dan amunisi dari terduga pelaku.
Apalagi diketahui bahwa salah satu barang bukti yang diamankan aparat adalah uang ratusan juta rupiah.
Pemerintah lanjutnya harus berkomitmen untuk memutus rantai pemasokan dari mulai aliran dana dan senjata api. Hal ini bertujuan untuk mempersempit ruang gerak sekaligus mencegah berulangnya aksi teror senjata yang dilakukan oleh KKSB, serta memberikan rasa aman pada masyarakat.
Pada kesempatan berbeda, Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri membeberkan awal mula penangkapan seorang prima bernama Rayius Murib alias Neson Murib yang diduga pemasok senjata bagi kelompok kriminal bersenjata (KKB).
Mathius mengatakan, kecurigaan bermula saat petugas menemukan uang ratusan juta yang diduga untuk membeli senjata.
Ia juga mempertanyakan, untuk apa membawa uang hingga sebanyak itu, dugaan kuat uang tersebut digunakan untuk membeli senjata api.
Mathius lalu melanjutkan, Neson diketahui anggota KKB pimpinan Lekagak Telenggen.
Namun, dalam aksinya Neson berada di bawah komando kelompok yang berada di kawasan Ilaga, di Bawah Pimpinan Numbuk Telenggen.
Diduga kuat, Neson adalah sosok penting dalam jaringan penjual senjata api dan amunisi yang melakukan transaksi kepada KKB di Papua. Dirinya juga diketahui telah melakukan sejumlah transaksi yang mencapai miliaran rupiah terkait dengan penjualan dan pembelian senpi beserta amunisinya. Total yang dikirim dan diterima adalah Rp 1.393.100.000.
Seperti diketahui, Neson alias Ratius Murib ditangkap oleh personel Sub Satgas Penyelidik Unit II Satgas Penegakan Hukum Operasi Nemangkawi di Puncak Jaya, Papua. Saat itu dia membawa uang tunai sebanyak Rp 370 juta dalam bentuk pencahan Rp 100 ribu.
Selain uang tunai senilai ratusan juta rupiah dan catatan bantuan uang dari Pemda Puncak untuk KKB, Satgas Nemangkawi juga berhasil menyita buku catatan penolakan otonomi khusus dan aksi penembakan di Kabupaten Puncak dan buku catatan pengeluaran dan pemasukan dana bantuan dari simpatisan TPNPB.
Tak hanya itu, Polisi juga menemukan beberapa buku tabungan atas nama Ratius Murib dan beberapa telepon genggam. Ada juga belasan kertas resi bukti transfer ke pihak-pihak yang diduga jaringan penjual senpi.
Sementara itu pihak kepolisian juga akan memanggil siapapun yang terlibat dalam kegiatan pemasokan senjata ke teroris kelompok kriminal bersenjata (KKB) Papua. Polisi juga akan menerbangkan tersangka pemasok senjaga KKB, Neson Murib dari Puncak Jaya ke Polda Papua, Jayapura untuk mengembangkan kasus ini.
Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal menuturkan, kasus ini akan ditarik ke Ditreskrim Polda Papua, dana tersangka akan diterbangkan.
Secara tergas Kamal juga mengatakan bahwa siapa saja yang terlibat kasus tersebut, akan dipanggil nantinya.
Kamal juga belum membeberkan nama-nama yang akan dipanggil untuk dimintai klarifikasi. Dirinya menyampaikan baru bisa menentukan setelah penyidik Polda Papua membelajari hasil BAP sekaligus keterangan yang didapat dari Neson.
Jika melihat dari besarnya perputaran uang dalam kasus ini, tentu tidak hanya 1 orang yang terlibat, sehingga siapapun yang terlibat dalam bisnis perdagangan senjata di Papua, wajib ditumpas demi keamanan dan Keutuhan NKRI.
Jaringan pemasok senjata untuk KKSB tentu saja harus ditumpas, karena senjata tersebutlah yang dijadikan instrumen bagi mereka untuk menebarkan teror di tanah Papua.
)* Penulis adalah mahasiswa Papua tinggal di Bali